Selasa, 03 November 2015

Priceless Gift Epilog



Priceless Gift [Epilog] 

Author       :         BlossomJjong a.k.a Seffya
Title            :         Priceless Gift epilog
Main Cast   :         Im Yoona &          Lee  Jonghyun
Other Cast:         Kwon Yuri , Lee Seohyun, Jung Yonghwa, Kim Hyera (OC), and Other.
Desclaimer :         The cast are belong to God and Themselves. The story originally by me that imagination come from God.
Rating        :       
Genre         :        Romance,  Family
Author Note        :   I decide to make this epilog cz maybe all of you were dissapointed of the cliffhang ending of this story. I just can do this, hope you like it. Enjoy reading.....!! J

Yoona POV
Tak pernah ku sangka, hari ulang tahun ku yang kupikir akan menjadi hari ulang tahun terburuk sepanjang hidupku  berubah menjadi hari yang tak akan penah  aku lupakan selamanya. Limpahan cinta dari orang-orang yang kucintai dan yang mencintaiku, Orang tua dan adikku, Yuri eonnie, keluarga baruku, dan tentu saja kekasihku Lee Jonghyun, Ohh... aku masih tak percaya pria tampan itu telah menjadi milikku sekarang.
Keadaan kakiku yang cidera berangsung-angsur membaik dan benar-benar pulih satu bulan kemudian, keluarga baruku, keluarga Lee, menjagaku dan merawatku dengan sangat baik. Terlebih Lee Jonghyun, dia menjadi sangat protektif terhadapku, tak mengizinkanku melakukan apapun yang memungkinkan cideraku menjadi bertambah parah, berlebihan memang, tapi aku juga merasa senang karena perhatiannya. Satu lagi yang membuatku tak enak hati selain karena aku merasa telah merepotkan keluarga ini, adalah Jonghyun yang selalu berangkat kerja lebih siang dari pada biasanya dan pulang sebelum waktunya selama aku tinggal dirumahnya, mungkin ini karena aku, aku merasa tak enak hati pada Appa Jonghyun karena membuat anaknya menjadi tidak disiplin seperti ini. Maka ketika kondisi ku sudah pulih benar, sesegera mungkin aku ingin pulang ke apartment ku sendiri, aku sudah rindu sekali dengan tempat itu, dan agar kehidupan di rumah keluarga Lee kembali berjalan normal seperti sebelum aku datang.

Kim Hyera sekarang tengah menjalani hukumannya di penjara kantor polisi Seoul karena percobaan pembunuhannya yang dilakukannya padaku. Aku sempat beberapa kali mengunjunginya disana, awalnya Jonghyun tak mengizinkan ku untuk datang. Dia masih sangat membenci gadis itu dan tak ingin sesuatu hal terjadi lagi padaku jika aku tiba-tiba muncul di hadapannya setelah semua yang terjadi antara kami. Hyera telah berubah selama dia berada disana, dia bahkan selalu tak lupa untuk meminta maaf dengan berlinang air mata padaku setiap kali aku datang mengunjunginya. Sebenarnya, selama ini aku mengenal Hyera, dia adalah gadis yang baik, hanya saja dia tak tahu bagaimana cara mensyukuri atas semua apa yang dimilikinya dan aku bersyukur sekarang dia telah berubah dan menyadari semua kesalahannya selama ini.
Kehidupan cintaku bersama Jonghyun berjalan cukup baik meskipun beberapa kali sempat ada gangguan. Satu hal yang kadang aku syukuri dan benci secara bersamaan adalah karena aku memiliki kekasih dengan wajah setampan dewa Yunani. Dia tak pernah sekalipun tak menarik perhatian ketika berada dikeramaian. Para gadis-gadis selalu mencuri-curi pandang padanya dan mencoba menarik perhatiannya padahal aku sedang berada di sampingnya, apa mereka tak tahu bahwa pria ini adalah milikku, aku selalu merasa kesal sendiri karenanya, tak mungkin kan aku menyalahkan wajah tampannya yang menjadi penyebab semua ini, itu adalah anugerah yang lebih untuk disyukuri dari pada di benci. Tapi yang membuatku mampu menghilangkan rasa cemburu itu adalah Pria ini, Lee Jonghyun, akan selalu langsung mengeratkan genggamannya atau memeluk pundakku erat ketika menyadari bahwa mood ku telah mendadak berubah. Dia akan melakukan apapun demi bisa menghilangkan rasa ketidaknyamananku, memperlakukanku dengan luar biasa, membuatku merasa menjadi wanita paling bahagia di dunia karena memilikinya.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, setahun kemudian studi S2 ku lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Wisudaku di adakan tak lama setelah Seohyun yang juga lulus S1 nya di universitas yang sama. Tentu saja Jonghyun datang bersama Orangtua ku menghadiri Upacara kelulusanku ini, mereka begitu akrab satu sama lain seperti keluarga sendiri, Jonghyun adalah anak yang baik kata eomma dan Appaku, dia mampu menempatkan dan membawa dirinya dengan sangat baik, itu kenapa meraka sangat menyukai Jonghyun semenjak awal. Bahkan adik laki-lakiku begitu dekat dengannya, dia menjadi sering berkunjung ke Korea hanya untuk bertemu dengan Jonghyun, lihat, dia telah mencuri perhatian dari semua orang. Dia mengajari adikku bermain gitar, berlatih judo, dan lainnya, aktifitas pria yang tak bisa dia lakukan bila sedang bersamaku. Sepulang dari acara wisuda itu, keluarga Lee telah menyiapkan pesta untuk merayakan kelulusanku dan Seohyun ini. Semua orang datang dan membuat suasana menjadi begitu meriah. Satu hal yang tak kubayangkan akan terjadi hari itu adalah sekali lagi Jonghyun melamarku di depan orang tuanya dan Orangtuaku, di depan semua orang. Aku shock, tercengang beberapa saat tak mampu berkata apapun.
Yoona, will you marry me ?” katanya sambil menggenggam kedua tanganku dan menatap lembut tepat di kedua belah mataku, semua orang terdiam menyaksikan peristiwa romantis ini.
Aku masih menatap Jonghyun tak percaya, aku kehilangan kesadaran untuk berkata-kata selama beberapa detik, dan kurasakan kupu-kupu tiba-tiba berkumpul dalam perutku dan beterbangan dengan riang disana, membawa sensasi berbeda rasa gugup dan antusias dalam waktu yang bersamaan, sampai Yuri eonnie yang berada tepat disebelahku menyenggol lenganku, membawaku kembali ke alam sadarku.
Aku langsung tersenyum malu ketika masih mendapati semua orang menatapku dan terutama Jonghyun yang menantikan jawabanku akan lamarannya.
Yes... I will “ Jawabku sambil menyunggingkan senyum bahagiaku. Semua orang bersorak gembira, Jonghyun langsung memelukku erat tak peduli bahwa semua orang sekarang sedang menggoda kami berdua. Pelukannya hangat, erat, dan melindungi, dia tak melepaskan aku sampai beberapa saat dalam keriuhan orang-orang yang ikut bahagia di sekitar kami.
Dia kemudian mengeluarkan sebuah kotak persegi kecil yang dibalut kain beludru merah yang elegan dari kantung celananya, setelah melepas pelukannya, dibukannya kotak itu dan langsung menampakkan sebuah cincin berlian putih yang amat sangat cantik. Di raihnya kembali tanganku dan menyematkannya di jari manis ku, begitu cantik dan pas tersemat disana, seakan-akan ini memang di design khusus hanya untuk ku, Ohh... apakah aku berlebihan, tapi aku sungguh sangat bahagia sekali sekarang, bagaimana bisa pria ini menjadi sangat luar biasa romantis seperti ini, padahal di awal aku mengenal dirinya, dia tak lebih dari seorang pria tampan yang dingin dan cuek, mungkin aku salah menilainnya selama ini.
You are mine , Now, Im Yoona “ katanya tegas menyatakan kepemilikannya terhadap diriku, dia menyunggingkan senyum bangga. Aku hanya mampu membalasnya dengan anggukan kecil dan senyum yang tak henti-hentinya terkembang.
Para Orangtua kami tak kalah antusiasnya, mereka mulai berdiskusi mengenai kapan dan bagaimana pernikahan kami akan dilaksanakan padahal lamaran belum juga lama berlalu. Tapi aku dan Jonghyun memutuskan untuk setidaknya memberikan waktu beberapa bulan sampai kami benar-benar siap untuk melangsungkan pernikahan, orang tua kami akhirnya hanya mampu menerima dan memberi dukungan yang terbaik untuk kami berdua.
Aku bekerja disebuah klinik kesehatan jiwa sebagai psikolog beberapa bulan ini, aku sungguh menikmati pekerjaan ini. Ini menyenangkan sekali. Dan aku sudah mengundurkan diri dari Biro Jodoh milih Yuri eonnie, temannya yang cuti beberapa waktu lalu juga sudah kembali bekerja. Yuri eonnie tanpa aku duga sudah merancang pernikahan dengan teman semasa kecilnya yang kembali bertemu beberapa tahun belakangan ini. Pernikahan mereka dihelat dengan meriah dan semua orang berbahagia, aku bahagia kakak perempuanku ini akhirnya telah menemukan jodohnya.
Setahun setelah acara lamaran itu, kami menghelat upacara pernikahan kami. Hari paling bahagia untuk kami berdua ini begitu sakral penuh cinta dan kehangatan, semua datang dan berbahagia. Gaun putih panjang yang menjuntai indah membalut tubuhku dan tuxedo hitam mewah milik Jonghyun begitu berpadu serasi melengkapi kesempurnaan pesta perkawinan ini. Buket bunga yang kulemparkan sebagai salah satu ritual yang biasa di lakukan pengantin wanita itu berhasil mendarat mulus di tangan adik iparku Seohyun, tak diragukan lagi, Yonghwa  pasti akan mengajaknya menikah tak lama lagi, dan itu terbukti tak lebih dari setahun berlalu.
Kehidupan pernikahan lebih membahagiakan dari yang kubayangkan. Kami pindah ke rumah milik kami sendiri yang sudah dibeli Jonghyun sebelum pernikahan itu berlangsung, dia sudah menyiapkan semuanya dengan sangat baik rupannya. Dan kebahagiaan yang selalu dinantikan setiap pasangan pengantin adalah kehadiran malaikat kecil penyempurna kehidupan, aku hamil setelah dua bulan pernikahan, ini sangat luar biasa.
“ Yeobo, sejak kapan pastinya kau mulai mencintaiku ?” tanyaku tiba-tiba. Kami sedang bercengkerama berdua, berbaring di atas ranjang saling berhadapan dan membicarakan berbagai hal bersama. Dia mengelus perutku yang semakin membuncit pada usia kehamilan 7 bulan.
“ hmm... Molla.... sejak awal mungkin, kau menarik perhatianku sejak pertama kali kita bertemu “ katanya sambil mencoba mengingat-ingat.
“Jinjja...? “ tanyaku tak percaya.
“ Jinjaya... itu kenapa aku ingin selalu dekat-dekat denganmu dan mendengar suaramu setiap hari, meskipun aku sedang sangat lelah sekali sepulang kerja, suaramu selalu berhasil membuat rasa lelahku hilang, jadi aku bisa tidur nyenyak setelahnya “ jawabnya mantap. Ahh... benarkah ? jadi itu alasannya dia selalu meneleponku setiap malam meskipun tak sedang ingin membicarakan soal hasil kencan butannya. Wahh... aku benar-benar tak menyangka.
“ Jagiya, Apa kau tahu, sebenarnya tanpa sadar aku selalu membandingkan gadis-gadis teman kencanku itu denganmu, awalnya aku tak tahu kenapa, kupikir karena kau termasuk orang yang cukup menarik perhatianku, maka aku harus mencari yang lebih dari dirimu atau minimal sama denganmu, tapi pada akhirnya aku malah tak mendapatkan apapun, karena pada kenyataanya memang hanya kau saja yang bisa mencuri dan mengunci perhatianku dari awal sampai sekarang, dan seterusnya “ jelasnya sambil terus menatap mataku intens, ada kelembutan dan cinta yang tulus terpancar darinya.
“ Bagaimana denganmu ?” tanyanya balik padaku.
“ Hmm...Molla... mungkin karena kau terus saja berada di sekelilingku dan memaksaku terus terlibat dengan kehidupanmu, hmm... siapa yang akan melewatkan pria tampan yang datang, dan setelah itu aku berpikir untuk memilikimu sendiri ” jawabku setengah bergurau.
“ Jinjaa ?? kau mencintaiku hanya karena aku tampan, itu saja.... Aishh...Jeongmall!! “ dia terlihat kesal dengan jawabanku. Diam-diam aku tersenyum melihat wajahnya yang seperti itu, sangat cute.
“ Jinjaa ?... malhaebwa....hanya karena itu......” Jonghyun terus saja bertanya sementara tangannya menggelitiki pinggangku, membuatku geli dan terus tertawa keras.
“ ahh.... apppeo “ tiba-tiba kurasakan perutku sedikit mengejang dan nyeri karena gerakanku yang sedikit kelewat batas karena gelitikan Jonghyun. Ku pegang perutku dan meringis kesakitan.
Jonghyun langsung panik melihatku kesakitan.
Ohh.... manhi appeo ?? odiga ??” dia ikut mengelus perutku lembut mencoba menghilangkan rasa nyeri yang terjadi disana, memberiku rasa nyaman dan hangat, perlahan-lahan rasa sakitnya mereda.
“ Baby, maafkan Appa, eoh” katanya pada perutku yang masih terus di elusnya lembut. Aku tersenyum melihatnya. Jonghyun memang rutin berbicara pada bayi kami yang masih didalam kandunganku ini, mengajakknya berbicara dan menyanyikannya lagu-lagu. Dia adalah calon ayah yang baik.
Dia menarikku dalam pelukannya , mendekapku erat dan mengelus rambutku penuh cinta.
“ maafkan aku sayang “ katanya sedikit merasa bersalah karena telah membuatku merasa kesakitan.
“ hmm...Saranghae Oppa “ kataku lembut dalam pelukannya.
“ Nado Saranghae, chagiya....” balasnya  sambil mengecup keningku lembut.

Dua bulan kemudian bayi laki-laki yang luar biasa tampan lahir dari rahimku. Jonghyun dengan setia menungguku menjalani proses ini, tak meninggalkan ku sedetikpun dari sampingku, merelakan lengannya terluka karena cengkeraman kuku ku yang terlalu dalam disana, memberikan dukungan lewat kata dan doanya yang menguatkanku. Matanya terus menatapku intens seolah-olah mengatakan bahwa dia juga merasakan apa yang aku rasakan, kesakitan ini, dia juga merasakannya, dia akan selalu disini bersamaku berbagi sakit ini berdua, bahwa aku tak akan sendirian selama ada dirinya. Dan akhirnya, Perjuangan hebat yang berlangsung kurang lebih 10 jam dalam persalinan normal terbalas dengan kebahagiaan ketika kami mendengar suara tangisnya menggema untuk pertama kali di dunia ini. Buah hati, buah cinta kami terlahir di dunia dengan sehat dan sempurna. Lee Yoonjong, nama yang kami berikan padanya dengan penuh cinta dan kasih
.
5 tahun kemudian......
“ Appa ayo kejar aku “ Yoonjong berlari berkeliling halaman belakang rumah kami yang luas dan asri. Mereka berdua sedang bermain di rerumputan, berkejaran dan berguling-guling riang.
Aku memandangi mereka berdua, ayah dan anak itu dari ayunan kayu tak jauh dari situ. Putra kami Yoonjong sudah berusia hampir lima tahun sekarang, dia tumbuh dengan sehat dan tampan, dia memiliki perpaduan wajah kami berdua dengan sangat sempurna. Sejak kecil dia sudah dilimpahi banyak kasih sayang dari kami semua, kakek dan neneknya begitu memanjakannya, tak keberatan untuk berlama-lama membawanya pergi berlibur bersama mereka, begitu juga dengan Seohyun dan Yonghwa, ketika awal mereka menikah dan belum dikarunia anak, mereka sering iseng membawa Yoonjong tanpa permisi yang selalu membuat Jonghyun kesal dibuatnya. Dia terlalu menyayangi putranya itu dan sedikit protektif terhadapnya sama seperti yang dia lakukan terhadapku.
Mereka tertawa lepas ketika Jonghyun berhasil menangkapnya dan mereka berguling-guling di rerumputan dengan riang.
eomma... come here “ Yoonjong menoleh kearahku dan melambaikan tangannya memintaku untuk bergabung. Dia membaringkan kepalanya di lengan sebelah kanan Jonghyun dengan nyaman, Jonghyun ikut menoleh dan tersenyum kearahku.
Aku mendekat dan bergabung dengan mereka berbaring di rerumputan di bawah pohon sakura. Jonghyun merentangkan lengan sebelah kirinya memintaku untuk meletakkan kepalaku di sana. Kami bertiga berbaring menengadahkan muka ke arah langit yang terlihat dari sela-sela dahan pohon sakura yang jarang-jarang. Cuaca begitu cerah dan hangat hari ini, sehangat keluarga kami.
Aku terus tersenyum memandang ke arah langit, seolah-olah perjalanan kehidupanku dan Jonghyun kembali di putar di layar raksasa dunia itu dengan runtut dan urut. Bagaimana sejak awal bermula sampai sekarang kami mejadi keluarga bahagia. Sungguh ini sangat sempurna, suami yang tampan dan penuh cinta, yang memberikan seluruh jiwa dan raganya untuk mencintaiku dan putra kami, dan buah hati yang begitu hebat dan menggemaskan, sumber kebahagiaan baru dalam keluarga kecil kami, Apa yang terpikir ingin aku minta lagi dalam setiap doaku selain semoga semua ini akan berlangsung indah selamanya, bahwa kami akan selalu bersama-sama selamanya.
“ Appa... kapan aku punya adik bayi, seperti Seo imo dan Yong samcheon... aku ingin adik perempuan “ kata Yoonjong tiba-tiba merengek kepada ayahnya yang terlihat cukup kaget dengan permintaan putra semata wayangnya itu yang tiba-tiba. Seo dan Yonghwa memang baru saja di karunia anak perempuan yang cantik beberapa waktu lalu. Tapi akhirnya dia hanya mampu tersenyum melihat tingkah anaknya yang menggemaskan itu.
Jonghyun mengalihkan pandangannya padaku yang juga terlihat kaget. Sedetik Kemudian kami malah tertawa lepas menanggapi permintaan putra kami yang out of the blue itu.
“ minta pada eomma untuk memberikanmu adik,  jongie “ kata jonghyun beralih menatap putranya dan mengelus puncak kepalannya lembut.
“ eommaaa....” Yoonjong yang merasa mendapat jalan langsung beralih merengek pada ku dengan mata memelas seperti kucing dan bibir mengerucut serta pipi yang mengembung lucu, persis seperti yang sering dilakukan Appanya.
“ Oppa... Aishh...” aku memukul dada bidang Jonghyun ringan, merasa kesal karena membuat Yoonjong menjadi beralih merengek kepadaku, ini pasti akan berlangsung selamanya sampai dia mendapatkan apa yang diinginkannya. Aigoo.....
“ hahahha....” Jonghyun malah tertawa lepas menanggapi kekesalanku dan menarik tubuhku semakin merapat begitu juga dengan Yoonjong, dia mendekap kami berdua di lengannya yang kokoh, melindungi kami dengan sepenuh hati dan jiwanya.
Kami tetap dalam posisi ini sampai beberapa waktu tanpa ada yang bersuara, membiarkan suara alam mengiringi kebahagiaan yang melingkupi keluarga kami.  Aku dan Jonghyun terus menatap langit yang cerah dengan senyum terkembang, larut dalam pikiran bahagia kami masing-masing, sementara Yoonjong sudah asyik bermain dengan video game nya , masih dalam dekapan nyaman Appanya.
Ohh GOD.... this life is so Beautiful like a Blue sky.....
Ohh... dan setiap perayaan ulang tahun kami yang berdekatan ini setiap tahunnya kami akan selalu berlibur ke berbagai tempat favorite. Mengunjungi semua amusement park, tempat-tempat wisata yang indah dan romantis bersama keluarga kecil kami yang lengkap dan bahagia, Sempurna.
“ Chagiya..... Saengil Chukae...... Saranghae....”

END

ANNYEONG!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar