Priceless Gift [Epilog]
Author : BlossomJjong a.k.a Seffya
Title : Priceless
Gift epilog
Main Cast : Im
Yoona & Lee Jonghyun
Other
Cast: Kwon Yuri , Lee Seohyun,
Jung Yonghwa, Kim Hyera (OC), and Other.
Desclaimer : The cast are belong to God and Themselves.
The story originally by me that imagination come from God.
Rating :
Genre : Romance,
Family
Author Note : I decide to make this epilog cz maybe all of
you were dissapointed of the cliffhang ending of this story. I just can do
this, hope you like it. Enjoy reading.....!! J
Yoona POV
Tak pernah ku sangka, hari ulang tahun ku yang kupikir akan
menjadi hari ulang tahun terburuk sepanjang hidupku berubah menjadi hari yang tak akan penah aku lupakan selamanya. Limpahan cinta dari
orang-orang yang kucintai dan yang mencintaiku, Orang tua dan adikku, Yuri
eonnie, keluarga baruku, dan tentu saja kekasihku Lee Jonghyun, Ohh... aku
masih tak percaya pria tampan itu telah menjadi milikku sekarang.
Keadaan kakiku yang cidera berangsung-angsur membaik dan
benar-benar pulih satu bulan kemudian, keluarga baruku, keluarga Lee, menjagaku
dan merawatku dengan sangat baik. Terlebih Lee Jonghyun, dia menjadi sangat
protektif terhadapku, tak mengizinkanku melakukan apapun yang memungkinkan cideraku
menjadi bertambah parah, berlebihan memang, tapi aku juga merasa senang karena
perhatiannya. Satu lagi yang membuatku tak enak hati selain karena aku merasa
telah merepotkan keluarga ini, adalah Jonghyun yang selalu berangkat kerja
lebih siang dari pada biasanya dan pulang sebelum waktunya selama aku tinggal
dirumahnya, mungkin ini karena aku, aku merasa tak enak hati pada Appa Jonghyun
karena membuat anaknya menjadi tidak disiplin seperti ini. Maka ketika kondisi
ku sudah pulih benar, sesegera mungkin aku ingin pulang ke apartment ku
sendiri, aku sudah rindu sekali dengan tempat itu, dan agar kehidupan di rumah
keluarga Lee kembali berjalan normal seperti sebelum aku datang.
Kim Hyera sekarang tengah menjalani hukumannya di penjara kantor
polisi Seoul karena percobaan pembunuhannya yang dilakukannya padaku. Aku
sempat beberapa kali mengunjunginya disana, awalnya Jonghyun tak mengizinkan ku
untuk datang. Dia masih sangat membenci gadis itu dan tak ingin sesuatu hal
terjadi lagi padaku jika aku tiba-tiba muncul di hadapannya setelah semua yang
terjadi antara kami. Hyera telah berubah selama dia berada disana, dia bahkan
selalu tak lupa untuk meminta maaf dengan berlinang air mata padaku setiap kali
aku datang mengunjunginya. Sebenarnya, selama ini aku mengenal Hyera, dia
adalah gadis yang baik, hanya saja dia tak tahu bagaimana cara mensyukuri atas
semua apa yang dimilikinya dan aku bersyukur sekarang dia telah berubah dan
menyadari semua kesalahannya selama ini.
Kehidupan cintaku bersama Jonghyun berjalan cukup baik meskipun
beberapa kali sempat ada gangguan. Satu hal yang kadang aku syukuri dan benci
secara bersamaan adalah karena aku memiliki kekasih dengan wajah setampan dewa
Yunani. Dia tak pernah sekalipun tak menarik perhatian ketika berada
dikeramaian. Para gadis-gadis selalu mencuri-curi pandang padanya dan mencoba
menarik perhatiannya padahal aku sedang berada di sampingnya, apa mereka tak tahu bahwa pria ini adalah
milikku, aku selalu merasa kesal sendiri karenanya, tak mungkin kan aku
menyalahkan wajah tampannya yang menjadi penyebab semua ini, itu adalah
anugerah yang lebih untuk disyukuri dari pada di benci. Tapi yang membuatku
mampu menghilangkan rasa cemburu itu adalah Pria ini, Lee Jonghyun, akan selalu
langsung mengeratkan genggamannya atau memeluk pundakku erat ketika menyadari
bahwa mood ku telah mendadak berubah. Dia akan melakukan apapun demi bisa
menghilangkan rasa ketidaknyamananku, memperlakukanku dengan luar biasa,
membuatku merasa menjadi wanita paling bahagia di dunia karena memilikinya.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, setahun kemudian studi S2
ku lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Wisudaku di adakan tak lama
setelah Seohyun yang juga lulus S1 nya di universitas yang sama. Tentu saja
Jonghyun datang bersama Orangtua ku menghadiri Upacara kelulusanku ini, mereka
begitu akrab satu sama lain seperti keluarga sendiri, Jonghyun adalah anak yang
baik kata eomma dan Appaku, dia mampu menempatkan dan membawa dirinya dengan
sangat baik, itu kenapa meraka sangat menyukai Jonghyun semenjak awal. Bahkan
adik laki-lakiku begitu dekat dengannya, dia menjadi sering berkunjung ke Korea
hanya untuk bertemu dengan Jonghyun, lihat,
dia telah mencuri perhatian dari semua orang. Dia mengajari adikku bermain
gitar, berlatih judo, dan lainnya, aktifitas pria yang tak bisa dia lakukan
bila sedang bersamaku. Sepulang dari acara wisuda itu, keluarga Lee telah
menyiapkan pesta untuk merayakan kelulusanku dan Seohyun ini. Semua orang
datang dan membuat suasana menjadi begitu meriah. Satu hal yang tak kubayangkan
akan terjadi hari itu adalah sekali lagi Jonghyun melamarku di depan orang
tuanya dan Orangtuaku, di depan semua orang. Aku shock, tercengang beberapa saat
tak mampu berkata apapun.
“ Yoona, will you marry me
?” katanya sambil menggenggam kedua tanganku dan menatap lembut tepat di kedua
belah mataku, semua orang terdiam menyaksikan peristiwa romantis ini.
Aku masih menatap Jonghyun tak percaya, aku kehilangan kesadaran
untuk berkata-kata selama beberapa detik, dan kurasakan kupu-kupu tiba-tiba
berkumpul dalam perutku dan beterbangan dengan riang disana, membawa sensasi
berbeda rasa gugup dan antusias dalam waktu yang bersamaan, sampai Yuri eonnie
yang berada tepat disebelahku menyenggol lenganku, membawaku kembali ke alam
sadarku.
Aku langsung tersenyum malu ketika masih mendapati semua orang
menatapku dan terutama Jonghyun yang menantikan jawabanku akan lamarannya.
“ Yes... I will “
Jawabku sambil menyunggingkan senyum bahagiaku. Semua orang bersorak gembira,
Jonghyun langsung memelukku erat tak peduli bahwa semua orang sekarang sedang
menggoda kami berdua. Pelukannya hangat, erat, dan melindungi, dia tak
melepaskan aku sampai beberapa saat dalam keriuhan orang-orang yang ikut
bahagia di sekitar kami.
Dia kemudian mengeluarkan sebuah kotak persegi kecil yang dibalut
kain beludru merah yang elegan dari kantung celananya, setelah melepas
pelukannya, dibukannya kotak itu dan langsung menampakkan sebuah cincin berlian
putih yang amat sangat cantik. Di raihnya kembali tanganku dan menyematkannya
di jari manis ku, begitu cantik dan pas tersemat disana, seakan-akan ini memang
di design khusus hanya untuk ku, Ohh...
apakah aku berlebihan, tapi aku sungguh sangat bahagia sekali sekarang, bagaimana bisa pria ini
menjadi sangat luar biasa romantis seperti ini, padahal di awal aku mengenal
dirinya, dia tak lebih dari seorang pria tampan yang dingin dan cuek, mungkin
aku salah menilainnya selama ini.
“ You are mine , Now, Im
Yoona “ katanya tegas menyatakan kepemilikannya terhadap diriku, dia
menyunggingkan senyum bangga. Aku hanya mampu membalasnya dengan anggukan kecil
dan senyum yang tak henti-hentinya terkembang.
Para Orangtua kami tak kalah antusiasnya, mereka mulai berdiskusi
mengenai kapan dan bagaimana pernikahan kami akan dilaksanakan padahal lamaran
belum juga lama berlalu. Tapi aku dan Jonghyun memutuskan untuk setidaknya
memberikan waktu beberapa bulan sampai kami benar-benar siap untuk melangsungkan
pernikahan, orang tua kami akhirnya hanya mampu menerima dan memberi dukungan
yang terbaik untuk kami berdua.
Aku bekerja disebuah klinik kesehatan jiwa sebagai psikolog beberapa
bulan ini, aku sungguh menikmati pekerjaan ini. Ini menyenangkan sekali. Dan
aku sudah mengundurkan diri dari Biro Jodoh milih Yuri eonnie, temannya yang
cuti beberapa waktu lalu juga sudah kembali bekerja. Yuri eonnie tanpa aku duga
sudah merancang pernikahan dengan teman semasa kecilnya yang kembali bertemu
beberapa tahun belakangan ini. Pernikahan mereka dihelat dengan meriah dan
semua orang berbahagia, aku bahagia kakak perempuanku ini akhirnya telah
menemukan jodohnya.
Setahun setelah acara lamaran itu, kami menghelat upacara
pernikahan kami. Hari paling bahagia untuk kami berdua ini begitu sakral penuh
cinta dan kehangatan, semua datang dan berbahagia. Gaun putih panjang yang
menjuntai indah membalut tubuhku dan tuxedo hitam mewah milik Jonghyun begitu
berpadu serasi melengkapi kesempurnaan pesta perkawinan ini. Buket bunga yang
kulemparkan sebagai salah satu ritual yang biasa di lakukan pengantin wanita
itu berhasil mendarat mulus di tangan adik iparku Seohyun, tak diragukan lagi,
Yonghwa pasti akan mengajaknya menikah
tak lama lagi, dan itu terbukti tak lebih dari setahun berlalu.
Kehidupan pernikahan lebih membahagiakan dari yang kubayangkan.
Kami pindah ke rumah milik kami sendiri yang sudah dibeli Jonghyun sebelum
pernikahan itu berlangsung, dia sudah menyiapkan semuanya dengan sangat baik
rupannya. Dan kebahagiaan yang selalu dinantikan setiap pasangan pengantin
adalah kehadiran malaikat kecil penyempurna kehidupan, aku hamil setelah dua
bulan pernikahan, ini sangat luar biasa.
“ Yeobo, sejak kapan pastinya kau mulai mencintaiku ?” tanyaku
tiba-tiba. Kami sedang bercengkerama berdua, berbaring di atas ranjang saling
berhadapan dan membicarakan berbagai hal bersama. Dia mengelus perutku yang
semakin membuncit pada usia kehamilan 7 bulan.
“ hmm... Molla.... sejak awal mungkin, kau menarik perhatianku
sejak pertama kali kita bertemu “ katanya sambil mencoba mengingat-ingat.
“Jinjja...? “ tanyaku tak percaya.
“ Jinjaya... itu kenapa aku ingin selalu dekat-dekat denganmu dan
mendengar suaramu setiap hari, meskipun aku sedang sangat lelah sekali sepulang
kerja, suaramu selalu berhasil membuat rasa lelahku hilang, jadi aku bisa tidur
nyenyak setelahnya “ jawabnya mantap. Ahh...
benarkah ? jadi itu alasannya dia selalu meneleponku setiap malam meskipun tak
sedang ingin membicarakan soal hasil kencan butannya. Wahh... aku benar-benar
tak menyangka.
“ Jagiya, Apa kau tahu, sebenarnya tanpa sadar aku selalu
membandingkan gadis-gadis teman kencanku itu denganmu, awalnya aku tak tahu
kenapa, kupikir karena kau termasuk orang yang cukup menarik perhatianku, maka
aku harus mencari yang lebih dari dirimu atau minimal sama denganmu, tapi pada
akhirnya aku malah tak mendapatkan apapun, karena pada kenyataanya memang hanya
kau saja yang bisa mencuri dan mengunci perhatianku dari awal sampai sekarang,
dan seterusnya “ jelasnya sambil terus menatap mataku intens, ada kelembutan
dan cinta yang tulus terpancar darinya.
“ Bagaimana denganmu ?” tanyanya balik padaku.
“ Hmm...Molla... mungkin karena kau terus saja berada di
sekelilingku dan memaksaku terus terlibat dengan kehidupanmu, hmm... siapa yang
akan melewatkan pria tampan yang datang, dan setelah itu aku berpikir untuk
memilikimu sendiri ” jawabku setengah bergurau.
“ Jinjaa ?? kau mencintaiku hanya karena aku tampan, itu saja....
Aishh...Jeongmall!! “ dia terlihat kesal dengan jawabanku. Diam-diam aku tersenyum
melihat wajahnya yang seperti itu, sangat cute.
“ Jinjaa ?... malhaebwa....hanya karena itu......” Jonghyun terus
saja bertanya sementara tangannya menggelitiki pinggangku, membuatku geli dan
terus tertawa keras.
“ ahh.... apppeo “ tiba-tiba kurasakan perutku sedikit mengejang
dan nyeri karena gerakanku yang sedikit kelewat batas karena gelitikan
Jonghyun. Ku pegang perutku dan meringis kesakitan.
Jonghyun langsung panik melihatku kesakitan.
“ Ohh.... manhi appeo ??
odiga ??” dia ikut mengelus perutku lembut mencoba menghilangkan rasa nyeri
yang terjadi disana, memberiku rasa nyaman dan hangat, perlahan-lahan rasa
sakitnya mereda.
“ Baby, maafkan Appa, eoh” katanya pada perutku yang masih terus
di elusnya lembut. Aku tersenyum melihatnya. Jonghyun memang rutin berbicara
pada bayi kami yang masih didalam kandunganku ini, mengajakknya berbicara dan
menyanyikannya lagu-lagu. Dia adalah calon ayah yang baik.
Dia menarikku dalam pelukannya , mendekapku erat dan mengelus
rambutku penuh cinta.
“ maafkan aku sayang “ katanya sedikit merasa bersalah karena
telah membuatku merasa kesakitan.
“ hmm...Saranghae Oppa “ kataku lembut dalam pelukannya.
“ Nado Saranghae, chagiya....” balasnya sambil mengecup keningku lembut.
Dua bulan kemudian bayi laki-laki yang luar biasa tampan lahir
dari rahimku. Jonghyun dengan setia menungguku menjalani proses ini, tak
meninggalkan ku sedetikpun dari sampingku, merelakan lengannya terluka karena
cengkeraman kuku ku yang terlalu dalam disana, memberikan dukungan lewat kata
dan doanya yang menguatkanku. Matanya terus menatapku intens seolah-olah
mengatakan bahwa dia juga merasakan apa yang aku rasakan, kesakitan ini, dia
juga merasakannya, dia akan selalu disini bersamaku berbagi sakit ini berdua,
bahwa aku tak akan sendirian selama ada dirinya. Dan akhirnya, Perjuangan hebat
yang berlangsung kurang lebih 10 jam dalam persalinan normal terbalas dengan
kebahagiaan ketika kami mendengar suara tangisnya menggema untuk pertama kali
di dunia ini. Buah hati, buah cinta kami terlahir di dunia dengan sehat dan
sempurna. Lee Yoonjong, nama yang kami berikan padanya dengan penuh cinta dan
kasih
.
5 tahun kemudian......
“ Appa ayo kejar aku “ Yoonjong berlari berkeliling halaman
belakang rumah kami yang luas dan asri. Mereka berdua sedang bermain di
rerumputan, berkejaran dan berguling-guling riang.
Aku memandangi mereka berdua, ayah dan anak itu dari ayunan kayu
tak jauh dari situ. Putra kami Yoonjong sudah berusia hampir lima tahun
sekarang, dia tumbuh dengan sehat dan tampan, dia memiliki perpaduan wajah kami
berdua dengan sangat sempurna. Sejak kecil dia sudah dilimpahi banyak kasih
sayang dari kami semua, kakek dan neneknya begitu memanjakannya, tak keberatan
untuk berlama-lama membawanya pergi berlibur bersama mereka, begitu juga dengan
Seohyun dan Yonghwa, ketika awal mereka menikah dan belum dikarunia anak,
mereka sering iseng membawa Yoonjong tanpa permisi yang selalu membuat Jonghyun
kesal dibuatnya. Dia terlalu menyayangi putranya itu dan sedikit protektif
terhadapnya sama seperti yang dia lakukan terhadapku.
Mereka tertawa lepas ketika Jonghyun berhasil menangkapnya dan
mereka berguling-guling di rerumputan dengan riang.
“ eomma... come here “
Yoonjong menoleh kearahku dan melambaikan tangannya memintaku untuk bergabung.
Dia membaringkan kepalanya di lengan sebelah kanan Jonghyun dengan nyaman,
Jonghyun ikut menoleh dan tersenyum kearahku.
Aku mendekat dan bergabung dengan mereka berbaring di rerumputan
di bawah pohon sakura. Jonghyun merentangkan lengan sebelah kirinya memintaku
untuk meletakkan kepalaku di sana. Kami bertiga berbaring menengadahkan muka ke
arah langit yang terlihat dari sela-sela dahan pohon sakura yang jarang-jarang.
Cuaca begitu cerah dan hangat hari ini, sehangat keluarga kami.
Aku terus tersenyum memandang ke arah langit, seolah-olah
perjalanan kehidupanku dan Jonghyun kembali di putar di layar raksasa dunia itu
dengan runtut dan urut. Bagaimana sejak awal bermula sampai sekarang kami
mejadi keluarga bahagia. Sungguh ini sangat sempurna, suami yang tampan dan
penuh cinta, yang memberikan seluruh jiwa dan raganya untuk mencintaiku dan
putra kami, dan buah hati yang begitu hebat dan menggemaskan, sumber
kebahagiaan baru dalam keluarga kecil kami, Apa yang terpikir ingin aku minta lagi
dalam setiap doaku selain semoga semua ini akan berlangsung indah selamanya,
bahwa kami akan selalu bersama-sama selamanya.
“ Appa... kapan aku punya adik bayi, seperti Seo imo dan Yong
samcheon... aku ingin adik perempuan “ kata Yoonjong tiba-tiba merengek kepada
ayahnya yang terlihat cukup kaget dengan permintaan putra semata wayangnya itu
yang tiba-tiba. Seo dan Yonghwa memang baru saja di karunia anak perempuan yang
cantik beberapa waktu lalu. Tapi akhirnya dia hanya mampu tersenyum melihat
tingkah anaknya yang menggemaskan itu.
Jonghyun mengalihkan pandangannya padaku yang juga terlihat
kaget. Sedetik Kemudian kami malah tertawa lepas menanggapi permintaan putra
kami yang out of the blue itu.
“ minta pada eomma untuk memberikanmu adik, jongie “ kata jonghyun beralih menatap
putranya dan mengelus puncak kepalannya lembut.
“ eommaaa....” Yoonjong yang merasa mendapat jalan langsung
beralih merengek pada ku dengan mata memelas seperti kucing dan bibir
mengerucut serta pipi yang mengembung lucu, persis seperti yang sering
dilakukan Appanya.
“ Oppa... Aishh...” aku memukul dada bidang Jonghyun ringan,
merasa kesal karena membuat Yoonjong menjadi beralih merengek kepadaku, ini
pasti akan berlangsung selamanya sampai dia mendapatkan apa yang diinginkannya.
Aigoo.....
“ hahahha....” Jonghyun malah tertawa lepas menanggapi
kekesalanku dan menarik tubuhku semakin merapat begitu juga dengan Yoonjong,
dia mendekap kami berdua di lengannya yang kokoh, melindungi kami dengan
sepenuh hati dan jiwanya.
Kami tetap dalam posisi ini sampai beberapa waktu tanpa ada yang
bersuara, membiarkan suara alam mengiringi kebahagiaan yang melingkupi keluarga
kami. Aku dan Jonghyun terus menatap
langit yang cerah dengan senyum terkembang, larut dalam pikiran bahagia kami
masing-masing, sementara Yoonjong sudah asyik bermain dengan video game nya ,
masih dalam dekapan nyaman Appanya.
Ohh GOD.... this life
is so Beautiful like a Blue sky.....
Ohh... dan setiap
perayaan ulang tahun kami yang berdekatan ini setiap tahunnya kami akan selalu
berlibur ke berbagai tempat favorite. Mengunjungi semua amusement park,
tempat-tempat wisata yang indah dan romantis bersama keluarga kecil kami yang
lengkap dan bahagia, Sempurna.
“
Chagiya..... Saengil Chukae...... Saranghae....”
END
ANNYEONG!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar