ACTUALLY, I LOVE YOU
[Sequel of Y, why ?]
Main cast : Lee Jonghyun (CNBLUE) ǀ Im Yoona (SNSD)
Support cast : Jung Yonghwa ǀ Seo Joohyun ǀ
Kwon Yuri ǀ Choi Jonghoon
And
other casts.
Author : BlossomJjong a.k.a Seffya
Title : Actually,
I Love You (Sequel, Y, Why ? )
Desclaimer : The cast are belong to God and Themselves.
The story originally by me that imagination come from God.
Rating :
Genre : Romance
Author Note : Ini Sequel
awalnya tidak direncanakan akan dibuat, tapi berhubung ada kesalahan teknis
saat update ff sebelumnya yang ternyata tidak full. So, I decided to write
this, juga buat penuhi hasrat semua reader yang penasaran sama kelanjutan
ceritanya. Thanks buat semua reader yang selalu setia nunggu dan baca semua FF
ku disini, I Love you All and thanks for all your comments, I really appreciate
it. Okay, lets start reading now, Annyeong! J
WARNING
: Don’t be Plagiat! And It’s Very another Long story, So prepare yourself
first! Kkkk J
Continue from Y, Why ? =>
“
Apa kau benar-benar akan pergi, apa kau tak suka berada di Korea bersama kami,
kita semua ?” Kyuhyun bertanya dengan nada sedih , tak rela melepaskan adik
kesayangannya pergi.
“
kita bahkan belum sempat mengadakan pesta perpisahannya “ kata Donghae
menambahkan.
“
Aigoo... aku hanya akan pergi selama sebulan Oppa untuk Summer Camp, jangan
berlebihan seperti itu, kita adakan pestanya ketika aku kembali nanti eoh “
jawabnya sambil tersenyum geli melihat ekspresi para Oppanya yang terlihat
sedih. Dia kemudian mulai memeluk mereka satu persatu, dan berpamitan.
“
hati-hati disana, dan cepat kembali...” pesan mereka pada gadis itu.
Yoona
kemudian kembali berjalan menuju dimana kopernya berada, di dekat Jonghyun.
Yoona kembali memandang para Oppanya dan kekasih mereka serta Yonghwa dan
Seohyun sambil melambaikan tangannya singkat.
Yoona
memandang lekat pada Jonghyun ketika melewati Pria itu, begitu pula Jonghyun.
Masalah kita sudah selesai
sekarang, apa itu artinya kisah kita juga telah berakhir......
Yoona
dengan ketetapan hati yang dipaksakannya mulai berjalan ke arah gerbang
keberangkatannya. Dia harus meninggalkan semuanya lagi walaupun hanya untuk
sementara waktu.
Ini memang sementara waktu,
tapi apa yang akan terjadi saat aku kembali nanti, apa kita akan kembali
menjadi orang asing lagi, seperti yang selama ini kita lakuakan..... apa aku
akan sanggup kali ini....
Saat
hatinya masih dalam kegundahan yang luar biasa hebat, tiba-tiba dia merasakan
sebuah tangan meraih lengannya dari arah belakang. Saat berbalik, dia melihat
Jonghyun berdiri tepat didepannya, nampaknya Jonghyun tadi berlari mengejarnya
saat dia beranjak pergi, dia bahkan sampai tak bisa mendengar suara langkahnya
karena terlalu larut dalam pikirannya sendiri.
“
Yoona....” panggilnya lirih. Yoona hanya memandangi Jonghyun dengan tatapan
bingung terlukis jelas di wajahnya.
“
Apa aku boleh menunggumu kali ini.....” katanya kemudian yang mampu membuat
Yoona mengubah ekspresinya dari bingung menjadi terkejut hanya dalam beberapa
detik saja.
“
N...Nee...” jawabnya sedikit terbata sambil menganggukan kepalannya ringan.
Wajahnya tak mampu menyembunyikan senyum bahagaiannya begitu juga Jonghyun yang
tak bosannya memandangi wajah Yoona yang kini mulai merona.
Yoona
kemudian berbalik dan kembali berjalan, kini dengan langkah yang terasa sangat
ringan. Kegundahan hatinya beberapa saat lalu seperti tak pernah dirasakannya ,
semuanya sirna hanya dengan mendengar bahwa Jonghyun ingin menunggunya kembali.
Jonghyun
masih menatap punggung Yoona dengan wajah sumringah.
Aku tak sabar untuk
menunggumu kembali, Yoong...... cepat kembali eoh....
Sedetik
kemudian wajahnyaberubah bingung saat Yoona berhenti berjalan , melepaskan
pegangan koper dari genggamannya dan kembali berjalan menuju kearah Jonghyun.
Ekspresi Wajah gadis itu tak terbaca membuat Jonghyun benar-benar bingung.
Tak
lama kemudian kejadian yang tak kalah mencengangkan yang tak pernah disangka
oleh siapapun yang mengantar kepergian Yoona tadi , terjadi di depan mata
mereka, membuat mereka membulatkan mata tak percaya.
Yoona
sampai di hadapan Jonghyun , tepat di hadapannya dan hanya dipisahkan jarak
beberapa jengkal saja. Yoona tiba-tiba saja
langsung melingkarkan kedua lengannya pada leher Jonghyun , menjinjitkan
kakinya dan mengecup singkat pipi kiri pria itu.
“
Tunggu aku kembali, Jonghyun-ah “
katanya lirih tepat di depan telinga kiri Jonghyun.
“
MWO ???” semua orang yang tadi berada pada jarak yang agak jauh dari keduanya
berseru tak percaya secara bersamaan. Mereka membelalak tak percaya dan
menjatuhkan rahangnya tanpa sadar.
Yoona
kemudian langsung berbalik dan berlari kecil menuju dimana kopernya tadi
ditinggalkannya. Meninggalkan Jonghyun
yang terpaku dengan wajah terkejutnya dan mengabaikan seruan orang-orang yang
tak kalah histeris.
Jonghyun
yang sadar beberapa saat kemudian langsung menyentuh pipinya tepat dimana tadi
Yoona memberikan kecupannya dengan sebelah tangannya. Tanpa sadar senyum
sumringahnya terukir nyata menampakkan kedua lesung pipinya yang sempurna. Dia
benar-benar bahagia sekarang.
Aku pasti akan menunggumu
kembali, Yoona-ya....
Yoona
berjalan meninggalkan semua orang dengan wajah bahagia terukir jelas dari
senyumnya yang terus mengembang.
Tunggu
aku kembali.....
Satu bulan kemudian
“
ah.... Michigene Jinja....ini benar-benar gila” Yoona menggerutu dalam
kekesalan yang terpendam.
Harus
menunggu di ruang tunggu bandara setelah menempuh perjalanan kurang lebih 25
jam membuatnya naik darah. Seseorang berjanji untuk menjemputnya pulang hari
ini tapi sudah hampir 15 menit berlalu sosoknya tak juga tampak.
Sementara
itu dijalanan seorang pemuda sedang mengendarai mobilnya dengan kecepatan
penuh. Dia ada janji hari ini, tapi karena tiba-tiba ada sesuatu yang mendadak
harus di lakukan akhirnya dia harus terlambat lagi.
“
Im Yoona....” serunya setelah berlari sepanjang tempat parkir sampai di ruang
tunggu bandara, menghampiri seorang wanita yang sedang duduk sendirian dengan
beberapa koper di sampingnya, wajahnya terlihat tak bersahabat.
Yoona
berdiri perlahan setelah melihat siapa yang datang menghampirinya, wajahnya
dingin dan tangan terlipat di depan dada.
“
Yah Pabboya.... kemana saja kau... kenapa baru datang “ serunya pada seseorang
dihadapannya yang masih terengah-engah mengatur nafasnya yang tersengal.
Dia
tak menjawabnya karena nafasnya yang masih memburu.
“
Yah... Jawab aku, jangan diam saja... Paboo... apa kau tak tahu bagaimana
lelahnya aku sekarang, dan kau tega membuatku menunggu “ Yoona langsung
melayangkan pukulannya tepat didada seseorang dihadapannya itu secara
bertubi-tubi tak peduli dengan bagaimana keadaan nafas orang itu sekarang.
Jonghyun,
pria itu , meraih tangan Yoona yang masih memukulnya bertubi-tubi dengan lembut,
membuatnya berhenti. Lalu dia menariknya lebih mendekat dan mendekap tubuh
gadis itu di pelukannya. Yoona tercekat seketika.
Dugun....Dugun....Dugun.....
“ berhentilah
marah-marah, bukankah kau bilang kau lelah sekali....” ucapnya lembut tepat di
telinga kiri Yoona.
“ Bogoshipeo....”
lanjutnya dengan lirih mirip seperti gumaman.
Yoona tak sanggup
berkata apa-apa lagi, lidahnya kelu seketika. Otaknya berhenti bekerja, tak
mampu memutuskan apa yang seharusnya dia lakukan saat ini, mendorongnya
menjauh, atau membalas pelukannya atau sekedar menjawab kata-katanya. Tak
satupun dapat terpikir olehnya, yang ada hanya hatinya bergetar hebat, hangat
tubuh Jonghyun mengalir lembut ke setiap aliran pembuluh darahnya. Seolah rasa
kesal, marah dan lelah yang belum lama lalu dirasakannya telah musnah.
Setelah beberapa saat
keduannya diam dalam posisi yang tak berubah, akhirnya Jonghyun melepas tubuh Yoona dari pelukannya,
meski berat, dia telah menunggu gadis ini selama satu bulan penuh sejak
perdamaian mereka waktu itu. Melihatnya lagi di hadapannya dan bahkan
memeluknya membuatnya lega dan bahagia.
“ Kajja... kita
pulang sekarang “ ajaknya kemudian dan langsung meraih koper-koper Yoona dan
mendoronganya. Mereka berjalan bersisian keluar bandara untuk pulang kerumah,
semua orang telah menunggu disana.
***
Siang itu Yoona
sedang bersama dengan Seohyun di Kafetaria kampus mereka, keduanya sedang
menikmati makan siangnya dan berbincang dengan asyik ketika seseorang , mungkin
lebih, menghampiri mereka.
“ Yoona...
Seohyun.... anyyeong...” Sapa Jonghyun ceria.
“ Annyeong Oppa....”
jawab Seohyun tak kalah ceria. Sementara Yoona hanya meliriknya yang kini
sedang mendudukan dirinya di kursi di depan mereka.
Pandangan Yoona
beralih pada seseorang yang ada di belakang Jonghyun yang sepertinya mengikuti
pria itu. Gadis cantik itu berdiri tepat di belakang Jonghyun ketika dia sampai
tadi.
“ Yuri- ssi
duduklah...” kata Jonghyun pada gadis di belakangnya itu sambil menunjuk kursi
di sampinya. Gadis itu lalu duduk disana perlahan.
“ Nugu Oppa.... apa
dia temanmu ?” tanya Seohyun penasaran, matanya berbinar menatap sosok baru
itu.
“ ahh.. Perkenalkan, Dia
adalah murid baru di kelasku, dia murid transfer seperti Yoona, namanya Kwon
Yuri “ Katanya memperkenalkan gadis itu.
“ Annyeonghaseyo,
Kwon Yuri Imnida.... Bangapseumnida...” katanya kemudian memperkenalkan dirinya
sendiri.
“ Annyeong, Naneun
Seo Joohyun imnida.... panggil saja Seohyun “ balas Seohyun sambil mengulurkan
tangannya yang disambut gadis itu dengan ramah.
Kemudian pandangan
semua orang beralih pada Yoona yang sejak tadi diam tapi mengamati. Yoona yang
ditatap begitu, langsung tersadar.
“ ahh... Im Yoona
Imnida “ katanya sambil mengulurkan tangannya juga untuk menjabat tangan gadis
itu.
“ Bangapseumnida....
“ kata Yuri lagi pada keduanya.
“ Apa kalian
teman-teman dekat Jonghyun ssi disini ? “ tanyanya mengutarakan analisisnya
sejak awal melihat kedekatan mereka semua.
“ Nee... mereka
adalah sahabat-sahabatku , dan ada beberapa yang lain juga, aku akan
mengenalkan padamu nanti “ Jawabnya sedikit kelu. Hatinya sedikit berubah muram
mengetahui kenyataan itu, benarkah mereka semua hanya sebatas sahabat dan
teman-temannya saja, apa dia juga termasuk salah satunya. Pandanganya tertuju
pada seseorang.
“ annyeong.... “ sapa
seseorang yang baru datang pada semuannya, dia langsung mendudukan diri di
sebelah Yoona setelah mengambil salah satu bangku kosong di dekat situ.
“ Annyeong Oppa...”
balas Seohyun semangat, tentu saja.
“ Ohh.... Hyung,
wasseo ?” balas Jonghyun sumringah.
“ Ohh.... Nuguya...
Jjong ?” tanyanya ketika melihat sosok baru, bergabung dengan mereka.
“ ahh.... pekenalkan
Hyung, ini Kwon Yuri, mahasiswa transfer
di department ku “ katanya lalu melirik Yuri yang mengulurkan tangannya ke arah
pria itu.
“ Kwon Yuri
Imnida...” katanya.
“ Jung Yonghwa
imnida....panggil saja Yonghwa, aku Kekasih Seohyun “ ucapnya memperkenalkan
dirinya dengan cengiran sumringah.
“ ahh... yang benar
saja, kenapa dia harus berkata seperti itu, norak sekali...” Yoona memutar bola
matanya bosan melihat sikap Yonghwa yang menurutnya berlebihan. Sementara
Seohyun hanya mampu menyembunyikan pipinya yang merona.
“ Yahh.... memang itu
benar kan, bilang saja kau iri karena tak punya kekasih “ balas Yonghwa yang
kini sudah memalingkan pandangannya kearah Yoona dengan tatapan tak terima.
Kedua orang ini
memang sering sekali berdebat seperti ini setelah mereka menjadi semakin dekat
beberapa bulan terakhir ini, dan ini merupakan hiburan yang menarik dan sangat
menghibur bagi yang lain ketika keduanya sudah dalam mode saling berargumentasi,
Childish.
“ Tetap saja itu
norak sekali.... dan satu lagi itu bukan urusanmu jika aku tak punya kekasih “
Balas Yoona tak mau kalah.
“ ahh Jinjaa ??....
wahh... pasti kau akan semakin sulit untuk mendapatkan kekasih sekarang , Im
Yoona. Lihat Yuri ssi, dia cantik, baik dan seksi, melebihimu “ ucapnya dengan
nada bergurau yang dibuat seserius mungkin untuk menggoda Yoona.
“ Lihat... Zeus drama
department saja sudah dekat dengannya ( melirik Jonghyun)..... pasti yang lain
juga akan begitu.... “ lanjutnya kemudian.
Yuri yang di puji
Yonghwa langsung bersemu merona walaupun dia tahu ada nada gurauan dalam nada
bicaranya.
“ aniiyaa.... tentu
saja Yoona-ssi lebih cantik dariku....” ucapnya menyangkal.
“ Keuromyeon.... Yoona
kan sangat cantik dan baik juga, Hyung “ kata Jonghyun menambahkan. Yoona
meliriknya sekilas ketika ia mengatakan hal itu.
“ aku tahu.. Tentu
saja dia cantik, meskipun dimataku tetap Seohyun yang paling sempurna “
cengirannya sangat lebar sambil menatap kekasihnya yang semakin merona.
“ Tapi dia juga
sangat dingin dan menyebalkan, kau pikir siapa yang akan tahan berlama-lama berdekatan
dengannya “ lanjutnya sambil menepuk-nepuk puncak kepala Yoona yang sejak tadi
membuang mukanya yang sebal.
Semua orang tersenyum
mendengar kata-kata Yonghwa, Yoona memang tetap dingin bahkan sejak
perdamaiannya dengan Jonghyun dan kedekatan mereka lagi. Semua tetap sama tak
ada yang berubah, begitupun dengan hubungan mereka yang tetap saja sebatas hubungan
persahabatan, walaupun bisa dibilang lebih dekat daripada sebelumnya.
Apa aku memang terlihat seperti itu.....
Aku... aku pasti akan tahan, selama apapun juga... berada
didekatnya adalah hal yang terbaik yang bisa kupikirkan selama ini... terlepas
dari semuanya, dari bagaiamana dia bersikap, bagaimana dia memandangku......
Yoona yang bertambah
kesal lalu memalingkan wajahnya kearah Seohyun yang berada di satu sisinya yang
lain.
“ Seo, seharusnya kau
berpikir ulang mulai sekarang, kenapa kau tak bersama yang lainnya saja....
pikirkan masa depanmu eoh... kau akan benar-benar menyesal jika terus
mempertahankan orang ini....” ucapnya tanpa rasa berdosa sedikitpun, tidak juga
memperdulikan tatapan membunuh di balik punggungnya.
“ Yahh.... apa
maksudmu Im Yoona....” Seru Yonghwa kesal.
“ jangan dengarkan
ucapannya sedikitpun, Sayang... dia pasti sudah gila....” lanjutnya, kini
beralih menatap Seohyun yang sedang menangkupkan sebelah telapak tangannya di
depan mulut untuk mencegahnya tertawa lebar.
Yang lain ikut
tertawa melihat keduanya yang saling menghadap berlawanan arah setelah
argumentasi kekanak-kanakan mereka berakhir.
***
Yoona keluar dari
ruangan kuliahnya yang terakhir dengan lemas. Jadwal Kuliahnya hari ini cukup
padat dari pagi sampai sore hari, otomatis menguras banyak energinya. Dia
berjalan menunduk sembari membenarkan letak tas selempangnya.
“ hai, Yoona...” sapa
seseorang tepat si sisi kanan Yoona, membuat gadis itu tersentak kaget sesaat.
“ wae yogi isseo ?”
tanyanya tak percaya, Jonghyun sudah bersandar di dinding depan ruang
kuliahnya.
“ aku akan
mengantarmu pulang hari ini “ jawabnya singkat sambil menyunggingkan senyumnya.
“ aku akan pulang
bersama Kyu Oppa “ balas Yoona kemudian lalu mulai berjalan lagi. Jonghyun
langsung ikut beranjak mensejajarkan langkahnya dengan gadis itu.
“ aku sudah bilang
pada Hyung akan mengantarmu, lagipula dia juga akan pergi bersama Sooyoung nuna
, jadi tidak apa-apa kan ?” tanyanya sambil menelengkan kepalanya menghadap
Yoona.
“ Mwo ? “ serunya dan
dia langsung menghentikan langkahnya seketika.
“ Jadi dia sedang
asyik berkencan sekarang, dan menitipkan aku lagi pada orang lain, aishh Jinjaa....
tega sekali dia...” gerutu Yoona kesal atas kelakuan Oppanya itu. dia masih tak
bisa lupa kejadian beberapa bulan yang lalu itu.
“ sudahlah jangan
begitu, lagipula dia tak menitipkanmu kok, aku yang meminta untuk mengantar “
balasnya kalem mencoba memberi penjelasan apa yang sebenarnya terjadi.
“ Wae..?” tanya Yoona
penasaran.
“ Kenapa kau
tiba-tiba ingin mengantarku ?” lanjutnya.
Yoona heran Jonghyun
tiba-tiba meminta untuk mengantarnya pulang, meskipun ini bukan yang pertama
kalinya tetapi juga tidak biasanya. Apa pria ini sedang tidak ada kerjaan atau
sebagainya. Meski begitu Yoona tetap saja merasa senang walaupun ekspresi
wajahnya tetap saja tak menggambarkanya dengan gamblang.
“ Keunyang,....”
jawabnya singkat sambil menghindari tatapan mata Yoona .
Jonghyun memang tak
punya alasan yang pasti mengapa dia melakuakan hal itu. Tadi tiba-tiba saja dia
teringat Yoona dan tanpa sadar dia langsung melangkahkan kakinya menuju gedung
dance department sesaat setelah jam kuliahnya selesai. Jonghyun memang sudah
beberapa hari ini tak bertemu dengan gadis itu karena ini sudah mendekati
saat-saat ujian jadi semua mahasiswa
seakan sibuk dengan tugasnya masing-masing, begitupun dengannya. Dia hanya....
Hanya merindukan gadis itu.
“ Hmm... baiklah, mau
bagaimana lagi...” kata Yoon akhirnya menyetujui.
“ Ok...Kajja..” seru
Jonghyun riang dan meraih tangan Yoona untuk mengajaknya menuju parkiran.
Tapi ketika keduannya
baru memasuki pelataran luas depan kampus itu, seseorang berlari menghampiri
mereka.
“ Jonghyun....”
panggilnya dengan keras membuat keduanya berbalik.
“ Akhirnya aku
menemukanmu “ kata Yuri yang memang sejak tadi telah mencari-cari sosok
Jonghyun yang tiba-tiba menghilang sejak berakhirnya kuliah.
“ ah... Yoona-ssi..”
sapanya pada Yoona yang ternyata berada bersama Jonghyun, Yoona hanya
membalasnya dengan senyuman singkat.
“ Yuri, Wae ?” tanya
Jonghyun penasaran kenapa gadis itu sampai mencari-carinya. Sedangkan Yoona
terlihat tak tertarik, pasti bukan kabar yang baik, setidaknya untuk dirinya
sendiri.
“ ah... bukankah kita
harus menemui Park songsaengnim untuk konsultasi tentang projek kita “ jawabnya
seperti mengingatkan.
“ ah... matta... aku
lupa, jadi apakah kita akan menemuinya sekarang “ Jonghyun baru ingat jika hari
ini dia dan Yuri akan bertemu dengan dosen mereka, keduanya bergabung dalam
satu kelompok bersama dengan dua orang lainnya untuk sebuah projek akhir
semester.
“ Nee... kurasa
begitu, Naera dan Songjae juga sudah menunggu “ jelasnya.
“ baiklah kalau
begitu “ putusnya setelah mendengarkan penjelasan dari Yuri.
Jonghyun lalu mengalihkan
pandangannya pada Yoona yang sedang mengedarkan pandangannya kesekitar dengan
tampang bosan. Percakapan mereka tak membuatnya tertarik sedikitpun, malahan
membuatnya kesal.
“ Yoona, tak apa kan
jika kau menunggu sebentar ?” ucapnya lembut mencoba menarik perhatian gadis
itu.
Yoona menoleh dengan
dingin.
“ kenapa aku harus
menunggu, kau bisa selesaikan urusanmu dan aku akan pulang sendiri “ jawabnya
ketus, jelas saja karena ini bukan pertama kalinya.
Beberapa waktu lalu
dia juga berencana akan pulang bersama Jonghyun dan bermaksud untuk makan malam
bersama, tapi rencana itu harus gagal total karena Yuri tiba-tiba datang dan
menginterupsi dengan alasan yang kurang lebih sama dengan yang dilontarkannya
beberapa saat lalu. Jonghyun tak meminta Yoona menunggu itu artinya rencana
mereka memang harus batal, dan dengan perasaan kesal dia pulang menumpang taxi
sampai kerumahnya, karena semua Oppanya sudah pulang kerumah masing-masing.
Alhasil, 3 hari Yoona marah besar pada Jonghyun karena insiden itu dan
menghindarinya, membuat Jonghyun frustasi. Sejak itulah sikap Yoona pada
Jonghyun bertambah dingin dari sebelumnya. Dia benar-benar tak suka dengan
sukap Jonghyun yang mudah lupa dengan janji-janjinya itu.
“ Yoona, ayolah,
hanya sebentar saja.... lagi pula aku sudah janji pada Hyung untuk mengantarmu
pulang “ Jonghyun mencoba membujuk gadis itu dengan nada lembut.
“ katakan saja kau
sudah mengantarku pulang dengan selamat, habis perkara “ balasnya dingin dan bermaksud
akan beranjak sampai Jonghyun meraih sebelah lengannya untuk mencegahnya pergi.
Gadis ini, kenapa manja sekali, bukankah dia sudah dewasa
kenapa tidak bisa mengontrol sikapnya sendiri.... benar-benar..... Yuri
yang melihat adegan perdebatan mereka tak ayal memberikan komentar sinisnya
tentang sikap Yoona yang menurutnya kekanak-kanakan.
Jonghyun... kenapa pula dia harus menahannya... biarkan
saja dia melakukan apa yang diinginkannya....kau terlalu baik padanya....
“ tak bisa begitu,
aku harus memastikan sendiri jika kau sampai dirumah dengan selamat... hanya
sebentar saja ... Aku janji akan menyelesaikannya segera, eoh...” Katanya lagi
membujuk Yoona untuk mau menunggunya.
Yoona terlihat
berpikir sejenak lalu kemudian mengangguk dengan lemah, mau bagaimana lagi....
“ baiklah... aku
pergi dulu... aku akan menemuimu di parkiran jika aku sudah selesai nanti...”
katanya sambil mengelus puncak kepala Yoona singkat sebelum beranjak pergi.
“ Yuri...
Kajja...” ajaknya pada Yuri yang sedari
tadi diam menyaksikan. Jonghyun berjalan lebih dulu sementara Yuri menyusul
kemudian setelah melirik sebentar kearah Yoona.
Yoona sedang menunggu
di sebuah bangku dekat parkiran sambil mendengarkan musik dari ponselnya dengan
earphone terpasang di kedua sisi telinganya ketika seseorang datang
menghampirinya.
“ Jeseonghamnida
nona...” sapa seorang pria dari arah belakang punggung Yoona. Dia tak berbalik.
“ Nona... “ katanya
lagi, kini dia menyentuh pundak gadis itu ringan mencoba menarik perhatiannya.
Yoona berbalik merasakan
seseorang menyentuh pundaknya.
“ Apa kau sudah
sele....” Yoona tak menyelesaikan kata-katanya ketika tahu orang yang berada di
hadapannya bukan orang yang diharapkannya.
“Nuguseyo...?”
tanyanya bingung. Dia tak merasa mengenal pria itu.
“ ah... Jeseonghamida...
aku hanya ingin bertanya, dimana letak fakultas musik department ?” tanyanya
sopan.
Yoona mengamati
sesaat, mencoba memberikan penilaian pada sosok dihadapannya itu.
“ ah... di gedung 3,
letaknya berada di pojok kanan dari jalan utama “ jawabnya menunjukkan
arahanya.
“ Gamsahamnida...
Oh... perkenalkan aku Choi Jonghoon, terimakasih atas bantuanmu nona....... “
kata-katanya terputus karena dia tak tahu nama gadis yang dimintainnya tolong
itu.
“ ah... Aku Im
Yoona...” Jawabnya cepat.
“ Okay, terimakasih
sekali lagi Im Yoona ssi, semoga kita bisa bertemu lagi...” katanya terakhir
kali dengan senyuman ramah sebelum beranjak dan berbalik menuju arah yang
ditunjukkan oleh Yoona tadi.
Beberapa saat
kemudian Yoona sudah akan kembali duduk ketika orang yang lain mendekat
padanya.
“ Yoona...”
panggilnya sambil berjalan mendekat, disampingnya seorang gadis juga berjalan
sejajar dengannya.
“ kau sudah selesai
?” tanyanya ketika tahu yang datang adalah Jonghyun dan juga Yuri, gadis itu lagi.
“ Nugu ?” tanya Jonghyun sedikit tajam,
sambil sekilas melirik arah kemana pria tadi melangkah. Yuri mengikuti arah
pandangannya, dan mengamatinya lebih jeli.
“ siapa yang kau maksud ?” jawabnya santai
seolah nada tajam yang tersirat dalam suara Jonghyun tak berpengaruh apa-apa.
“ Pria yang berbicara padamu tadi “ katanya
lebih jelas.
“ Molla.... dia hanya menanyakan gedung
fakultas musik saja “ Yoona menjawab tanpa memandang wajah Jonghyun yang
mengamatinya dengan intens, sementara Yoona sibuk sendiri memasukkan barang-barangnya
kedalam tas, tak tertarik dengan pertanyaan Jonghyun.
“ benarkah ?” Jonghyun masih saja tak mau
percaya.
Jonghyun memang
melihat Yoona dan pria tadi berbincang. Dan dia juga melihat pria itu tersenyum
manis pada gadis itu, entah apa maksudnya, tapi itu cukup membuat hatinya
bergemuruh tak karuan, berkecamuk resah.
“ Mwoya .... kenapa
harus membicarakan orang yang bahkan tak dikenal.... Jika kau sudah selesai,
bisakah kita pergi sekarang, aku sudah bosan “
gerutunya kesal karena Jonghyun terus saja bertanya prihal laki-laki
yang tak dikenal itu.
Jonghyun diam
beberapa saat mencoba menata pikiran dan hatinya sendiri.
Jika benar Yoona tak mengenal pria itu berarti itu adalah
kabar baik, jadi tak ada masalah.
Ahh... suasana yang baik ini tak seharusnya dikacaukan
dengan masalah-masalah sepele seperti ini, bukan ? , jarang sekali aku bisa
mengantarnya pulang seperti ini, jadi kesempatan ini tak akan kusia-siakan
hanya karena kecemasan yang tak berdasar ini.
“ Kajja... kita
pulang sekarang “ kata Jonghyun akhirnya , senyum kembali terukir diwajahnya
setelah berhasil menyelesaikan masalahnya sendiri dalam hati.
“ aku akan
mentraktirmu es krim karena kau sudah mau menunggu, eottae ?” tawar Jonghyun.
Dia tahu Yoona tak akan bisa menolak yang satu ini.
Benar saja, mata
Yoona yang langsung teralih padanya
berbinar dengan ceria.
“ Jinja...?? kau akan
membelikan ku es krim.... Chocolate mint ?” tanyanya antusias sambil
mengguncang-guncang salah satu lengan Jongyun.
Tebakannya 100%
benar.
“ Tentu saja... apapun
yang kau inginkan “ jawabnya mengiyakan.
Jonghyun tahu benar apa
kesukaan Yoona. Dan yang satu ini selalu berhasil membuatnya senang seketika
bahkan dari moodnya yang terburuk sekalipun. Begitupun saat Yoona marah dan
menghindarinya 3 hari penuh. Dengan memberikan gadis itu 1 cup besar es krim
kesukaannya, emosinya leleh tak tersisa. Membuat perasaan lega langsung
menjalar ke sekujur tubuh Jonghyun yang sempat frustasi hebat. Dan cara ini
akhirnya juga diikuti oleh Oppa Yoona yang lain jika kebetulan mereka yang
menjadi sasaran amarah gadis itu.
“ kajja... kita pergi
sekarang “ ajaknya.
Jonghyun menoleh pada
Yuri yang sejak tadi diam tapi juga tak fokus.
“ Yuri-ah, kami pergi
dulu...” Suara Jonghyun yang tiba-tiba memanggil namanya membuatnya kembali tersadar
dan menatap Jonghyun yang juga menatapnya agak sedikit bingung.
“ ah... nee, hati-
hati di jalan, Jonghyun-ah... Yoona-ssi “ katanya pada keduanya.
Jonghyun tersenyum
singkat dan bersama dengan Yoona langsung berjalan menuju motor besarnya. Hari
ini dia tak membawa mobil karena suasana memang sangat cerah dan udara
benar-benar menyejukkan. Yoona memegang pundak Jonghyun untuk membantunya naik.
Dan beberapa saat kemudian mereka berlalu dari area parkir.
Sepertinya sosok itu begitu familiar.... apa mungkin itu
dia.....
***
Yoona dan Jonghyun
berhenti di salah satu kedai es krim tak jauh dari kampus mereka. Dan ini juga
adalah tempat dimana Jonghyun membelikan Yoona es krim waktu itu, dan
menurutnya Yoona pasti juga akan menyukainya kali ini.
Tak beberapa lama pesanan
mereka sudah tiba, Yoona yang sedari tadi tak sabar langsung mengangkat
sendoknya dan menyekop es krim itu dalam ukuran yang lumayan besar, yang tak
disangka-sangka langsung di telannya sekali suap. Jonghyun yang sejak tadi
mengamati tingkah laku gadis itu tak bisa menyembunyikan senyumnya.
Lucu sekali..... terlihat menggemaskan.....
“ apa kau suka es
krimnya “ tanyanya kemudian sambil mulai memakan es krimnya sendiri.
“ Hmm... ini enak
sekali....” Yoona tak kuasa melontarkan pujiannya pada rasa eskrim itu yang
menurutnya begitu nikmat, dan dia berjanji es krim di kedai ini akan menjadi
salah satu tempat favoritnya untuk menikmati makanan kesukaannya itu.
“ Daengida....”
ucapnya lega. Dia senang Yoona menyukainya.
“ itu berarti kau
sudah tak kesal lagi padaku bukan ?” tanyanya kemudian.
Yoona langsung
mengangkat kepalanya yang sejak tadi menekuri cup eskrimnya dengan khidmat
memandang pada Jonghyun sedikit tajam.
“ tentu saja
tidak..... ini sudah kedua kalinya kau melakukan hal semacam itu, jika kau ingat”
jawabnya tak kalah tajam.
“ kau pikir aku anak
kecil yang akan langsung lupa dengan apa yang terjadi setelah kau membelikan
apa yang disukainya “ tambahnya lagi.
“ bukan begitu
maksudku “ balas Jonghyun cepat. Dia tak menyangka Yoona akan menafsirkan
kata-katanya menjadi seperti itu berbeda dengan apa yang dimaksudkan sebenarnya.
“ sudahlah..... ini
juga sebagai peringatan untukmu, ini akan menjadi terakhir kalinya aku mau
menunggumu.....” katanya dingin sebelum kembali menekuri eskrimnya lagi.
“ apa maksudmu ?” tanyanya
cepat. Jonghyun tak percaya Yoona akan mengatakan hal itu kepadanya dan tanpa
disadarinya nadanya berubah dingin ketika menanyakan hal itu.
Yoona menganggkat
kepalanya lagi.
“ apa kau merasa senang
sekali bisa membuat orang lain menunggumu....” kata-katanya seolah-olah bernada
pertanyaan, tapi kemudian dia melanjutkan.
“ Bagaimana mungkin
kau selalu saja melupakan janjimu sementara kau membuat janji yang baru dengan
orang lain .... apa kau tak pernah sadar dengan apa yang selalu kau lakukan
selama ini...”
Jonghyun tak menjawab
ataupun menginterupsi kata-kata yang dilontarkan oleh Yoona, matanya terus saja
memandangi gadis itu dengan intens.
“ apa kau begitu
menikmati saat gadis bernama Yuri itu akan selalu datang padamu dan memberitahumu
tentang janji kalian.....sehingga kau mau melakukannya berulang kali ”
lanjutnya sarkasme. Dia sudah benar-benar melupakan eskrimnya dan membalas
tatapan Jonghyun dengan tajam, moodnya ikut berubah bersamaan dengan perubahan
atmosfer yang tiba-tiba di sekeliling mereka.
“ apa itu yang kau
pikirkan tentang aku selama ini ?” tanya Jonghyun tak percaya. Jadi seperti
itukah pandangan Yoona terhadap dirinya selama ini.
“ Bukan aku yang
memikirkan , tapi kau memang telah melakukannya...” balasnya tajam.
Yoona hanya tak
menyukai sikap Jonghyun yang menurutnya tak pernah berubah sejak dulu,
mengingkari janji dan membatalkan janji. Ditambah lagi dengan adanya Yuri yang
selalu menempel padanya dan satu-satunya orang yang menjadi sebab semua hal itu
terjadi.
Mereka terdiam
beberapa saat dan terus saling memandang, pandangan yang tak bisa
dideskripsikan oleh masing-masing dari mereka. Terlalu banyak macam kata sifat
terlibat disana.
“ Yoona...apa kau
benar-benar membenciku...” tanyanya setelah sedikit bisa menenangkan diri.
Jonghyun sadar, bila ini terus berlanjut, jika mereka saling menyerang dengan
tajam, maka tak terelakkan lagi akan terjadi perdebatan yang semakin besar, dan
dia tahu disini bukan tempat yang tepat untuk hal itu terjadi.
“ dan apa kau
membenci Yuri juga...” lanjutnya.
Aku membencinya karena selalu mengikutimu...
Dan aku membencimu karena membiarkan dia selalu berada di
dekatmu....
“ apa maksudmu
bertanya seperti itu...?” tanya Yoona masih juga tak mengubah nada bicaranya,
Moodnya benar-benar buruk sekarang dan Jonghyun malah membawa-bawa nama orang
itu kedalam perdebatan mereka juga.
“ kulihat kau tak
begitu suka padanya dan sedikit sinis, padahal semua orang menganggapnya baik,
apa kau benar-benar tak suka padanya, apa alasannya ?” Tanpa sadar Jonghyun
kembali meningkatkan nada bicaranya walaupun sedikit, kata-kata Yoona berhasil
membuatnya terpancing.
“ Jadi kau marah
karena aku terlihat tak menyukainya ?” tanyanya tak percaya Jonghyun membela
Yuri dihadapannya.
“ aku tak marah karena
itu, tapi karena sikapmu, kau terlihat membenci semua orang, bahkan denganku
juga, bukankah kita sudah berdamai, tapi kau masih saja tak berubah.... kau
tahu kenapa banyak orang tak menyukaimu selama ini, semua itu tak lain karena
sikapmu sendiri....” Jonghyun melontarkan semua kata-katanya yang selama ini
berputar-putar di otaknya sejak lama tentang bagaimana Yoona bersikap, bahkan
juga kepadanya.
Jonghyun sempat berpikir
hubungan mereka bisa berubah lebih baik pasca perdamaian itu tapi ternyata perkiraannya
salah, sifat Yoona yang dingin tetap saja ditampakkannya bahkan saat
bersamanya. Hal itu sering sekali menimbulkan pertanyaan dalam benaknya apakah
perdamaian mereka saat itu benar-benar memiliki arti. Jonghyun sempat putus asa
walaupun hingga sekarang dia masih saja tak berhenti berusaha.
“ jadi kau sedang men
Judge diriku sekarang, mengomentari apa yang kulakukan sesuka hatimu..... apa
hakmu...” Yoona benar-benar tak percaya Jonghyun baru saja menilai semua apa
yang dilakukannya selama ini. Kata-kata yang tak disangkanya akan terlontar dari mulut
pria ini.
“ YOONA.... kau tahu
benar apa maksudku...” serunya menginterupsi karena Yoona sudah mulai tak
terkendali melontarkan kemarahannya terdengar dari suaranya yang meninggi
sekarang. Beberapa orang yang juga ada di kedai itu tak ayal langsung menoleh
penasaran pada sumber keributan itu.
“ Keurae.... aku
tahu....aku sangat tahu.... dan sekarang, Lakukan apapun sesuka hatimu...” Yoona sudah beranjak dan
menyambar tasnya lalu langsung berjalan meninggalkan kedai itu dengan langkah
cepat tak peduli lagi dengan Jonghyun ataupun orang-orang yang sedari tadi
memandangi mereka dengan pandangan penasaran.
Jonghyun yang kaget
melihat Yoona beranjak pergi, langsung mengeluarkan beberapa lembar uang dan
meninggalkannya di atas meja dan kemudian berlari mengikuti Yoona setelah
menyambar tasnya juga.
“OH My GOD....
Yoona...” Jonghyun berseru kaget ketika dia hampir mencapai Yoona yang masih
terus berjalan tanpa mempedulikan lalu lintas disekitarnya.
Di depan kedai itu
memang merupakan jalanan yang lumayan ramai, mobil dan motor banyak berlalu
lalang. Yoona berjalan menuju ke pinggir jalan bermaksud untuk menghentikan
taxi, tapi tak disangkanya langkahnya terlalu jauh hingga menjorok ke jalanan
besar itu dan disaat yang bersamaan sebuah sepeda motor dengan kecepatan cukup
tinggi melaju terlalu dekat dengannya. Yoona yang tahu saat motor itu sudah
tinggal beberapa meter saja darinya langsung membeku tak mampu berpikir maupun
bergerak sampai dia mendengar teriakan itu dan dalam beberapa detik kemudian dia
sudah terguling di tanah bersama satu orang lain yang kini telah memeluk
tubuhnya yang membeku.
“ Gwaenchana....”
seseorang berkata pada tubuh Yoona yang masih tak bergerak dengan tatapan mata
kosong.
Yoona kemudian
menoleh pada sumber suara yang terdengar sangat khawatir luar biasa itu dan
bertemu dengan wajah Jonghyun yang sedang meneliti tangan dan kakinya dengan
seksama kalau-kalau ada yang terluka, ekspresinya benar-benar cemas tak beda
jauh dengan suaranya. Beberapa orang yang melihat kejadian hampir kecelakaan
itu juga terlihat shock.
“ Yah... apa yang kau
pikirkan sebenarnya.....” tanyanya kesal setelah kembali memfokuskan
pandangannya pada wajah Yoona.
“ kenapa kau tak
melihat langkahmu..... bagaimana jika sesuatu terjadi padamu.....” katanya lagi
memarahi Yoona yang masih blank.
Jonghyun benar-benar
panik luar biasa ketika dia baru saja keluar dari kedai itu dan melihat sebuah
motor yang hampir saja menyambar tubuh Yoona dengan kecepatan tinggi, tak ada
yang bisa dilakukannya selain berlari padanya dan menariknya.
“ kau bolah marah
padaku, tapi jangan lukai dirimu sendiri....” katanya lirih sambil menundukkan
kepala menyesal. Seharusnya pertengkaran itu tak harus terjadi, seharusnya dia dapat
menahan diri, seharusnya dia tak membuat mood Yoona hancur dan membuatnya
marah, maka kejadian ini tak akan terjadi, bagaimana jika sesuatu benar-benar
terjadi tadi, bagaimana jika dia terlambat sedetik saja, bagaimana jika..... dia tak akan pernah memaafkan
dirinya sendiri jika itu terjadi.
“ Kenapa kau malah memarahiku
hah....” Yoona yang sudah bisa bereaksi langsung mendorong lengan Jonghyun yang
masih memeganginya.
“ aku tak memarahimu...”
suaranya lirih karena sadar dia memang baru saja memarahi Yoona tadi karena
terlalu panik.
“ minggir... aku mau
pulang...” katanya lalu beranjak dari pelukan Jonghyun yang tadi terduduk di
tanah bersamanya.
“ aku akan
mengantarmu “ katanya cepat dan ikut berdiri.
“ aku bisa sendiri “
Yoona sudah akan beranjak ketika tangan Jonghyun meraihnya dan membawanya
kearah motornya yang terpakir tak jauh dari sana.
“ aku sudah bilang
aku akan mengantarmu pulang” nada suara Jonghyun kali ini benar-benar tegas
seolah-olah tak bisa terbantahkan lagi. Yoona akhirnya menurut dan membiarkan
Jonghyun menuntunnya bahkan memasangkan helm untuknya.
Mereka berlalu tak
lama kemudian, Jonghyun melajukan motornya dengan kecepatan sedang sementara
Yoona berada di belakangnya dan memeluk pinggangnya dengan erat. Keduanya
sama-sama membisu selama perjalanan pulang.
***
Siang menjelang sore
ini cuaca memang lumayan cerah, Yoona and Seohyun memutuskan duduk di taman
kampus mereka di sebuah bangku panjang sambil mengobrol santai.
“ Baby, annyeong....”
seseorang tiba-tiba datang dari arah belakang langsung mencium salah satu sisi
pipi Seohyun, membuatnya terbelalak dan menoleh cepat.
“ Oppa... kau
mengagetkanku....” Gerutunya pada
Yonghwa yang sedang tersenyum lebar melihat kekasihnya yang kesal dan tersipu
dalam waktu yang bersamaan.
“ aigooo....” Yoona
yang melihat hal itu lagi-lagi memutar bola matanya tak tahan.
“ Anyyeong.... ice
princess....” balas Yonghwa yang melihat reaksi rutin Yoona ketika melihatnya
itu sambil mengacak puncak rambut gadis itu membuatnya bertambah kesal.
“ ah... kenalkan.... ini
teman baru ku Choi Jonghoon...” katanya menunjuk pada seseorang setelah mereka
sudah melangkah kehadapan dua gadis itu.
“ dan Jonghoon..... perkenalkan ini Seohyun,
kekasihku “ katanya dengan bangga . Seohyun menundukkan kepalanya sedikit dan
tersenyum ramah, yang dibalas hal yang sama olehnya.
“ dan ini Ice Princess...
Im Yoona..” mendengar Yonghwa memperkenalkannya dengan sebutan seperti itu
membuatnya langsung melontarkan tatapan tajam pada pria yang sedang tersenyum
lebar itu.
“ Ohh.... Im Yoona ssi.....
senang bisa bertemu denganmu lagi..” tak disangka-sangka Jonghoon langsung
mengenali gadis yang menolongnya menunjukkan letak fakultas music department
waktu itu.
Yoona yang melihat
pria itu mengenalinya langsung menatapnya intens sambil memutar kembali
ingatannya untuk mengingat ingat sesuatu.
“ ahh... kau yang
waktu itu, jadi kau adalah mahasiswa baru di department Yong Oppa.... senang
bertemu denganmu juga....” katanya setelah ingatannya berhasil terkumpul.
“ Oh kalian saling
mengenal rupannya....” Yonghwa terlihat terkejut begitu juga Seohyun tapi
Yonghwa langsung mengubah pandangannya menjadi pandangan menyelidik.
“ ohh... Yoona...
rupanya cepat juga langkahmu.... apa kau tak mau melepaskan yang satu ini “
wajahnya menampakkan senyuman licik setelahnya.
“ Hyung.....” sapa
Jonghyun tepat di sebelah Yonghwa yang tak menyadari kedatangannya.
“ Ohh Jonghyun...
kebetulan kau ada disini juga...” balasnya sumringah melihat sahabatnya itu
ikut bergabung. Semua mata ikut teralih padanya.
“ perkenalkan ini
Choi Jonghoon teman baru ku....” katanya beralih pada Jonghyun.
Jonghyun tak juga
menyahut malah mengalihkan pandangannya pada Yoona. Jonghyun mendengar
kata-kata terakhir Yonghwa tadi sebelum pria itu melihat kedatangannya.
“ Wae ?” Yoona yang
ditatap begitu merasa tak terima.
“ Kau tahu... Yoona
sudah mengenalnya bahkan sebelum aku mengenalnya .... cepat juga langkahnya...” tawa Yonghwa lebar sambil
merangkul bahu Jonghyun. Entah apa maksudnya, menggoda Yoona atau mengompori
Jonghyun.
Jonghyun masih
menatap Yoona seolah meminta penjelasan.
“ wae, jangan
menatapku seperti itu... dia yang kau tanyakan waktu itu di parkiran...” jelas
Yoona yang mengerti arti tatapan Jonghyun padanya. Tapi Yoona kemudian bingung tak
mengerti untuk apa dia menjelaskan hal semacam itu pada Jonghyun, apa alasannya
sehingga dia perlu memperjelas semuanya, mereka kan bukan siapa-siapa.
“ Nae ??” Jonghoon
yang mengamati percakapan privat mereka tadi tak sadar bertanya.
“ Aniyaa... Lee
Jonghyun imnida...” kata Jonghyun kemudian beralih pada pria yang tampak
bingung di hadapannya itu.
“ dan ini Kwon
Yuri.... dia juga mahasiswa baru disini....” akhirnya menunjuk gadis yang
letaknya agak tersembunyi di balik bahu Jonghyun.
“ Anyyeong
Yurii-ah...” sapanya kasual seperti bertemu teman lama.
“ anyyeonghaseyo...”
jawabnya agar tertunduk, seperti menghindari tatapan pria itu.
“ uahh... kalian
saling mengenal juga.... “ Yonghwa kembali terlihat amazing dengan kenyataan
yang datang bertubi-tubi hari ini.
“ Uahh... Jonghoon daebak...kau
cukup terkenal juga rupanya di kalangan gadis-gadis cantik “ pujinya.
“ Yoona kau harus
bekerja keras eohh.... aku bertaruh Yuri pasti akan mengalahkanmu...hahaha...”
Tawanya lebar mulai menggoda Yoona lagi. Yoona langsung melengos tak peduli.
“ Oppa jangan
menggoda eonnie terus...” Seohyun mengingatkan , Yonghwa lalu mendekat padanya
dan mengelus puncak kepala Seohyun untuk menenangkannya.
“ tenang saja Baby,
aku hanya ingin menyemangatinya, itu saja...” jawabnya masih tersenyum lebar.
Seohyun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir.
“ apa maksudmu
hyung...” kini giliran Jonghyun yang bertanya. Nadanya terdengar agak tajam
membuat semua perhatian teralih padanya.
“ Oh Jjong... lihat,
sepertinya Yoona sudah mengincar yang satu ini....hahaha...” Yonghwa
benar-benar menuang minyak di atas api. Jonghyun langsung melirik Yoona tajam.
“ Museun Soeriya....
kenapa aku harus melakukan hal semacam itu.... Maldo andwae...” bantah Yoona ganti
melirik Yonghwa tajam.
“ ah keurokuna.....
berarti kau yang punya saingan berat Jjong... Yuri kelihatan sudah lama
mengenal Jonghoon... peluangmu menipis sekarang...” Yonghwa tak juga mau
berhenti dan malah ganti menyerang Jonghyun.
Yoona ganti menyorot
dengan tajam kearahnya yang langsung disadari Jonghyun.
“ Mwoya... aku tak
melakukan apapun, kenapa kau berkata seperti itu padaku....” bantahnya cepat.
“ Berhentilah
mengarang-ngarang seperti itu Hyung..... Sepertinya saran Yoona benar, Seohyun
harus segera berpikir ulang mulai sekarang “ balasnya dengan gurauan yang
dibuat seserius mungkin pada Yonghwa yang berhasil membuat ekspresinya berubah
drastis dalam beberapa detik saja.
Yonghwa langsung
mengangkat tangannya dan meletakkannya di kedua sisi telinga Seohyun dengan
tiba-tiba.
“ Baby... jangan
dengarkan apapun... mereka berdua memang sudah gila...” katanya pada Seohyun
yang sudah tertawa-tawa ringan melihat kelakuan kekasihnya yang Choding itu.
Semua orang ikut
tertawa walaupun tak tahu pasti apa yang sebenarnya mereka bicarakan sejak
tadi.
“ Yoona , kau pulang
denganku hari ini “ kata Jonghyun ketika tawa mereka sudah mereda.
Semua mata kembali
menatap fokus kearah Jonghyun.
Yoona tak menjawab
dan malah mengalihkan pandangannya kepada Yuri.
“ Yoona... kenapa kau
menatap Yuri seperti itu “ Yonghwa yang menyadari arah tatapan Yoona tak ayal
langsung bertanya.
Jonghyun yang tahu
maksudnya langsung menjawab.
“ aku yakin aku tak
ada janji dengan siapapun hari ini, jadi jangan khawatir...” jawabnya agak
geli.
“ Yah!!...aku tak
mengawatirkan apapun , kenapa kau berkata seperti padaku...” balasnya tak
terima. Wajahnya merona karena sedikit menahan malu karena Jonghyun tahu apa maksud
tatapannya tadi.
“ aku yang khawatir,
bagaimana jika kau menyakiti dirimu lagi karena marah padaku...” katanya lagi.
“ Kajja.... kami
pergi dulu.... “ ajaknya pada Yoona dan kemudian berpamitan pada semuanya.
“ Chankamman....”
cegah Yonghwa sebelum mereka benar-benar pergi.
“ apa Yoona mencoba
bunuh diri karena marah kau membuat janji dengan Yuri...” tanya Yonghwa
berspekulasi membuat yang lain terbelalak tak percaya dan langsung mengalihkan
pandangan mereka pada Yoona yang terlihat sangat kesal dengan omongan yang
sangat asal itu.
“ Yahh Oppa....
aniyaa... aku tak mungkin melakukan hal semacam itu “ semprotnya pada Yonghwa
yang menyebalkan. Jonghyun hanya satu-satunya yang tersenyum geli melihat
ekspresi mereka semua.
“ Yah...Kau...” Yoona
menarik lengan jaket Jonghyun untuk membuatnya kembali berjalan menjauh dari
tatapan mereka dan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan muncul kemudian.
“ Yah... apa yang kau
katakan.... kapan aku melukai diriku sendiri.... enak saja....” Yoona berganti
memukuli lengan Jonghyun yang berjalan di sampingnya dengan brutal dan Jonghyun
yang tak berdaya hanya mampu menghalangi serangan itu dengan tangannya yang
lain. Dan itu berlanjut sampai di lapangan parkir.
“ bocah-bocah aneh
itu benar-benar.....” Yonghwa kembali tersenyum setelah kepergian mereka. Melihat
perubahan atmosfer yang selalu cepat sekali berubah antara kedua temannya itu
membuatnya kadang berpikir..... bukankah mereka seperti layaknya pasangan
kekasih sering bertengkar dan saling memberi perhatian ..... kapan mereka akan
menyadari itu semua.
“ Baby Kajja... aku
akan mengantarkanmu pulang sekarang...” pandanganya sudah kembali pada Seohyun
yang ada disampingnya.
“ Nee Oppa...”
balasnya lalu beranjak bersama Yonghwa.
“ Kalian berdua ...
kami pergi dulu eohh...” pamit Yonghwa lalu berlalu bergandengan tangan mesra
bersama kekasihnya, sangat kontras sekali dengan apa yang terjadi pada pasangan
yang pertama tadi.
“ kalau begitu aku
juga akan pergi dulu.... “ Yuri sudah akan berbalik ketika Jonghoon tiba-tiba
menahannya.
“ bagaimana kalau aku
mengantarkanmu pulang, daripada kau sendirian....” tawarnya tanpa ragu.
“ hmmm... tak apa ...
aku baik-baik saja “ tolaknya tapi tak juga mengalihkan pandangannya untuk
memandang pria itu.
“ Gwaenchana... aku
senang bisa melakukannya.... bukankah kita baru saja bertemu kembali... kita
juga bisa mengobrol nanti, bukankah sudah lama sekali “ katanya lagi meyakinkan.
Yuri dan Jonghoon
memang saling mengenal waktu mereka berada di senior high yang sama, dan
hubungan keduanya cukup dekat. Tapi kemudian mereka berpisah setelah lulus dari
bangku sekolah dan pergi ke universitas yang berbeda, membuat mereka semakin
menjauh satu sama lain, dan ini pertemuan mereka lagi setelah sekian lama.
Beberapa saat Yuri
memikirkan hal itu tapi akhirnya dia menyutujuinya.
Tak ada salahnya bukan.....
***
Dibawah pohon di
dekat jalanan utama kampus Jonghoon sedang berdiri seorang diri, terlihat dia
sedang menunggu seseorang.
“ hai... Jonghoon
ssi...” Yoona mendekat melihat pria itu berdiri sendirian disana.
Jonghoon langsung
menoleh mendengar suara cukup familiar memanggilnya.
“ Ohh... Yoona
ssi.... wae Yogi iseeo...?” tanyanya penasaran melihat Yoona berjalan ke
arahnya, mereka memang saling mengenal tapi sebenarnya tak begitu akrab.
“ aku sedang menunggu
pasangan love bird Yongseo.... dan ku lihat sepertinya kau juga begitu “
jawabnya sedikit dengan nada gurauan.
“ ahh.... benar juga,
mereka pasti juga mengundangmu untuk merayakan anniversary mereka “ balasnya
sambil tertawa pelan.
“ apa kau sudah lama
berada disini ?” tanya Yoona lagi.
“ tak begitu lama,
Yonghwa tadi memintaku pergi duluan sementara dia harus mengurus beberapa hal
terlebih dahulu....dan kau ?” tanyanya balik.
“ Seo tadi memintaku
langsung saja ke cafe Blossom di depan sana, bagaimana kalau kita menunggu
mereka di sana saja daripada kepanasan disini “ ajaknya karena melihat pria itu
sepertinya mulai kepanasan karena cuaca yang memang terlampau cerah hari ini.
“ kalau menurutmu
lebih baik begitu aku tak keberatan....” sambutnya ramah, senang karena tak
harus menunggu sendirian lagi.
“ Geurae... Kajja...” Yoona lalu melangkah
dengan ceria diikuti Jonghoon di sampingnya. Mereka berjalan sambil mengobrol
santai.
Hfftt.... mereka terlihat akrab sekali.... apa mereka
memang sedang dekat sekarang, mereka bahkan pergi bersama ke cafe, bedua saja.
Tak berapa lama
mereka menunggu pasangan Love bird itu, keduanya lalu muncul sambil
bergandengan tangan, terlihat begitu mesra seperti pasangan yang baru saja
merayakan sebulan jadian mereka padahal keduanya sudah bersama selama 2 tahun
ini, benar-benar pasangan yang langgeng dan serasi.
“ akhirnya datang
juga..... aigoo...” gerutu Yoona menyambut kedatangan mereka.
“ kalian berdua
sepertinya terlihat semakin akrab sekarang “ gantian Yonghwa yang menggoda
keduanya, orang itu selalu saja.
“ Duduklah Yong,
Seo...” kata Jonghoon kemudian pada keduanya , menunjuk kursi kosong di
sebelahnya.
Kemudian mereka
memesan makanan masing-masing dan dilanjutkan dengan perbincangan hangat serta
candaan dan argumen yang tak pernah absen terjadi bila Yoona dan Yonghwa sudah
bertemu.
“ hmm... ahh
Yonghwa-ya... apa Jonghyun ssi dan Yuri tak ikut datang ?” tanya Jonghoon
tiba-tiba karena penasaran kenapa keduanya tak juga nampak padahal mereka
berdua bisa dibilang teman terdekat pasangan ini.
“ oh itu, mereka
sepertinya sedang sibuk dengan projek untuk tugas akhir jadi tak bisa datang“
jawabnya tak tertarik, tangannya sedang sibuk menyuapkan makanan kepada kekasihnya
yang duduk di sebelahnya itu.
“ selalu saja....”
gumam Yoona kesal merutuki kenyataan itu. sebenarnya sejak tadi dia juga
bertanya-tanya dalam hati kenapa Jonghyun tak juga datang bergabung bersama
mereka. Dan ketika pertanyaan itu terjawab rasanya dia menyesal telah bertanya
walaupun dalam hati sekalipun.
“ apa yang kau
katakan eonnie...?” tanya Seohyun yang sepertinya samar-samar mendengar Yoona
menggumamkan sesuatu.
“ aniya... “ balasnya
cepat tak ingin gadis itu mengoreknya lebih dalam mengingat sifatnya yang
perasa dan sangat detail serta mudah penasaran, jika dia tak segera menghindar
sekarang pasti dia akan menjadi sasaran rasa ingin tahunya itu.
“ mereka memang selalu
seperti itu Jonghoon ssi, jangan khawatir....” katanya pada Jonghoon dengan
nada yang sarkastik karena kesal, entah pada siapa.
“ ah begitukah.... “
Jonghoon hanya mengangguk-anguk mengerti.
“ ku lihat mereka
semakin dekat sekarang....” kata Jonghoon lagi seperti melempar sebilah kayu ke
arah tenggorokan Yoona, terbukti gadis itu langsung tersedak mendengar
ucapannya barusan.
“ Uhuukk...uhukk...”
Yoona terbatuk-batuk dengan keras
“ Eonnie
gwaenchana.... minum ini “ Seohyun
langsung panik melihat Yoona tiba-tiba tersedak dan langsung memberikannya
minuman yang ada di hadapan Yoona.
“ kau tak apa-apa....
makannya pelan-pelan saja..” Yonghwa juga terlihat khawatir tapi pandangan
matanya juga terlihat lain.
“ bagaimana menurutmu
Yong ?” tanya Jonghoon beralih pada Yonghwa setelah Yoona berhasil
mengendalikan batuknya dan kembali menekuri makanannya.
“ Molla....
sepertinya memang begitu, tapi aku tak tahu bagaimana sebenarnya hubungan mereka “ jawabnya hati-hati sambil melirik
Yoona sebisa mungkin untuk tak membuat gadis itu shock lagi.
“ bagaimana dengan mu
Yoona ssi.. bagaimana menurutmu tentang
kedekatan mereka, bukankah kau cukup dekat dengan Jonghyun sii “ Jonghoon tak
hentinya juga penasaran padahal Yonghwa terlihat ingin segera mengakhiri topik
pembicaraan yang tiba-tiba ini.
Yonghwa langsung
kaget mendengar Jonghoon beralih bertanya pada Yoona, Dia dan Seohyun langsung
terlihat was-was menatap kearah Yoona yang tadi terlihat cukup kaget ketika
mengangkat kepalanya untuk menatap pria yang bertanya padanya itu.
“ Nee ?... kenapa kau
bertanya begitu padaku.... Yong Oppa saja tak tahu apalagi denganku... aku tak
begitu dekat dengan mereka “ jawabnya
setelah terdiam sejenak, sepertinya sedang menimbang-nimbang apa kata-kata yang
tepat untuk menjawab pertanyaan semacam itu.
“ begitu ya.... tapi
mereka memang sepertinya semakin dekat sekarang ...” gumam Jonghoon pada
dirinya sendiri akhirnya.
Yoona langsung
tertunduk kembali, sementara Yonghwa dan Seohyun masih terus memandanginya
dengan pandangan yang tak benar-benar bisa diartikan, bingung, prihatin, atau
sedih.
Aku saja tak tahu bagaimana hubunganku dengannya...
bagaimana mungkin aku bisa tahu bagaimana hubunganya dengan orang lain.....
rasanya berat, bahkan mungkin aku tak kan sanggup untuk memikirkannya .....
***
Yoona baru saja keluar
dari bilik sebuah toilet di kafetaria, dan kemudian mematut dirinya di cermin
besar di atas westafle. Yoona sedang makan siang di kafetaria kampus bersama
Jonghoon sementara menunggu Yonghwa dan Seohyun datang untuk bergabung,
sementara menunggu dia pamit untuk ke toilet sebentar. Beberapa saat kemudian
salah satu bilik dalam toilet itu terbuka dan ternyata seseorang yang keluar
dari sana adalah Yuri.
“ Ku lihat kau
semakin akrab saja dengan Choi Jonghoon sekarang “ kata-kata Yuri meluncur
begitu saja saat dia mematut dirinya juga di sebelah Yoona tanpa memalingkan
wajahnya pada gadis itu sedikitpun. Nadanya terdengar sinis.
“ Museun Soeriya ?”
Yoona yang merasa dirinyalah yang dituduh seperti itu langsung memalingkan
wajahnya menghadap Yuri dengan tatapan tak terima. Saat itu di dalam toilet
hanya ada mereka berdua.
“ bukan apa-apa,
hanya saja aku sering melihat kalian sering makan siang bersama seperti saat
ini “ Yuri tahu Yoona pergi ke kafetaria bersama Jonghoon saat dirinya dan
beberapa teman se departmentnya juga sedang makan siang, hari ini dia tak
sedang bersama-sama dengan Jonghyun.
“ apa itu menjadi
urusanmu sekarang “ Yoona kembali menghadap ke arah cermin ketika melontarkan
kata-katanya dengan nada dingin dan acuh tak acuh.
“ tentu saja bukan...”
balasnya sinis.
“ hanya saja,.....
bukankah seharusnya kau menjaga sikapmu jika kau sudah memilih berhubungan
dengan seorang pria tak baik bukan jika kau masih mendekati yang lainnya juga “
lanjutnya sedikit berteka-teki tapi Yoona tahu apa maksud dari kata-kata itu.
“ Ahh... apa kau
bermaksud memberi ceramah padaku sekarang, Kwon Yuri “ Yoona benar-benar telah
berbalik dan memfokuskan pandangannya untuk menghadap Yuri dengan tangan
dilipat di depan dada. Yoona benar-benar
merasa tergangu jika orang lain sudah mulai ikut campur dalam kehidupannya,
terlebih mereka tak punya hubungan sedekat itu untuk bisa saling ikut campur.
“ atau.... sebenarnya
kau juga menyukai salah satu dari mereka atau bahkan keduanya “ lanjutnya tak kalah
sengit. Meskipun tak disebutkan tapi mereka berdua tahu benar apa yang menjadi
topik dari perdebatan ini dan siapa objek yang disebut-sebut itu.
“ apa maksudmu , Im
Yoona ?” Yuri mulai terpancing dengan tanggapan Yoona yang begitu tajam.
“ Kau pasti tahu
betul apa maksudku, bukan.... “
“ Jadi apa kau marah
dan cemburu padaku karena sebenarnya kau juga sedang dekat dengan kedua orang
itu.... bukankah seharusnya ceramahmu tadi kau tujukan pada dirimu sendiri,
sebenarnya siapa yang kau inginkan ...” jawab Yoona santai penuh sentilan.
Gayanya yang dingin membuat kata-kata itu terdengar lebih tajam.
Yoona tahu jika Yuri
dan Jonghoon mulai dekat belakangan ini selain dengan Jonghyun. Dia sebenarnya
tak bermaksud untuk mengamati fenomena itu tapi dia memang beberapa kali sering
melihat mereka pulang bersama dan yang lainnya juga.
PLAAKKKK.....
“ Hentikan omong
kosong itu, Im Yoona...” seruan Yuri terdengar berbarengan dengan suara
tamparan yang dilayangkannya tepat di pipi mulus Yoona. Dan bersamaan dengan
itu pula dua orang gadis membuka pintu toilet itu dan langsung shock melihat
insiden yang baru saja terjadi.
“ ahh... Jadi memang
benar...” balas Yoona santai sambil mengelus pipinya yang memerah. Dia langsung
beranjak pergi meninggalkan Yuri yang mematung dan dua orang gadis lain yang
baru datang yang terlihat shock berat.
Yuri langsung
menyadari aksinya sesaat setelah tangannya melayang ke arah pipi Yoona. Yuri
tak pernah berniat untuk membuat keributan dengan gadis itu, tapi percakapan
mereka yang menegang tadi tak ayal menyulut emosinya dan tanpa sadar melakukan
hal itu. Dia benar-benar menyesal akhirnya.
Di meja kafetaria
Jonghoon sibuk menelepon Yoona yang tak juga kembali dari toilet, sementara Yonghwa
dan Seohyun tak jadi ikut bergabung karena masih harus mengurus beberapa hal di
department mereka masing-masing. Tapi Yoona tak juga menjawab ataupun mengangkat
teleponnya atau kembali menghampirinya.
Kenapa dia tak kembali juga... apa dia sudah tahu Yonghwa
dan Seohyun tak jadi datang....
Esok harinya berita
dari insiden itu langsung tersebar luas di area kampus, hampir semua orang di
sana mengetahui prihal perdebatan yang berakhir dengan insiden tamparan itu.
Dan banyak juga rumor yang menyertai yang di duga sebagai penyebab pertengkaran
itu terjadi.
“ Im Yoona...”
Jonghyun yang sejak pagi telah mencari-cari sosok Yoona setelah mendengar
tentang rumor itu mendapati gadis itu baru saja datang dan akan menuju ke arah
salah satu studio dance di departmentnya.
Yoona hanya menoleh
ke arah sumber suara yang telah begitu di kenalnya itu tanpa ada niat untuk
menjawab seruannya itu. Moodnya benar-benar sedang buruk sejak kemarin.
“ apa semua itu
benar....” tanyanya langsung ketika telah sampai di hadapan gadis itu. Jonghyun
meneliti pipi Yoona untuk mencari bekas luka yang ditimbulkan dari insiden
kemarin, tapi hari ini Yoona membiarkan rambutnya terurai yang membuat sebagian
pipinya tertutup oleh rambutnya.
“ wae ?” tanyanya
balik tak tertarik, dia benar-benar sedang malas melakukan apapun sekarang,
apalagi hanya untuk membicarakan hal kemarin lagi.
“ kau bertengkar
dengan Yuri, kenapa ? apa sebabnya ?” Jonghyun bertanya bertubi-tubi mencoba
meminta penjelasan kepada Yoona. Kedua temannya sedang terlibat pertengkaran
dan dia tak mungkin diam saja tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.
“ kenapa kau tak
tanyakan saja pada temanmu itu, bukankah kau sudah dengar, dialah yang
menamparku, bukannya aku “ balasnya sinis.
“ itulah masalahnya,
aku tahu dia tak mungkin melakukan hal semacam itu jika bukan karena terpancing....”
kata Jonghyun mulai tak sabaran karena Yoona terlihat acuh tak acuh.
“ hmm... kau
benar-benar terlalu mengenalnya dengan baik... dan kau juga benar-benar terlalu
mengingat semua yang buruk tentang diriku,...” balas Yoona santai sambil
tersenyum masam lalu kemudian langsung beranjak meninggalkan Jonghyun.
“ Bukan begitu
maksudku, Yoona, dengarkan aku dulu....” seru Jonghyun merasa bersalah sambil
mencoba meraih tangan Yoona mencegahnya untuk pergi, tapi Yoona menepisnya dan
langsung masuk ke dalam ruang studio di dekat situ. Sedetik kemudian air
matanya meleleh bersamaan dengan pintu yang tertutup.
Bahkan kau juga berpikiran sama dengan yang lainnya.....
***
Yoona baru saja
keluar dari gedung fakultasnya dan akan menuju jalan utama kampus itu untuk
pulang. Kuliahnya sudah selesai dan ia ingin segera pulang secepatnya.
“ eonnie.... Yong
Eonnie...” seru sebuah suara yang semakin lama semakin mendekat padanya.
Seohyun berlari-lari kecil untuk mencapai Yoona yang sudah berhenti berjalan.
“ Eonnie... apa
kuliahmu sudah selesai hari ini ?” tanyanya ceria.
“ eohh... aku sudah
akan pulang sekarang “ jawabnya tak begitu bersemangat.
“ Waeyo eonnie ?, kenapa
terburu-buru . Sebenarnya aku ingin mengajakmu makan siang bersama sekarang “
katanya sedih.
“ kapan-kapan saja
eoh, aku sangat lelah sekali sekarang “ ucap Yoona sedikit merasa bersalah tapi
dia benar-benar tak ingin kemana-mana sekarang.
“ ayolah eonnie,
temani aku sebentar saja eoh.... Yong Oppa sedang sibuk sekarang dan aku tak
mau makan sendirian??” bujuknya lagi kini dengan aegyo penuh.
Yoona diam sejenak
larut dalam pikirannya, dia sebenarnya sedang tak ingin melakukan apapun tapi
permintaan Seohyun yang seperti itu membuatnya tak tega.
“ ayolah eonnie...”
bujuk Seohyun sekali lagi karena Yoona tak juga menjawab.
“hmm baiklah...”
ucapnya lirih pada akhirnya. Mau bagaimana lagi, sebentar saja, cepat
lakukan dan kau bisa pulang kerumah secepatnya.
Seohyun dan Yoona
berjalan beriringan menuju ke kafetaria kampus itu, dan tak lama kemudian
mereka telah sampai, tapi pemandangan yang dilihat Yoona benar-benar tak sesuai
dengan apa yang diharapkannya.
“ apa kau sedang
menjebakku, Seo Joohyun “ Yoona menatap Seohyun tajam ketika dia mendapati di
kafetaria itu sudah ada beberapa orang yang ternyata telah menunggu mereka. Tak
hanya Yonghwa dan Jonghyun tapi juga Jonghoon dan yang lebih mengagetkan lagi
Yuri juga ada disana.
“ Mianhae eonnie, aku
tak ada pilihan lain...” Seohyun menatap Yoona dengan tatapan bersalah luar
biasa. Dia benar-benar tak bisa mengelak ketika semua orang memintanya untuk
membujuk Yoona agar dia bisa datang untuk bertemu dengan mereka.
Yuri sudah
menceritakan semuanya kepada semua orang. Karena rasa bersalahnya yang luar
biasa terhadap Yoona, maka dia meminta bantuan mereka untuk bisa meminta maaf
kepada gadis itu.
Yonghwa yang
mengetahui kekasihnya dalam masalah langsung berdiri untuk membantu.
“ duduklah dulu
Yoona...” katanya sambil memegang pundak gadis itu dan mendudukannya di salah
satu kursi kosong di sana menghadap semua orang seperti hendak dihakimi.
“ bahkan kau juga
terlibat Oppa...” katanya menatap Yonghwa tak percaya.
“ aku akan membelikan
minuman untuk kalian semua.....” Seohyun langsung menginterupsi kekesalan Yoona
yang akan dilontarkan pada kekasihnya itu dan langsung beranjak menuju konter
minuman tak jauh dari sana.
Yoona memandang semua
orang satu persatu yang semuanya sedang terfokus kepadanya.
“ jangan salahkan
mereka Yoona ssi, aku yang meminta bantuan mereka semua untuk dapat berbicara
denganmu “ Yuri langsung angkat bicara memecah kebisuan diantara mereka.
“ Yuri ingin
meluruskan kesalahpahaman ini , Yoona “ tambah Jonghoon ikut membantu.
“ Benar Yoona ssi,
aku benar-benar menyesal telah melakukan hal itu kemarin “ ucap Yuri penuh
dengan nada penyesalan.
“ Wae ? kenapa kau
jadi berubah sikap sekarang, kau tak seperti ini kemarin ?” Yoona membalasnya
dengan sinis, dia tak percaya bahwa Yuri benar-benar tulus padanya.
“ Mianhaeyo... aku
benar-benar tak bermaksud bersikap seperti itu kemarin. Aku benar-benar minta
maaf karena telah menyakitimu “ kata Yuri lagi masih dengan penyesalan terlukis
di wajah dan suaranya.
“ kau, berhentilah berpura-pura
bersikap baik padaku sekarang “ balas Yoona dingin.
“ Im Yoona...” seru
Jonghyun mengingatkan gadis itu.
“ Diam, kau tahu
apa-apa “ balasnya cepat.
“ Yuri ssi, kau, aku
tahu kau tak pernah menyukaiku selama ini, tapi kemarin itu, aku tak pernah
menyangka kau akan melakukan hal semacam itu padaku. Dan sekarang setelah
semuanya terungkap, kau berubah sikap menjadi baik padaku di depan semua orang
?” ucapnya kembali menatap pada Yuri dengan tatapan tajam.
“ Yoona...
Berhenti...” Jonghyun lagi-lagi menginterupsi kemarahan Yoona ini.
“ Sudahlah Jonghyun,
Yoona ssi berhak berkata seperti itu terhadapku setelah apa yang ku lakukan
padanya kemarin...” ucap Yuri menenangkan Jonghyun.
“ Kau ingin membuatku
terlihat buruk sekarang “ Yoona tak percaya Yuri mengatakan itu seolah-olah
Yoona adalah Orang yang sangat buruk karena tak bisa bersikap baik terhadapnya
dan menerima permintaan maafnya.
Beberapa detik
kemudian Seohyun datang membawa nampan ditangannya yang berisi beberapa cup
minuman untuk mereka semua, tapi sialnya, saat hanya tinggal beberapa langkah
saja dari meja kakinya tersandung sesuatu dan alhasil minuman dalam cup itu
tumpah di meja.
“ Seohyun...” Seru
Yonghwa langsung menangkap lengan gadisnya itu agar tidak terjatuh.
“ Yuri eonnie...
Gwaenchana ?” Seohyun panik karena sebagian besar minuman yang tumpah itu
mengenai celana Jeans dan baju Yuri.
“ Gwaenchana...?”
tanya Jonghoon yang juga berada di sebelah Yuri.
Dan Jonghyun juga
langsung meraih kotak tissue di atas meja dan menyodorkannya ke hadapan Yuri.
Sementara Yoona yang
juga tak kalah basahnya dengan Yuri hanya mampu membersihkan jeansnya dengan
telapak tangannya sendiri, dan kemudian memandang tak percaya dengan sikap
semua orang barusan.
Ketika semua
perhatian orang-orang teralih padanya, Yuri malah mengalihkan tatapannya kepada
Yoona, terlihat prihatin karena gadis itu tak kalah basahnya dengannya, membuat
Seohyun mengikuti arah pandangannya
“ Eonnie....” Seohyun
yang pertama mengeluarkan suara, menatap Yoona dengan tatapan tak kalah
bersalahnya. Suaranya lirih dan takut-takut.
“ Yoona ,
Gwaenchana...” Yonghwa ikut mengalihkan pandangannya kepada gadis itu.
Yoona terdiam sejenak
sambil terus membersihkan minuman yang tumpah di bajunya.
“ aku baik-baik
saja...” balasnya dingin dan kemudian langsung beranjak tanpa menatap lagi pada
semua orang.
Apa mereka benar-benar melakukan ini padaku..... apa aku
benar-benar teman yang telah lebih lama mereka kenal...
Apa aku benar-benar bersikap buruk pada semua orang
selama ini hingga mereka tak ada yang menganggapku seperti ini.....
“ Yong eonnie...”
Seohyun sudah akan beranjak mengejar Yoona yang berlalu tapi langsung ditahan
oleh Yonghwa.
“ Oppa,Otthokae...?
Yong eonniie pasti marah sekali padaku sekarang...” matanya sudah berkaca-kaca
saat menatap Yonghwa. Seohyun benar-benar merasa bersalah kepada Yoona karena dialah
orang yang menjebak Yoona dan sekarang menumpahkan minuman ke bajunya. Poor
Yoona.
“ Gwaenchana, Yoona pasti
sedang butuh waktu sendiri sekarang, dia akan baik-baik saja , jangan
khawatir... ” kata Yonghwa menenangkan.
“ kau juga jangan
khawatir Yuri...” katanya pada Yuri juga karena melihat wajahnya juga terlihat
khawatir.
Dan dengan itu
Jonghyun langsung beranjak dari duduknya juga dan berjalan menyusul Yoona
sambil melepas jaket yang dikenakannya tadi.
Setelah mencapai sisi
gadis itu, Jonghyun langsung menyampirkannya dipundak Yoona kemudian
merangkulnya dan menemaninya berjalan. Yoona tak menerima maupun menolaknya,
dia hanya tak tahu harus berpikir ataupun bersikap seperti apa sekarang.
Yoona terus saja
berjalan hingga di depan kampus dan Jonghyun hanya mengikutiya.
“ pergilah Jonghyun,
aku akan pulang sendiri hari ini...” katanya lirih tanpa memandang pria
disampingnya itu.
“ Gwanchana, aku bisa
mengantarkanmu pulang, atau jika kau tak mau aku akan minta Kyu Hyung untuk
mengantarmu pulang sekarang “ katanya sambil mengeluarkan ponsel dari sakunya
siap untuk menghubungi seseorang.
“ Jonghyun, please,
aku akan pulang sendiri “ kini nadanya agak meninggi untuk menginteruspi apapun
yang ingin dilakukan Jonghyun. Dia melepaskan jaket Jonghyun dari pundaknya.
“ Baiklah... tapi
langsung hubungi aku ketika kau sampai, eoh....” kata Jonghyun akhirnya lalu
menerima jaket yang diserahkan oleh Yoona, sepertinya gadis itu sedang tak
ingin di debat sekarang. Jonghyun tahu mood Yoona benar-benar hancur hari ini.
Dan tak
disangka-sangka sebuah Taxi melintas disana , Yoona langsung melambai dan tak
sampai semenit dia sudah berada di dalam taxi dan menutupnya tanpa terlebih
dahulu menjawab permintaan Jonghyun ataupun sekedar berpamitan padanya.
***
Dua hari berlalu
sejak insiden di kafetaria itu, Yoona bagai ditelan bumi. Dia tak menghubungi
Jonghyun setibanya dirumah, mengabaikan semua panggilan pria itu, dan
menghindarinya dan juga semua orang.
“ Seo, apa kau sudah
bertemu dengan Yoona selama dua hari ini ?” tanya Jonghyun ketika mereka
bertiga sedang makan bersama.
“ Tidak Oppa, aku tak
tahu kemana dia sejak hari itu, dia bahkan tak pernah membalas semua pesan ku “
jawabnya sedih, dia belum meminta maaf pada Yoona atas kejadian waktu itu
karena Yoona tak juga menganggkat teleponnya atau sekedar membalas pesannya.
“ Dia pasti sedang
ingin sendiri.... sebenarnya aku juga merasa bersalah padanya karena kejadian
itu, tapi mau bagaimana lagi, sementara aku juga harus membantu Yuri “ Yonghwa
pun ikut larut dalam kesedihan. Yoona jarang sekali bersikap sampai seperti
ini. Lebih baik bagi mereka untuk melihat Yoona yang dingin daripada menghilang
seperti ini, membuat mereka merasa kehilangan.
“ Dia pasti sedang
menghindari kita semua, bahkan saat aku bertanya pada semua Oppanya, mereka
juga tak tahu kemana Yoona selama 2 hari ini “ jelas Jonghyun dengan sedikit
frustasi.
Seohyun dan Yonghwa
tak membalas ucapan Jonghyun karena mereka sepertinya sependapat dengan
pemikiran itu.
“ aku pergi dulu
Hyung, Seo,....” ucap Jonghyun tiba-tiba dan langsung beranjak tanpa menunggu
tanggapan keduanya yang terlihat cukup kaget dengan tindakannya yang tiba-tiba
itu.
Jonghyun tak bisa
berdiam diri terus hanya menunggu kabar tentang gadis itu, yang mungkin
perlahan-lahan akan membuatnya semakin frustasi. Lebih baik jika dia melakukan
sesuatu hal atau apapun untuk mencari keberadaan gadis yang cukup berarti baginya
itu.
Jonghyun memulainya
dengan mengunjungi gedung fakultas tempat Yoona kuliah, menanyakan pada siapa
saja disana yang ditemuinya untuk mengetahui keberadaan gadis itu, beralih ke
gedung perpustakaan setelah tak juga menemukannya. Gedung itu memang cocok jika
digunakan untuk menyendiri, tapi dia tak menemukannya juga. Perlahan-lahan
frustasi menyerangnya dengan dahsyatnya. Semua orang tak pelak melihat
bagaimana kalutnya dia berlari kesana kemari dan bertanya pada semua orang
tentang pertanyaan yang semuanya sama... “ apa kau melihat Im Yoona ?”.... “
apa kau tahu dimana Im Yoona ?” dan lainnya yang sejenis. Tampangnya
benar-benar kusut dan rambutnya pun tak kalah berantakan karena sudah tak
terhitung lagi di acak-acak dengan asal. Dia bahkan melupakan jadwal kuliah
terakhirnya hari ini, toh dia pasti tak akan bisa berkonsentrasi sementara
pikirannya semua terisi oleh satu nama, IM YOONA.
Lelah berlarian ke
semua sudut universitas, dia akhrirnya mengakhiri langkahnya di taman belakang
kampus dan mendudukan diri di salah satu kursi panjang , tak jauh dari sebuah
pohon besar yang cukup rindang. Dan disaat dia menyapukan pandangannya ke
seluruh penjuru taman sambil menarik nafas dalam-dalam mencoba menghilangkan rasa
lelah dan frustasinya dengan udara yang segar ini, matanya tiba-tiba menangkap
sesuatu berada di balik pohon besar itu. Jonghyun melihat sebuah tas yang
jelas-jelas dilihat dari bentuknya adalah tas wanita itu tersandar disana, dan
menurut penilaian matanya, tas itu terlihat cukup familiar. Dengan sedikit
ragu, perlahan-lahan dia menghampirinya.
“ Oh My God...
Yoona..” Jonghyun kaget ketika melihat siapa pemilik tas wanita itu yang saat
itu sedang mendudukan dirinya ditanah, bersandar pada batang pohon, menekuk
kedua kakinya, memeluknya dan menyandarkan dahinya diatas lutut.
“ kau berada disini
rupanya, Wae Yogi isseo ?” Jonghyun ikut berjongkok di sebelah gadis yang
dicari-carinya sejak tadi itu dan bertanya dengan pelan ketika melihat wajah
Yoona yang terlihat muram ketika dia mendongakkan kepalanya untuk menatap
Jonghyun.
“ Jonghyun...”
ucapnya lirih setelah yakin dengan apa yang dilihatnya.
“ Iya ini aku “ sahut
Jonghyun meyakinkan, Yoona terlihat tak begitu fokus sekarang.
“ Jonghyun....”
ucapnya lagi, sekarang suaranya melemah dan serak seperti tercekat.
“ Ini aku Yoona, Wae
? ada apa denganmu ? apa kau baik-baik saja ?” Jonghyun mulai khawatir ketika
mendengar suara Yoona tadi. Tangannya meraih kedua lengan gadis itu dan
menatapnya dalam.
“ Jonghyun...
ottokae..?” kini air matanya benar-benar mengalir tak terbendung, matanya tetap
menatap Jonghyun dalam seperti tak yakin jika pria itu benar sedang berada di
hadapannya, dan matanya juga memancarkan kesedihan dan kekalutan luar biasa.
“ Yoona Wae ? kenapa
kau menangis ?” Jonghyun bertambah panik ketika pertama melihat Yoona mulai
menangis, kekhawatiranya meningkat dua kali lipat dari sebelumnya.
Ketika melihat Yoona
tak akan menjawab pertanyaannya dan terus saja menangis, dia lalu menarik gadis
itu kedalam pelukannya, mendekapnya erat.
“ Jonghyun...” ucap
Yoona lirih tenggelam dalam dada bidang Jonghyun dan tanganya memegang kaus
pria itu erat, mencari sandaran.
“ Gwaenchana... I’m
Here.... I’m here...” ucapnya menenangkan sambil masih terus memeluk tubuh
Yoona yang bergetar.
Jonghyun tak tahu apa
yang sebenarnya terjadi dengan gadis itu, tapi yang terpenting sekarang dia ada
disana untuk gadis itu bersandar. Kondisi Yoona sedang tak stabil hanya untuk
dimintai penjelasan atas semua yang terjadi padanya. Dia hanya akan menunggu
sampai Yoona yang akan menceritakan sendiri padanya yang menurutnya bukan saja
tentang masalah tempo hari, dia memiliki masaalah lain yang pasti begitu
mengguncang hatinya.
Sementara itu Yoona
tak bisa berkata apa-apa ketika melihat Jonghyun muncul dihadapannya. Yang ada
dia hanya mampu memanggil nama pria itu berulang-ulang sambil terisak. Hatinya
benar-benar terguncang saat ini, setidaknya selama dua hari ini.
Flashback
Yoona baru saja
bangun dari tidurnya petang itu setelah insiden di kafetaria itu. Saat dia akan
keluar dari kamarnya dan menuju dapur untuk minum, dia mendengar dua orang
sedang berdebat di lantai bawah. Dia langsung menghentikan tangannya untuk
membuka lebar pintu yang sudah terbuka setengah itu ketika mendengar namanya
disebut-sebut.
“ Yoona akan ikut
denganku, titik “ suara seorang laki-laki terdengar cukup keras.
“ Kau tak bisa egois
seperti itu, dia juga putriku, aku yang melahirkannya “ suara wanita menyahut
tak kalah kerasnya.
“ jika kau memang
ibunya, seharusnya kau akan memberikan semua yang terbaik untuknya, dan
melanjutkan studi di Amerika adalah hal terbaik untuknya “ Suara pria itu
terdengar lagi yang akhirnya Yoona mengenalinya sebagai suara Appanya. Kenapa Appa ada disini.
“ tapi Yoona terlihat
bahagia sekarang setelah dia kembali ke Seoul , dan itulah yang terpenting
untuknya, kebahagiannya, lebih dari apapun “ Balas Eomma Yoona tak mau kalah.
Kedua orang tua Yoona
yang memang sudah berpisah itu, lagi-lagi memperebutkan hak asuh gadis itu.
Satu sama lain merasa paling berhak untuk merawat Yoona dan memberikan semua
yang diperlukan dan yang terbaik untuk Yoona menurut mereka.
Dan Yoona yang sejak
tadi mendengarkan di balik pintu kamarnya tanpa sadar telah basah oleh air
mata. Apa lagi ini, seakan-akan masalah datang padanya dengar bertubi-tubi. Dia
merasa sedih karena pertengkaran kedua orang tuanya yang memang sudah sejak
lama tak lagi terdengar, dan tentang topik pertengkaran mereka, apa dia
benar-benar harus pergi lagi.
Flashback end
Yoona menangis sampai
lelah di pelukan Jonghyun sampai-sampai saking lelahnya dia terisak disana
hingga tertidur. Jonghyun membiarkan gadis itu menangis sampai puas hingga
suara tangisnya tak terdengar lagi. Jonghyun baru tahu kalau Yoona sudah
tertidur ketika melihat gadis itu tak bergerak lagi , dia melonggarkan
pelukannya sedikit untuk melihat wajah gadis itu.
Jonghyun lalu
menganggat tubuh Yoona di kedua tangannya untuk membawanya beralih dari bawah
pohon itu ke tempat yang lebih nyaman untuk gadis itu beristirahat. Beberapa
orang melihat mereka dengan penasaran saat Jonghyun membawa Yoona menuju Unit
kesehatan.
“ Jonghyun, apa Yoona
baik-baik saja “ Yonghwa tiba-tiba saja sudah berada di samping Jonghyun. Saat
melihat dia melintas tadi Yonghwa langsung mengejarnya.
“ eoh... wajah eonnie
kusut sekali...” Seohyun yang tadi berada di belakang Yonghwa ikut menimpali.
Melihat keadaan Yoona membuatnya kembali merasa sedih.
“ Dia kelelahan
setelah menangis satu jam ini , dan dia ketiduran sekarang “ jawab Jonghyun
masih terus menatap wajah sembab gadis yang tertidur di pelukannya itu.
“ baiklah...
baringkan saja dia unit kesehatan, aku tak akan menggangu lagi, aku akan
memberitahu Oppa Yoona untuk tak khawatir lagi, karena dia sudah bersamamu
sekarang “ kata Yonghwa ketika mereka sampai di depan ruang unit kesehatan.
“ jaga dia baik-baik,
eoh...” katanya akhirnya sebelum beranjak pergi menggandeng Seohyun bersamanya.
Jonghyun langsung
masuk ke dalam ruangan itu dan merebahkan tubuh Yoona di atas kasur rawat. Tak
ada bantal disana, maka dia lagi-lagi menggunakan tangannya untuk menyangga
kepala Yoona, seperti waktu itu. tak sadar dia tersenyum mengenang memori itu
lagi.
Saat Jonghyun akan
beranjak membenarkan posisi duduknya, Tangan Yoona yang sejak tadi menggenggam
erat kausnya kembali menariknya erat.
“ Jangan pergi...”
katanya. Matanya tetap tertutup saat menggumamkan kata-kata itu, tak ada
tanda-tanda dia terbangun, sepertinya dia mengatakannya tanpa sadar.
“ I’m here.... aku
tak akan pergi kemana-mana “ jawab Jonghyun tak kalah lirih pada Yoona yang
tertidur di hadapannya. Dia langsung mendudukan dirinya di kursi dekat kasur
rawat itu sambil terus menatap wajah Yoona yang walaupun dalam keadaan terlelap
tapi kesedihan dan kekalutan tak juga sirna dari sana.
Apa yang sedang terjadi yang membuatmu sedih dan
menggangu pikiranmu.... bahkan saat tertidur pun wajahmu masih terlihat
gelisah.
***
Sehari setelahnya
dengan kondisi yang lebih tenang, Yoona
menceritakan semua yang terjadi di rumahnya beberapa hari yang lalu itu.
Jonghyun mendengarkan dengan seksama semua cerita gadis itu yang tak lupa di
selingi dengan isak tangisnya lagi. Jonghyun merasa sedih dan kasihan pada
Yoona karena harus mengalami hal semacam ini, tapi disisi lain dia juga
bahagia, ini adalah kali pertama Yoona begitu terbuka padanya setelah bertemu
lagi, seakan Yoona sedang menunjukkan sisi lemah yang selama ini di
samarkannya, untuk meminta perlindugannya.
Dan karena hal itu
juga kini Jonghyun sebisa mungkin membuat dirinya selalu berada disisi Yoona
mengingat bagaimana sedih dan kalutnya pikiran gadis itu. Selama beberapa hari
ini Jonghyun selalu mengantar pulang dan menemaninya kapanpun dia memiliki
waktu luang.
“ Jonghyun...”
panggil Yoona ketika mereka berdua sedang berada di sebuah sudut perpustakaan.
Yoona dan Jonghyun duduk berdua di lantai di sudut perpustakaan yang menghadap
ke jendela kaca besar.
Yoona mulai suka
menyendiri di tempat-tempat sepi, kadang-kadang dia melakukannya sendiri tapi
ketika Jonghyun berhasil menemukannya maka pria itu selalu akan menemaninya,
bukan untuk mengobrol atau yang lainnya, hanya diam saja dan memandangi langit.
“ Hmm...” gumamnya
lirih. Keduanya bersandar pada rak buku besar dan Jonghyun sedang menutup
matanya disampingnya.
“ apa kau tak sibuk
?” tanyanya tanpa memandang padanya.
“ aniyaa... Wae ?”
jawabnya masih tak membuka mata.
“ kenapa kau selalu
berada disini, menemaniku ?” tanyanya lagi. Yoona mulai sadar jika Jonghyun lah
yang selama ini menemaninya menjalani hari-harinya yang tiba-tiba berubah kacau.
“ kenapa kau
tiba-tiba menanyakan hal itu ?” Jonghyun langsung membuka matanya
mendengar pertanyaan Yoona dan melirik
gadis di sampingnya penasaran.
“ Keunyang.... hanya
saja, aku baru menyadari sesuatu sekarang...” katanya tanpa membalas tatapan
Jonghyun. Jonghyun tak langsung bertanya karena dia tahu Yoona belum
menyelesaikan kata-katanya.
“ aku ingat , kau
selalu berkata padaku bahwa semua orang membenciku selama ini karena sikapku
pada mereka, aku sadar sekarang, ternyata kau besar “ lanjutnya kini dengan
senyuman getir terlukis di wajahnya yang muram.
“ bukan begitu
maksudku berkata seperti itu..” sangkal Jonghyun menyesal, dia merasa bersalah
karena membenamkan pemikiran semacam itu pada otak gadis ini yang baru di
sadarinya ketika keadaanya sedang sangat mengkhawatirkan seperti ini ,
setidaknya untuknya.
“ dan satu hal lagi
yang kusadari, tak hanya karena sikapku saja, tapi aku juga seakan selalu
menjadi penyebab semua pertengkaran dan
masalah disekitarku terjadi, pertengkaran dengan Yuri ssi, pertengkaran
para oppa dengan kekasihnya , dan bahkan Eomma dan Appa juga bertengkar
gara-gara diriku “ kini senyumnya sudah berubah menjadi tawa ringan yang
sumbang bahkan untuk telinganya sendiri, seakan hanya kesedihan yang menguar
dari sana.
“ jangan berpikir
seperti itu , itu semua tidak benar “ Jonghyun mulai khawatir karena Yoona
mulai berbicara melantur.
“ dan kau, sekarang
kau harus terjebak disini juga karena diriku...” Yoona melirik Jonghyun
sekilas.
“ ku lihat kau sedang
dekat dengan Yuri ssi sekarang, dan semua harus berantakan karena aku membuatmu
tertahan disini bersamaku,.... ah... benar bukan, lagi-lagi aku yang jadi
penyebabnya..” Tawa sumbang Yoona terdengar lagi.
“ Yoona...” Jonghyun
mengingatkan gadis itu, pandanganya berubah semakin khawatir sekarang.
“ kau tak seharusnya
melakukan ini....” kini suaranya berubah datar. Wajahnya tidak menunjukkan
ekspresi apapun.
Jonghyun sudah akan
membuka mulutnya menyagkal pernyataan Yoona yang menurutnya tak sesuai dengan
apa yang dirasakannya itu, tapi Yoona sudah memotongnya lagi.
“ Tenang saja, aku
belum ingin mengakhiri hidupku sendiri, Kok... atau yang membuat malu dengan
menangis histeris didepan orang-orang yang akan menyangka bahwa aku sedang
gila...” Yoona menghadap pada Jonghyun
dengan melontarkan gurauan yang dipaksakan itu, wajahnya kini menyunggingkan
senyum mencoba menghilangkan kekhawatiran yang sejak tadi sudah tergambar di
wajah pria itu yang semakin lama membuatnya sendiri merasa cemas, karena orang
lain harus ikut merasakan deritanya. Benar bukan, aku lagi penyebabnya.
“ itu lah yang
kukhawatirkan...” jawab Jonghyun lirih.
“ Hmm ?” Yoona
memandang Jonghyun bingung karena sepertinya dia mendengar Jonghyun
menggumankan sesuatu yang tak jelas di pendengarannya.
Aku lebih lega jika kau menangis, menumpahkan semua
kesedihanmu di hadapanku.... jika kau terus bersembunyi dan berpura-pura
baik-baik saja seperti yang selama ini kau lakukan, aku tak tahu lagi akan
menjadi sekeras dan sedingin apa hatimu nanti, lebih dari itu, aku merasa sedih
karena kau menyakiti dirimu sendiri.
“ lalu bagaimana
sekarang, apa keputusan orang tuamu..?” Jonghyun mencoba mengganti topik yang
mulai tak karuan ini.
“ Hmm... mereka
terlihat lebih tenang sekarang, dan akan berbicara secepatnya untuk menentukan
apa yang akan di putuskannya untukku...” Pandanganya kembali menerawang keluar jendela
ke arah pepohonan di luar sana. Dia pasti larut kembali dalam pikiran-pikiranya
yang selalu menghantuinya beberapa hari ini.
“ bagaimana dengan
kau sendiri, apa kau sudah memutuskan ?” tanyanya lagi hati-hati, Jonghyun tahu
Yoona masih bingung dan ragu, terlebih juga karena dia juga was-was dengan apa
yang akan diputuskan oleh gadis itu, dia belum benar-benar siap jika hari-hari
ini akan menjadi hari terakhir kali mereka bersama.
“ Molla...” jawabnya
singkat, dia benar-benar tak tahu apa yang harus diputuskannya, semuanya
benar-benar berat.
Keduanya kemudian
sama-sama terdiam tenggelam dalam pikiran masing-masing selama beberapa saat.
“ apa kau tak lapar
?” tanya Jonghyun tiba-tiba. Dia memutuskan untuk tak membuat keadaan menjadi
berat bagi Yoona dengan pikiran-pikiran itu lagi, yang harus di lakukannya sekarang
adalah membuat gadis itu kembali baik-baik saja, itu saja.
Yoona mengalihkan
pandangannya pada wajah tampan Jonghyun yang sudah menyunggingkan senyum manis
untuknya dengan tatapan bingung.
“ Kajja...” ajaknya
kemudian langsung menarik sebelah tangan Yoona mengajaknya berdiri dan berjalan
keluar dari ruang perpustakaan itu.
Yoona hanya mengikuti
langkah Jonghyun walau masih dalam kebingungan kemana gerangan pria ini akan
membawanya pergi.
“ Kita akan kemana ?”
tanyanya akhirnya.
“ apa kau ingin makan
es krim ?” tawarnya balik yang langsung membuat pancaran mata Yoona yang lama
dirindukan Jonghyun berbinar ceria.
“ Jinjaa ?” sambutnya
tak percaya.
Jonghyun hanya
menganggukkan kepalanya dengan senyum terukir diwajahnya, meyakinkian Yoona
atas tawarannya.
“ Keurae, Kajja...”
ucapnya ceria, dan kini gantian Yoona yang menarik tangan Jonghyun tak sabaran.
Apapun Yoona, tak hanya es krim, aku akan berikan
semuanya untukmu asalkan setidaknya kau bisa tersenyum dan kembali ceria
seperti saat ini.
***
Jonghyun mengantarkan
Yoona pulang setelah mereka makan es krim bersama. Dia menurunkan Yoona tepat
di depan pintu pagar rumahnya.
“ Gomawo “ ucap Yoona
lirih ketika baru turun dari motor sport Jonghyun.
“ Hmm “ Gumamnya
mengiyakan.
Yoona menunduk
menatap ujung sepatunya tak bergerak sedikitpun dari samping motor Jonghyun.
Perasaannya selalu saja sedih ketika dia kembali ke rumah, dimana merupakan
tempat paling nyaman untuknya dulu, tapi
kini teringat rumah membuatnya seakan kembali tenggelam ke dalam masalahnya itu
padahal baru beberapa saat lalu dia setidaknya bisa melupakannya sesaat.
Jonghyun menatap
heran pada gadis itu karena tak juga beranjak masuk ataupun mengatakan sesuatu
dan malah tertunduk muram. Jonghyun kemudian mengulurkan tangannya untuk meraih
tangan Yoona yang menggantung di sisi tubuhnya.
“ masuklah, diluar
sangat dingin...” katanya tenang yang berhasil membuat Yoona mendongak untuk
menatapnya.
“ aku akan
meneleponmu nanti dan kau juga bisa menghubungiku kapanpun kau membutuhkanku “
katanya lagi kini disertai senyuman hangat yang menenangkan. Jonghyun tahu
kekhawatiran Yoona, gadis itu hanya sedang butuh tempat untuk bersandar
sekarang dan dia akan memastikan bahwa dia akan berada disana kapapun Yoona
membutuhkannya.
Yoona hanya
mengangguk patuh, perasaannya sedikit lega ketika Jonghyun mengatakan hal itu
padanya. Dia lalu berjalan masuk ke dalam rumahnya setelah menatap Jonghyun
sekilas yang masih terus tersenyum padanya.
Yoona
baru saja selesai mandi dan mendudukan dirinya di atas kasur ketika eommanya
masuk dan menghampirinya.
“
bagaimana hari mu hari ini, sayang “ tanyanya lembut sambil mendudukan dirinya di sisi kasur Yoona
menghadap putrinya itu.
“
seperti biasanya eomma” jawabnya singkat sambil memandang ke luar jendela
kamarnya.
“
Yoona, ada yang ingin eomma katakan padamu “ katanya mencoba menarik perhatian
Yoona untuk kembali memandang ke padanya.
Yoona
hanya menoleh tanpa menjawab, dia seakan sudah bisa menebak apa yang akan
dikatakan eommanya nanti.
“
Sayang, eomma dan appa sudah
memutuskan...” katanya dan kemudian terpotong sejenak, dan dia menghela
nafasnya berat.
“
kami sepakat akan mengirimmu kembali bersekolah di Amerika dan tinggal bersama
Appa “ lanjutnya dengan nada berat.
Yoona
sempat menahan nafas sejenak tapi akhirnya dia benar-benar pasrah seakan dari
awal dia sudah tahu akan seperti ini akhirnya, mengingat sifat Appanya yang
cukup tegas ketika memutuskan sesuatu, tak ada gunanya lagi berharap untuk
tinggal.
“
Hmm, aku mengerti eomma “ jawabnya lirih akhirnya.
Eommanya
yang melihat raut wajah putrinya bertambah muram tak bisa membendung
perasaannya sendiri. Melihat Yoona seperti itu membuatnya hancur. Eomma Yoona
mengulurkan tangannya untuk mendekap tubuh gadis yang sedang rapuh itu ke dalam
pelukannya.
“
Mianhae.... Maafkan eomma karena tidak bisa mempertahankan mu untuk tetap
tinggal disini, eomma tahu ini berat untukmu sayang “ katanya sambil berlinang
air mata.
“
eomma bisa merasakan kau sedikit berubah ketika kembali kesini, wajahmu kembali
ceria walaupun tak seperti dulu, tapi itu tetap membuat eomma lega dan senang
karena kau bisa kembali kepada eomma. Tapi.... Tapi eomma juga ingin memberikan
yang terbaik untukmu, seperti yang dikatakan Appamu, bersekolah di Amerika
pasti akan membuat kemampuanmu lebih terasah dan terjamin dengan pendidikan
yang bagus, meskipun eomma harus merelakanmu pergi, apapun agar kau mendapatkan
yang terbaik, maka eomma akan melakukan apapun “ lanjutnya panjang lebar
menumpahkan semua perasaanya dan air matanya semakin deras dan tangannya
memeluk Yoona semakin erat.
Sementara
Yoona hanya diam mendengarkan semua kata-kata eommanya dengan patuh dan tak
sadar air mata juga sudah mengalir dari sudut matanya.
Jadi sekarang sudah final,
bahkan eomma sudah tak bisa mencegahku untuk pergi.
Keduanya
terus berpelukan dan berlinang air mata sampai beberapa saat sampai eomma Yoona
melepaskannya ketika dia merasa sudah sedikit tenang.
“
kau akan berangkat seminggu lagi bersama Appa “ katanya lagi sambil menghapus sisa
air mata Yoona. Yoona hanya mengangguk mengerti. Sejak dulu dia memang selalu
menuruti semua keinginan orang tuanya meskipun kadang tak sesuai dengan
keinginanya, tapi satu hal yang dia tahu, bahwa mereka selalu memikirkan yang
terbaik untuknya.
Eomma
Yoona kemudian meninggalkan putrinya itu setelah membenarkan letak selimut
Yoona dan mencium keningnya. Dia berjalan keluar dengan langkah berat seakan
dia masih tak rela untuk melepaskan putrinya lagi.
Yoona
yang tadi sudah sempat memejamkan mata sebelum eommanya pergi kembali membuka
matanya dan memandang keluar jendela kaca yang tak ditutup kordennya. Malam ini
tak ada bintang, hanya bulan yang bersinar sendirian di langit gelap. Seperti
dirinya yang selalu sendiri.
Drttt...
Drrttt...Drrtttt...
Saat
Yoona masih tenggelam dalam lamunanya ponselnya bergetar menandakan ada pesan
yang masuk.
From
: Jonghyun
Maaf aku tak jadi
meneleponmu tadi, aku hanya tak ingin mengganggumu...
Cepatlah pergi tidur, kita
bertemu lagi besok di kampus...
Good Night, Yoona-ya....
<3
Yoona
hanya menghela nafasnya, dia baru ingat Jonghyun tadi berkata akan
meneleponnya. Pikirannya tentang perkataan eommanya beberapa saat lalu tak bisa
dienyahkannya. Dan saat dia kembali teringat akan Jonghyun, pikiran baru yang
lebih rumit datang menyerangnya.
Bagaimana aku akan
mengatakan ini padanya, apa aku akan sanggup....
***
Beberapa Orang sedang
berkerumun di kafetaria, mereka tak sedang menikmati makan siang tapi sedang
membahas sesuatu.
“ Jadi Yoona akan
kembali ke Amerika, bagaimana biasa ?” Yonghwa terbelalak tak percaya dengan
apa yang dikatakan oleh Kyuhyun tadi.
“ benarkah itu Oppa,
kenapa mendadak sekali ?” Seohyun tak bisa menutupi kekagetan dan rasa penasarannya
juga.
“ begitulah, Appa nya
yang tinggal di Amerika tiba-tiba datang seminggu yang lalu dan meminta Yoona
untuk kembali kesana, menyelesaikan pendidikannya disana dan rencananya Yoona
akan berangkat seminggu lagi “ jelasnya dengan nada sedih, dia sebenarnya juga
tak rela untuk berpisah dengan adik sepupu kesayanganya itu yang sudah
dianggapnya sebagai adiknya sendiri.
“ kasihan sekali,
padahal dia baru saja memulai kehidupannya disini “ timpal Soo Young yang duduk
di samping Kyuhyun dengan prihatin, dia juga sudah menganggap Yoona sebagai
adiknya sendiri selama ini dan mereka juga dekat.
“ kasihan sekali
mereka berdua “ Yonghwa kemudian bergumam lirih lebih pada dirinya sendiri tapi
ternyata suaranya berhasil di tangkap orang-orang disekitarnya.
“ Apa maksudmu dengan
mereka berdua, Yonghwa, bukankah hanya Yoona saja yang akan pergi ?” tanya
Jonghoon penasaran tak mengerti maksud kata-kata Yonghwa tadi, semua orang jadi
ikut tertarik dan memandang Yonghwa meminta penjelasan.
“ apa maksudmu Oppa
?” tanya Seohyun lagi karena Yonghwa tak segera menjawab.
“ Bocah itu sudah
menunggu dia kembali sejak lama sekali, dan sekarang harus berpisah lagi “
Gumamnya seperti ikut merasakan kesedihan mereka.
“ bocah itu siapa ?”
tanya Kyuhyun dengan alis berkerut. Dia tak tahu ada yang menunggu Yoona selama
ini, setidak-tidaknya menurut pemikirannya.
“ apa Jonghyun ?”
tanya Yuri tiba-tiba. Membuat semua orang langsung menoleh padanya terkejut.
“Kau tahu... ?”
Yonghwa bertanya dengan menyunggingkan senyumnya ringan tapi kemudian langsung
lenyap.
“ Dia, aku tak tahu
apa yang dipikirkannya selama ini, tapi aku tahu benar apa yang dirasakannya
pada Yoona. Dia selalu menyimpan perasaannya sendiri dari dulu dan tak pernah
mengungkapkannya, bahkan jika kau masih ingat tentang seorang gadis yang
tiba-tiba dikeluarkan beberapa waktu setelah Yoona masuk di kampus ini,
Jonghyun lah yang berhasil membuatnya dikeluarkan oleh pihak universitas karena
dia ketahuan dengan sengaja telah merencanakan untuk mengerjai Yoona
habis-habisan karena kedekatanya dengan kalian bertiga ( tunjuknya pada Kyuhyun
) , dan jika kau juga ingat mereka masih saling bermusuhan saat itu “ jelasnya
panjang lebar sambil menerawang, sesekali dia tersenyum mengingat semua itu,
dia memang dekat dengan Jonghyun yang memungkinkannya untuk mengetahui semua
hal itu.
“ Tak peduli
bagaimana keadaan mereka, Jonghyun tetap saja selalu ingin memastikan sendiri
jika Yoona akan baik-baik saja, seperti sekarang, dia bahkan tak pernah
meninggalkannya sendiri semenjak menemukannya duduk sendiri di taman, dan itu
bukan sekedar karena dia menggangap Yoona adalah sahabatnya tapi karena
Jonghyun mencintai Yoona“ Lanjutnya yang
di balas anggukan oleh semua orang.
Jadi Jonghyun sudah menyimpan perasaanya sejak lama pada
Yoona, seharusnya aku sudah sadar itu ketika melihat bagaimana kedekatan mereka
berdua, Jonghyun memang selalu terlihat lebih bahagia jika bersama dengan Yoona
selama ini. Ahh... Bodohnya aku karena pernah berharap padanya, aku pasti tak
ada apa-apanya jika dibandingkan dengan sosok Yoona yang telah menguasai
seluruh hati, mata, dan pikirannya.
Sementara itu kedua
orang yang tak ikut bergabung itu kini sedang berada di tempat yang sama
seperti kemarin, di sudut perpustakaan dekat jendela.
Jonghyun sedang
membaca buku dengan tekun ketika menemani Yoona duduk disana. Sementara Yoona
hanya memandangi langit dari balik jendela kaca.
“ aku akan berangkat
seminggu lagi “ katanya tiba-tiba setelah kesunyian yang terlampau lama
diantara mereka berdua.
Jonghyun langsung
menolehkan kepalanya cepat menatap wajah gadis itu yang tak beranjak dari
tatapanya kearah langit.
“ apa maksudmu ?”
tanya Jonghyun was-was, Oh... Please...
Jangan...
“ eomma dan appa
sudah sepakat, dan aku akan kembali ke Amerika seminggu lagi “ katanya kini sudah
menatap Jonghyun. Dia menggigit bibir bawahnya untuk mencegah air matanya
meleleh memandang wajah pria itu yang sedang memandangnya dengan sendu.
“ kau benar-benar
akan pergi ?” tanyanya sedih.
“Hmm... aku akan
pergi “ jawabnya meyakinkan, tatapannya kembali menerawang ke luar jendela tak
kuat harus menatap mata sayu itu.
Jonghyun tak berkata
lagi dia hanya memandangi wajah Yoona dengan perasaan campur aduk.
Jadi kau akan pergi lagi... setelah aku mulai berharap
lagi....
Lalu bagaimana denganku sekarang.... apa yang akan
terjadi denganku nanti jika kau pergi...
“ selama sisa
seminggu ini maukah kau menghabiskan waktumu bersamaku “ tanya Yoona tiba-tiba
dengan ceria saat kembali menatap Jonghyun yang masih menatapnya.
“ aku baru sadar, aku
belum sekalipun mengunjungi semua tempat wisata di Seoul ini...” katanya lagi
“ apa akan cukup jika
hanya tinggal seminggu saja...” katanya setengah bertanya sambil
mengetuk-ketukan jarinya di dagu.
“ apa kau sedang
mencoba untuk mengajakku berkencan
sekarang “ balas Jonghyun akhirnya setelah berpikir beberapa saat, dia
mengatakannya dengan nada bercanda.
“ apa kau tak mau ?”
tantang Yoona dengan mata menyipit tak percaya dengan pertanyaan Jonghyun itu.
“ Yang benar saja,
bukankah aku sudah menghabiskan waktuku selama seminggu ini bersamamu, apa kau
tak sadar itu ?” katanya dengan raut wajah yang dibuat seserius mungkin meski
nada bicaranya jelas-jelas menggoda gadis itu.
“ Aishh... Jinja...
lupakan saja jika kau tak mau “ ucapnya jengkel sambil memalingkan wajahnya
dari wajah Jonghyun.
Jonghyun hanya
tersenyum melihat Yoona merajuk, ekspresinya sangat lucu sekali.
“ tentu saja dengan
senang hati aku akan menerimanya.... apa kita akan memulainya hari ini juga “
katanya kemudian dengan senyum sumringah terukir di wajahnya karena berhasil
menggoda gadis itu.
“ bagaimana dengan
Namsan tower, kita bisa membeli gembok dan meletakkannya disana seperti
pasangan kekasih lainnya “ usul Jonghyun tak peduli dengan Yoona yang masih
memalingkan wajahnya.
“ Ke...kekasih ?”
Yoona langsung buru-buru menoleh ketika Jonghyun menyebut kekasih, wajahnya
terlihat kaget.
“ tentu saja,
bukankah kau yang mengajakku berkencan tadi, jadi aku akan menjadi kekasihmu
seminggu ini “ ujarnya penuh senyum. Dan saat itu Yoona tahu bahwa Jonghyun
hanya sedang bercanda dengannya.
“ Aishh...Jinja...
Bukan begitu maksudku tadi...” ujarnya juga mengimbangi candaan Jonghyun
meskipun dia sempat juga tercekat ketika Jonghyun mengatakan mereka akan
menjadi sepasang kekasih, meski hanya untuk seminggu ini.
“ tenang saja,
aku berjanji untuk menjadi kekasih yang
baik untukmu, Oke ...” katanya meyakinkan dengan senyuman jail yang tak hilang
dari wajahnya.
“ Kajja... kita mulai
kencannya hari ini “ katanya langsung meraih tangan Yoona dan menggandengnya
keluar perpustakaan dengan langkah sejajar yang ringan.
Baiklah... aku akan melakukan apa saja untuk seminggu
terakhir ini bersamamu, aku tak akan menyia-nyiakan ini lagi...tidak untuk
kedua kalinya...
***
Dan seakan melupakan
semua apapun yang telah terjadi dan sedang terjadi mereka berdua menikmati
seminggu kebersamaan ini dengan suka cita. Hanya ada kebahagiaan yang ingin
mereka rasakan, tak ada tempat lagi untuk kesedihan menampakkan diri.
Seperti yang
dikatakan Jonghyun, dia berperan menjadi kekasih yang baik untuk Yoona selama
seminggu ini. Menghabiskan waktu bersama ke tempat-tempat wisata dan taman
bermain dan mereka hampir menaiki semua wahana yang ada disana berdua, ke
tempat makan terkenal di setiap penjuru Seoul dan menikmati setiap menu andalan
mereka dan berjalan-jalan tanpa arah tujuan seperti saat ini.
“ kemana lagi kau
ingin pergi ?” tanya Jonghyun ketika
mereka sedang berjalan di keramaian di salah satu jalan di kawasan padat kota
Seoul, di kanan kiri banyak toko berjajar menjual berbagai macam barang dan
makanan.
“ Kita sudah ke
Namsan dan semua taman bermain yang ada di Seoul ini “ katanya lagi sambil
mengingat-ingat. Mereka memang sudah pergi ke salah satu tempat paling terkenal
di Seoul itu, dan mereka bahkan juga mengunci gembok atas nama mereka berdua
sama seperti pasangan kekasih lainnya yang mengunjungi tempat itu.
“ Aku hanya ingin
berjalan-jalan saja hari ini “ katanya lirih masih terus memandang ke arah
depan dan sesekali menoleh ke kanan kiri. Tangan mereka bertautan sambil
berjalan santai menyusuri jalanan itu. Ini adalah hari terakhir Yoona di Seoul,
besok dia akan berangkat dengan penerbangan siang menuju Amerika.
“ benarkah ? kau
hanya ingin berjalan-jalan saja hari ini “ tanyanya meyakinkan. Jonghyun
sebenarnya masih ingin mengajak Yoona ke banyak tempat lagi di kota ini
mengingat ini adalah hari terakhirnya disini tapi sepertinya gadis itu tak
sependapat.
“ Hmm... “ gumamnya
singkat sambil terus memandang ke sekitar.
Tiba-tiba sebuah
tempat yang tak begitu jauh didepan sana mencuri perhatiannya.
“ Jonghyun, ayo kita
kesana...” tunjukknya ke tempat itu dan langsung menyeret tangan Jonghyun untuk
berjalan lebih cepat menuju kesana.
“ Hah... kenapa
kemari ?, kau ingin membeli sesuatu “ tanya Jonghyun heran tapi Yoona tak
menjawab dan terus menarik Jonghyun dengan antusias.
Mereka memasuki
sebuah toko aksesoris yang cukup besar di daerah itu, disana kau bisa menemukan
aksesoris apapun yang kau inginkan, bahkan aksesoris couple.
“ eoseo Eusaeyo “
Yoona langsung
melepas tangan Jonghyun ketika baru saja melewati pintu toko itu dan tersenyum
pada seorang pelayan yang menyapa mereka. Dia langsung berkeliling ke setiap
penjuru toko itu, dan Jonghyun yang memang tak pernah sekalipun masuk ke dalam
toko semacam ini merasa kurang nyaman dan hanya mengikuti Yoona yang berlarian
dengan licah.
“ Jonghyunnn, Illoa,
Palli...” tangannya melambai pada pria di belakangnya itu dengan suara yang
lumayan tinggi tak sabaran.
“ yah, pelankan
suaramu... kau pikir dimana ini sekarang “ katanya mengomeli Yoona karena telah
membuatnya malu karena telah memanggilnya dengan sangat keras di tempat yang
cukup ramai seperti ini membuat orang-orang langsung melihat ke arah mereka.
“ Lihat ini ...”
katanya tak peduli pada omelan Jonghyun dan menunjuk sesuatu di hadapannya.
“ Ige bwoya ?”
tanyanya tak mengerti dengan benda yang di tunjuk oleh Yoona itu.
“ Gantungan ponsel
Couple “ jawabnya dengan mata berbinar-binar.
“ lalu ?” tanyanya
lagi masih tak mengerti.
“ Belikan ini untukku
“ pintanya
“ Bukankah jika hanya
untukmu saja kau tak perlu memilih yang sepasang seperti ini “ tunjuknya pada
benda couple itu.
“ Tentu saja aku
harus memilih yang couple, karena aku akan memakai ini sepasang denganmu “
jawabnya dengan ceria, seakan tak memperdulikan ekspresi tidak nyaman Jonghyun
sejak tadi.
“ Mwo ? Andwae “
tolaknya cepat.
“ ahh wae, apa kau
tak pernah melakukan ini sebelumnya, apa kau tak pernah punya kekasih yang mengajakmu memakai benda sepasang seperti
ini “ tanya Yoona tak mau kalah.
“ aku memang tak
pernah punya kekasih “ jawabnya lirih sambil membuang pandangannya ke samping.
“ Mwo ?? aigoo...
percuma sekali punya wajah tampan jika tak pernah punya kekasih.. ckkckck “
Cibir Yoona meremehkan, padahal dalam hati dia bahagia Jonghyun tak pernah
sekalipun berpacaran dengan siapapun.
“ kau pikir siapa
yang ku tunggu selama ini “ gumamnya dengan nada rendah yang hanya dapat di
tangkap samar-samar oleh Yoona.
“ Mwo ? apa yang kau
katakan ?” tanyanya setelah mendengar gumaman samar itu.
“ Aniyya...aku tak
mengatakan apapun “ elaknya masih menghindari tatapan Yoona.
“ Jadi, sekarang kau
mau kan memakai ini denganku ?” tanyanya lagi kini kembali ceria, matanya
berbinar-binar penuh harap.
“ Andwae “ tolaknya
tegas. Dia tak pernah melakukan hal itu dan menurutnya akan aneh jika dia
memaksakan untuk memakai hal-hal semacam ini.
“ JONGHYUNN...” Yoona
langsung berteriak keras disertai aegyo ketika mendengar penolakan Jonghyun
lagi, dan kini suaranya berhasil menarik orang-orang untuk benar-benar melihat
kearah mereka dengan penasaran.
“ Yah...Ku bilang
pelankan suaramu, kenapa kau berteriak-teriak seperti itu “ Omel Jonghyun tegas
, dia benar-benar sudah malu sekarang dengan teriakan gadis itu.
Yoona tak
menggubrisnya dan kini mulutnya sudah akan terbuka lagi untuk berseru pada pria
di hadapannya itu dengan suara yang lebih keras lagi, tak peduli apa yang
terjadi di sekitarnya. Tapi sepetinya Jonghyun menangkap sinyal itu dengan
baik, tepat ketika Yoona baru membuka mulutnya , telapak tangan Jonghyun sudah
menutupnya dengan cepat, mencegahnya untuk berteriak lagi.
“ Arraseo, arraseo,
aku akan menurutimu, aku akan memakainya bersamamu... jangan berteriak-teriak
lagi Oke...” katanya menyerah demi meredam teriakan Yoona yang lebih parah, ini
satu-satunya cara yang pertama kali muncul dalam otaknya. Menurutinya adalah
langkah terbaik.
Yoona mengacungkan
kedua jempolnya ke atas tanda setuju, mulutnya masih dibekap oleh Jonghyun.
“ Assa... aku akan
pilih yang ini... panda couple.. heheh “ katanya kemudian sambil kembali
memilih-milih benda couple itu.
“ terserah kau saja “
balas Jonghyun ketus.
Yoona langsung
mengambil benda couple imut itu dari gantungan dan menyerahkannya pada
Jonghyun, lalu dia kembali berjalan ke rak lainnya. Jonghyun menerimanya dengan
pasrah.
Yoona kembali
berhenti untuk melihat-lihat kalung yang bermacam bentuk tergantung disana.
Tangannya terus asyik membolak-balik dengan bimbang.
“ bukankah kau sudah
memakai kalung kenapa harus membeli lagi “ Komentar Jonghyun acuh ketika
melihat aktivitas Yoona itu. Yoona memang selalu memakai kalung pemberian
Eommanya selama ini, dan Jonghyun tahu itu.
“ dasar pelit...”
ucapnya kesal atas komentar Jonghyun lalu langsung berlalu dari sana, dia
langsung berjalan menuju meja kasir depan.
“ tunggulah di depan,
aku akan membayar ini dulu “ kata Jonghyun pada Yoona yang memang sudah kembali
tertarik dengan deretan toko yang ada di luar. Yoona langsung mengangguk dan
berjalan ke luar toko.
Tak lama kemudian
Jonghyun sudah keluar dengan paper bag kecil ditangannya.
“ ayo kita ke kedai
ddoboki itu “ tunjuk Yoona ke salah satu kedai pinggir jalan yang tak jauh dari
sana. Tangannya langsung menarik lengan Jonghyun tanpa menunggu respon pria
itu.
“ berikan padaku..”
pinta Yoona ketika mereka baru saja memakan makanannya beberapa suap dengan
lahap.
Jonghyun meletakkan
paperbag kecil itu dihadapan Yoona yang langsung dibukanya dan dipasangnya
diponselnya sendiri dengan tekun.
“ mana ponselmu ?”
pinta Yoona sambil menengadahkan tangannya setelah selesai memasang miliknya
sendiri.
“ akan ku memasangnya
sendiri nanti “ jawabnya masih terus memakan makanannya tanpa memperhatikan
Yoona. Dia benar-benar harus memikirkan lagi apakah harus memakainya atau
tidak, meskipun iya dia yakin bukan sekarang waktunya.
Yoona masih terus
menengadahkan tangannya dengan tatapan tajam pada Jonghyun. Ketika Jonghyun
mengangkat kepalanya dia sadar dia benar-benar sudah kalah.
“ baiklah..” katanya
pasrah sambil mengeluarkan ponselnya dari saku celana.
Yoona langsung
menerimanya dengan ceria dan kemudian memasangkan benda satu lagi yang masih
tersisa.
“ wahh...
Yeppeoda...” pujinya ketika mengangkat kedua ponsel yang sudah terpasang
gantungan itu di depan wajahnya. Jonghyun hanya mampu tersenyum kecut
melihatnya.
Tapi dalam hati dia
benar-benar merasa bahagia, melihat Yoona begitu cerianya seakan-akan tak ada
yang lebih baik dari pada itu dimatanya.
Keduanya sudah
menghabiskan makanan masing-masing dan kembali melanjutkan jalan-jalan mereka
menyusuri jalanan ramai ini. Mereka berjalan santai sambil bergandengan tangan
dan berakhir di sebuah taman kecil yang sepi, disana terdapat dua ayunan kecil.
Yoona langsung
berlari dan duduk disana kemudian berayun-ayun kecil. Jonghyun ikut duduk di
sampingnya.
“ bagaimana menurutmu
hari ini “ Tanya Jonghyun ketika mereka sudah beberapa lama hanya duduk disana
tanpa berkata-kata.
“ Hmm... hari yang
indah...” jawabnya singkat sambil memainkan gantungannya dan kakinya memainkan
tanah dibawahnya, dia sudah melakukanya sejak beberapa saat lalu.
“ aku berharap tak
akan cepat melupakan semua yang terjadi beberapa hari ini “ katanya sambil
menerawang menatap gantungan ponselnya.
Keurae, ini adalah hari terakhir, dan semua juga akan
berakhir setelah hari ini....
Jonghyun hanya
menoleh menatap Yoona yang dia yakin betul telah kembali pada pikiran-pikiran
yang sempat dia lupakan selama beberapa hari ini. Wajahnya berubah sedih
sekarang.
Mereka kembali diam
untuk beberapa waktu, Yoona masih terus memainkan gantungan ponselnya sementara
Jonghyun menerawang ke atas langit yang terlihat cerah hari ini.
Tiba-tiba Jonghyun
berdiri dan menghampiri Yoona dan berjongkok dihadapanya.
“ Yoona, ada yang
ingin ku katakan padamu “ katanya lembut. Yoona langsung mengalihkan
pandangannya pada wajah Jonghyun sejak pria itu berjongkok di hadapannya dan
menatapnya bingung.
Jonghyun akhirnya
memutuskan untuk mengatakan hal ini setelah memikirkan dan menimbangnya cukup
lama termasuk beberapa saat lalu, dia harus mengatakannya sekarang atau tidak
sama sekali.
“ Sejak dulu, sejak
pertama kali bertemu denganmu di junior high, kau adalah satu-satunya gadis
yang berhasil menarik perhatianku, sampai kita akhirnya berteman baik. bahkan
ketika kau pergi meninggalkanku ke Amerika, tak pernah ada yang menggantikan
posisimu “ katanya yang di respon Yoona dengan pelototan mata karena tak terima
dengan kata ‘meninggalkan’ yang dipakai Jonghyun, tapi Jonghyun tetap tersenyum
dan menatap dalam mata gadis itu.
“ bahkan setelah kau
kembali dan perang dingin yang terjadi antara kita selama beberapa bulan itu
tak pernah memudarkan ketertarikanku padamu, entah kenapa “ lanjutnya sedikit
mendesah, membuang nafasnya keras, mengingat memori itu.
“ dan aku bahagia
sekali ketika akhirnya kita bisa kembali menjadi teman walaupun sikapmu tetap
tak berubah terhadapku, aku sempat berpikir jika kau benar-benar telah berubah
membenciku selama waktu itu “ Yoona sudah akan protes tapi Jonghyun langsung
melanjutkan kata-katanya.
“ tapi bagaimanapun
juga kau tetaplah Yoona, gadis yang selalu berhasil menarik perhatianku, apapun
keadaanya selama aku bisa tetap dekat dan melihatmu baik-baik saja, itu sudah
cukup untukku “ Jonghyun menyunggingkan senyum tulusnya ketika mengatakan hal
itu.
“ Jujur saja,
beberapa hari ketika keadaanmu terpuruk waktu itu, hatiku begitu hancur, dan
itu membuatku berjanji pada diriku sendiri akan melakukan apapun untuk
mengembalikan Yoona ku menjadi seperti dulu lagi, Yoona yang ceria dan selalu
bersemangat seperti yang terukir dalam benakku “ ucapnya mantap.
“ Kau adalah gadis
yang baik, dan teman dan sahabat yang baik untukku selama ini, aku tak akan
pernah melupakanmu dimanapun kau berada, tak akan pernah. Dan aku
berterimakasih karena kau telah mengizinkan aku menjadi bagian dalam hidupmu,
dan beberapa hari terakhir ini adalah
yang terbaik , dan aku juga tak akan pernah melupakannya “ lanjutnya . Yoona
benar-benar tak bisa berkata apapun untuk membalas semua kata-kata yang
dilontarkan Jonghyun yang benar-benar membuat hatinya berdegup kencang, dan
pikirannya melayang ke semua memori mereka di masa lalu.
Benarkah dia memanggap diriku seperti itu selama ini...
Oh..Jonghyun... aku tak percaya ini...
“ dan....” Jonghyun berhenti
sejenak untuk mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Dan membuka telapak
tangganya di hadapan Yoona yang menunjukkan sebuah kalung berwarna perak yang
berkilauan dengan liontin berbentuk hati kecil yang cantik.
“ Oh ini....” Yoona
kaget karena dia mengenali benda itu.
“ ini untukmu....
hadiah dariku...” katanya kemudian mengenakannya di leher Yoona dengan
hati-hati.
Tadi ketika Yoona
berjalan pergi dari rak kalung di toko aksesoris , sebuah pikiran terlintas di
benak Jonghyun untuk memberi gadis itu sesuatu dan benda yang baru dilihat Yoona tadi menarik
perhatiannya. Dan dia berharap Yoona akan menyukainya. Jadi itulah kenapa dia
tadi meminta Yoona untuk menunggu di luar ketika dia membayar semua barang itu,
agar Yoona tidak melihatnya membeli kalung itu.
“ Kau harus
menyimpannya dengan baik “ katanya dengan nada ceria setelah mengenakan kalung
itu di leher Yoona dan kembali berjongkok.
“ Saat kau melihat
ini, maka kau juga akan selalu ingat padaku “ lanjutnya.
Jonghyun kembali
menatap Mata Yoona dalam hingga beberapa saat sampai-sampai Yoona tak tahu
harus berkata apa dan hanya membalas tatapan Jonghyun itu.
“ Actually, I Love
You , Im Yoona “ ucapnya tiba-tiba dengan nada serius dan tegas. Keyakinan
penuh menguasai hatinya saat itu.
Yoona yang tak
berpikir Jonghyun akan mengatakan hal itu langsung tercekat dan Jantungnya sempat
berhenti berdetak beberapa saat.
Apa.... Apa yang dikatakannya tadi....
Benarkah itu.... benarkah.... aku tak salah dengar bukan
?
“ Aku tak tahu ini
benar-benar saat yang tepat atau bukan, tapi aku benar-benar tak ingin
membiarkan kesempatan ini berlalu begitu saja, tidak untuk yang kesekian
kalinya. Aku sudah menahan perasaan ini begitu lama, dan aku rasa sekarang
sudah tidak bisa lagi “ ucapnya dengan lembut serta sedikit nada frustasi dalam
nada bicaranya.
Yoona tak juga
menemukan suaranya untuk merespon, lebih dari itu dia hanya terus menatap mata
Jonghyun mencari kebenaran dalam matanya.
“ Kau tak perlu
mengatakan apapun atau memberikan jawabanmu sekarang, aku hanya ingin
mengungkapkannya, semua perasaanku yang selama ini kupendam dalam hatiku ,
sekian lama kepadamu, rasa cintaku yang semakin besar dan besar setiap harinya
“ ucapnya sambil menyunggingkan senyum menenangkan, bahwa Jonghyun tak ingin
memaksa Yoona untuk mengatakan apapun saat ini tentang semua perasaanya, dia
benar-benar hanya ingin mengungkapkan segalanya, agar setidaknya hatinya bisa menjadi damai dan lega.
Jonghyun lalu berdiri
dan menyondongkan dirinya ke arah Yoona, mencium kening gadis itu lembut
beberapa saat, lalu menariknya ke dalam pelukannya.
“ Hanya pastikan
untuk kembali dan memberikan jawabanmu nanti “
“ Dan Saat kau
kembali nanti, Aku akan ada disini “ katanya lirih dan lembut di samping
telinga Yoona.
Yoona tak membalas
juga tak menolaknya, dia hanya membenamkan kepalanya lebih lekat ke dada bidang
Jonghyun yang selalu nyaman untuknya.
Kenapa... kenapa kau baru mengatakan semuanya
sekarang.... aku merasa kakiku semakin berat untuk pergi ...
Tapi, aku benar-benar bahagia kau jujur dengan perasaanmu
sekarang.... setidaknya aku juga akan mengoreksi kembali perasaanku padamu
selama ini....
Setelah beberapa lama
mereka berpelukan , Jonghyun perlahan-lahan melepaskan lengannya dari tubuh
Yoona dan kembali menatap wajah sendu gadis dihadapanya itu.
“ Kajja...Kita pulang
sekarang, sudah hampir senja.... bukankah kau harus bersiap-siap dan
beristirahat untuk besok “ katanya dengan senyuman. Yoona hanya mengangguk
ringan mengiyakan ajakan Jonghyun.
Kemudian mereka kembali berjalan pulang
dengan bergandengan tangan kearah jalan mereka datang.
Biarkan
hari ini berakhir tanpa jawaban.... setidaknya beban perasaan yang tertahan
selama ini telah terlepas dan kelegaan telah datang menggantikan.
Yang
harus dilakukan sekarang adalah menikmati detik terakhir ini bersamamu, dan
menantikanmu keesokan hari hingga kau
kembali.
Aku
berjanji akan ada disana untuk menantikanmu, menantikan jawabanmu, apapun itu.
***
Esok hari pada pukul
12 siang, Yoona dan Appanya diantar oleh Eommanya dan semua Oppanya serta
Yonghwa dan Seohyun berada di bandara di dekat terminal keberangkatan luar
negeri. Mereka duduk di ruang tunggu disana.
Yoona beberapa kali
mengedarkan pandangannya ke arah pintu masuk bandara, dia seperti mencari
seseorang atau lebih tepatnya menunggu seseorang yang tak terlihat ikut
mengantarkan kepegiannya. Tatapanya juga tampak gelisah dan sesekali melirik jam
yang melingkar di pergelangan tangannya, menghitung waktu.
Apa dia tak akan datang....
“ apa kau mencari dia
?” tanya Yonghwa tiba-tiba melihat kegusaran hati Yoona. Yoona langsung
menolehkan kepalanya cepat menghadap Yonghwa, pria itu memang pintar sekali
membaca pikiran seseorang.
“ Mungkin dia tidak
akan datang, dia bilang , dia tak ingin datang “ lanjutnya lagi. Yonghwa bisa
menangkap raut kesedihan langsung terpancar di wajah Yoona ketika mendengar apa
yang dikatakannya barusan.
“ Bukankah kau bisa menghubunginya
nanti, maklumilah, mungkin ini begitu berat untuknya “ katanya lagi dengan nada
menenangkan. Yonghwa tahu benar dilema yang dialami keduanya.
“ Benar eonnie,
jangan terlalu dipikirkan “ timpal Seohyun menyemangati.
Bagaimana bisa aku tak memikirkannya, ini juga begitu
berat untukku....
Setelah itu wajah
Yoona menjadi semakin muram dari sebelumnya. Mengingat dia harus terpaksa pergi
dari kota ini dan meninggalkan semuanya yang baru dimulainya. Serta pikirannya
tentang apa yang dikatakan oleh Jonghyun kemarin tentang perasaanya membuatnya
tak hentinya memikirkan, apa yang sebenarnya dirasakannya sendiri kepada pria
itu. Dia masih bingung dengan hatinya.
Tanpa disadarinya
ternyata Appanya sudah mengamatinya sejak
mereka berangkat dari rumah tadi.
Sebelumnya Appa Yoona berpikir bahwa putrinya ini akan senang jika dia
mengirimnya kembali untuk meneruskan pendidikan di Amerika, mengingat bagaimana
obsesi besar Yoona yang ditunjukkanya dulu pada bidang yang disukainya itu,
menari. Tapi sepertinya dia telah salah menilai putrinya sekarang. Dia
sepertinya telah memulai hidupnya dan impianya yang baru disini sejak dia
kembali ke Korea.
“ Yoona, Sayang....
bisakah Appa bicara denganmu sebentar “ Appa Yoona memanggilnya untuk mendekat.
Yoona beralih dari
sisi Eommanya yang sejak tadi memegang tangannya dengan erat dan wajah yang
sedih seolah benar-benar tak rela jika Yoona akan pergi.
“ Waeyo Appa ?”
tanyanya setelah mendudukan diri di samping Appanya.
Appa Yoona meraih
tangan gadis itu dan menatap pada mata sayunya beberapa saat sebelum berbicara.
“ apa kau benar-benar
ingin pergi bersama Appa ?” tanyanya lembut. Yoona sedikit tersentak mendengar
pertanyaan itu, mengingat Appanya yang sejak awal kukuh meminta Yoona pergi
bersamanya.
Yoona sesaat tak mampu
menjawab karena bingung dan sedih yang dirasakannya, dia membalas tatapan mata
Appanya dalam.
“ Nee Appa, aku akan
menuruti apapun yang Appa dan Eomma putuskan untukku “ jawabnya lirih. Bukan
jawaban mantap seperti yang diharapkan oleh Appanya, seakan Yoona hanya sedang
berperan menjadi anak yang patuh yang selalu menuruti keinginan orang tuanya dan
tak memperdulikan keinginanya sendiri.
“ Apa kau merasa
bahagia dengan keputusan ini ?” tanyanya lagi, dia yakin Yoona terpaksa
melakukan semua ini dilihat bagaimana wajahnya begitu memancarkan kesedihan
akhir-akhir ini.
Yoona tercekat tak
mampu menjawab. Apa dia benar-benar bahagia atas keputusan ini, jujur dari
dalam hatinya sendiri?. Bukankah seharusnya begitu, mengingat orangtuanya ingin
memberikan semua yang terbaik untuknya , seharusnya dia bahagia... Tapi....
Tapi..
“ Yoona..” Appanya
memanggilnya lagi karena pandangan mata Yoona terlihat kosong saat menatapnya.
Yoona langsung terkesiap dan kembali fokus.
“ Maafkan Appa Yoona,
sepertinya Appa bukan Appa yang baik untukmu selama ini “ katanya memulai.
“ Apa yang Appa
katakan, Appa tak seperti itu “ bantahnya cepat. dia merasa bersalah karena
telah membuat Appanya kecewa karena merasa berat untuk pergi.
“ Appa sepertinya
terlalu memaksakan semuanya kepadamu selama ini , tapi sekarang Appa sadar,
jika kau telah bertumbuh menjadi dewasa dan telah memiliki keinginanmu sendiri
walaupun sebaik apa Sesuatu yang ingin ku berikan padamu “ katanya cepat-cepat
menambahkan.
Yoona
menggeleng-gelengkan kepalanya tak setuju. Dia tak ingin Appanya yang selama
ini begitu menyayanginya harus merasa seperti itu. Membuatnya benar-benar
terlihat buruk.
“ Dengarkan Appa
Sayang, Appa tak ingin seperti ini lagi kepadamu, Appa akan berubah mulai saat
ini, jadi sekarang katakan pada Appa apa yang kau inginkan saat ini ?”
lanjutnya. Matanya menatap mata Yoona lurus-lurus menantikan jawaban yang akan
diberikan oleh putrinya itu, apapun asalkan Yoona bahagia, dia akan menerima
apapun yang dia inginkan.
Orang-orang yang mengantar
Yoona dan juga Eommanya juga ikut mendengar percakapan emosional antara Ayah
dan anak itu, serta menanti dengan was-was apa yang akan dikatakan Yoona
selanjutnya. Sementara Yoona terlihat sedang berpikir keras berperang dengan
hati dan pikirannya, mencari jawaban apa yang sebenarnya diinginkannya
sekarang.
Yoona kembali
memusatkan pandangannya kepada Appanya yang sejak tadi tak mengalihkan
pandanganya sekalipun darinya. Dengan hati-hati dia mengungkapkan keinginanya.
“ Appa....
Bolehkah... Aku tinggal “ katanya kemudian dengan hati-hati. Setelah berpikir
cukup lama , ini memang yang selama ini diinginkannya. Tinggal di Seoul
meneruskan apa yang telah dimulainya setelah dia kembali beberapa waktu lalu
dari Amerika.
Appa Yoona tak langsung menjawab membuatnya
memasang wajah was-was kalau-kalau Appanya akan menolak ide itu.
“ Keurae, kau boleh
tinggal, Appa hanya akan menuruti semua keinginanmu mulai sekarang “ Jawabnya
setelah menghembuskan nafas pelan.
“ Gomawo Appa “ Yoona
langsung berhambur ke pelukan Appanya, air matanya berlinang bahagia.
Perasaanya benar-benar lega. Dan demikian juga dengan yang lainnya, wajah
mereka yang sejak tadi terlihat muram kini berganti menjadi senyuman. Eomma
Yoona juga tak henti-hentinya mengucapkan syukur.
Eomma Yoona kemudian
mendekati keduanya dan duduk di sebelah Appa Yoona.
“ Gomawo, Im DaeJong,
telah membiarkan Yoona tinggal “ katanya tulus pada mantan suaminya itu.
“ Mianhae... Maafkan
semua yang kulakukan pada kalian berdua selama ini “ kata Appa Yoona kemudian
menarik Eomma Yoona dengan tangannya yang bebas.
Ketiganya berpelukan
dalam kegembiraan dan air mata kebahagiaan akhirnya.
Mereka melepaskan
pelukan beberapa saat sebelum petugas bandara mengumumkan bahwa pesawat yang
akan menuju ke Amerika akan segera berangkat.
“ Jangan lupa untuk
sering mengunjungi Appa walaupun kau tak jadi pergi, Sayang “ Ucapnya terakhir
kali sebelum pergi. Akhirnya hanya Appa Yoona yang berangkat ke Amerika.
Meskipun kesedihan menyelimuti hatinya saat ini tapi kelegaan juga telah
mengisi hatinya.
Setelah Appa Yoona
tak terlihat lagi Yoona langsung berbalik akan pergi juga.
“ Yoona, kau akan pergi
kemana sayang “ Eomma Yoona terlihat bingung karena melihat Yoona seperti ingin
buru-buru pergi.
“ Kita bertemu di
rumah nanti eomma “ katanya sebelum berlalu dan melambaikan tangan pada semua
orang.
Beberapa yang
mengerti hanya tersenyum saja melihat tingkah Yoona itu.
“ Tenang saja Imo,
Yoona hanya perlu menyelesaikan satu lagi masalahnya sekarang “ Kata Kyuhyun
menenangkan Eomma Yoona yang masih tampak bingung.
“ Sebaiknya kita
pulang sekarang Imo, udara mulai dingin disini “ Siwon menambahkan dan langsung
merangkul pundak Eomma Yoona dan mengajaknya pergi sementara Donghae mengikuti
dibelakang sambil mendorong koper-koper Yoona yang terlupakan.
Sementara itu di
sebuah taman kecil Jonghyun duduk sendirian di ayunan, taman yang kemarin di
datanginya bersama Yoona. Tanganya bergerak-gerak memainkan gantungan
ponselnya. Meskipun cuaca cukup dingin tapi sepertinya dia tak terpengaruh
sedikitpun.
Jonghyun memilih
datang kemari daripada mengantar Yoona ke bandara, entah mengapa, sepertinya
dia tak akan sanggup melihat Yoona pergi meninggalkannya walaupun dia pernah
berkata dia akan baik-baik saja dan tak putus asa untuk menunggunya kembali,
tapi tetap saja.....
“ JONGHYUN.....”
suara melengking terdengar menyerukan namanya tak jauh dari sana. Dia langsung
mendongak karena terlalu familiar dengan suara itu yang dia takut jika itu hanya
imajinasinya saja karena tak mungkin dia berada disini sekarang, tapi menurut
apa yang dilihatnya saat ini, sepertinya itu memang dirinya.
“ Disini kau
rupanya...” katanya kesal.
“ Jadi kau lebih
memilih pergi kesini daripada mengantarkan ku ke bandara “ Yoona berseru dengan
suara keras dan kedua tangan berkacak pinggang , berdiri tak jauh dari hadapan
Jonghyun yang masih terlihat kaget.
Yoona tadi langsung
menghentikan taxi ketika keluar dari bandara, dan instingnya jika dia ingin menemui
Jonghyun saat ini dia harus mendatangi tempat ini, taman dimana mereka pergi
kemarin mengingat kata-kata Jonghyun jika dia akan menunggunya kembali di
tempat ini.
Jonghyun langsung
berdiri dan menatap lurus kedepan sambil mengerjap-kerjapkan matanya beberapa
kali tak percaya.
Yoona seketika itu
langsung berlari ke arah Jonghyun dan melemparkan dirinya kepelukan pria itu.
melingkarkan lenganya di leher Jonghyun yang berdiri mematung.
“ I Love You too “
ucapnya lirih. Dan itulah jawaban Yoona atas perasaan yang diungkapkan Jonghyun
padanya kemarin. Jauh dalam hatinya dia menyadari dia juga menyimpan rasa pada
pria itu, rasa Cinta.
“ Yoona, wae Yoghi
isseo ?” Jonghyun yang terlalu shock dengan kemunculan Yoona yang tiba-tiba
dihadapannya hanya mampu mengeluarkan pertanyaan konyol itu dari tenggorokannya
yang tercekat.
“ Kau pikir apa yang
ku lakukan disini ... Aishh...” Yoona langsung melepaskan pelukannya dan
memandang Jonghyun kesal karena pertanyaannya yang tidak sesuai dengan apa yang
baru saja di katakanya tadi. Jawabannya.
“ Kau tak jadi pergi
Ke Amerika ?” tanyanya lagi, masih tak percaya.
“ Menurutmu apakah
aku akan berada disini sekarang jika aku jadi berangkat kesana” balasnya ketus.
Jonghyun benar-benar merusak momen romantis yang baru akan dibangunnya dengan
pertanyaan konyolnya.
Jonghyun masih tak
mampu mengatakan apapun dan hanya menatap mata Yoona dalam-dalam meyakinkan
diri sendiri jika Yoona benar-benar nyata berada di hadapanya saat ini.
“ Jadi kau sudah kembali
dan memberikan jawabanmu, kau juga mencintaiku ?” akhirnya Jonghyun kembali
tersadar dan mengingat apa yang dikatan Yoona tadi ketika memeluknya.
“ I Love You “ ucap
Yoona mantap membalas tatapan Jonghyun, bibirnya menyunggingkan senyum bahagia
dan lega.
Jonghyun langsung
menarik Yoona kedalam pelukannya saat itu juga , memeluknya erat.
“ I Love You More...”
balasnya sungguh-sungguh.
“ Terimakasih telah
mencintaiku, terimakasih untuk tetap disini bersamaku “ lanjutnya masih memeluk
Yoona erat. Yoona hanya tersenyum dan membalas pelukan hangat Jonghyun yang
melindunginya.
Jonghyun melonggarkan
pelukannya setelah beberapa saat dan kembali menatap mata Yoona dalam. Dia
mencondongkan kepalanya perlahan dan mendaratkan ciuman di kening gadis itu
dengan lembut kemudian beralih ke bibir Yoona dan mengecupnya singkat penuh
cinta sampai akhirnya dia merasakan sesuatu menempel di pipinya.
Jonghyun mendongak
dan melihat salju perlahan-lahan turun.
“ Salju pertama turun
hari ini “ katanya menatap ke arah langit dimana salju melayang dengan ringan
kemudian turun mencium tanah.
Yoona ikut mendongak
mendengar kata-kata Jonghyun.
“ Yeppeoda...”
pujinya merasakan salju di telapak tangannya yang menengadah.
Mereka menikmati
guyuran salju yang turun dengan ringan beberapa saat dalam diam.
“ Bagaimana jika kita
pergi berkencan sekarang, bukankah hari ini hari yang indah sekali “ usul
Jonghyun tiba-tiba dengan bersemangat.
“ Kau yakin ? di hari
bersalju seperti ini ?” Yoona tak yakin dengan usulan Jonghyun yang tiba-tiba
itu, meskipun dia bahagia juga karena Jonghyun mengajaknya berkencan setelah mereka
mengetahui perasaan masing-masing.
“ Ahh... bagaimana
kalau kita bermain salju saja disini “ katanya bertambah melantur sambil
menatap tanah lapang di dekat situ dengan senyum yang semakin sumringah. Salju
sudah mulai menutupi permukaanya.
“ Yahh.. Neo Choding
.... apa kau pikir kita masih pantas melakukan permainan semacam itu sekarang “
Yoona benar-benar menolak keras ide itu, yang benar saja, meskipun itu memang
mengasyikkan tapi tetap saja itu adalah permainan yang kekanak-kanakan untuk
usia mereka sekarang.
“ Ayolah...” pinta
Jonghyun masih tak meninggalkan senyumannya dengan pandangan memohon.
“ Andwae... “ Yoona
menolak mentah-mentah dan langsung beranjak pergi dari sana, karena salju yang
mulai turun dengan lebat dan juga untuk menghindari keinginan konyol Jonghyun.
“ Yoonaa...” panggil
Jonghyun , tapi Yoona terus saja berjalan tak memperdulikannya.
“ Honey....”
panggilnya lagi dengan sebutan lain. Yoona sempat tersentak tapi tetap tak
menghentikan langkahnya.
“ Jagiiya...” cobanya
dengan cara lain. Yoona tetap tak berbalik. Dia terus berjalan sementara
wajahnya mulai menunjukkan senyum senang. Tak menyangka Jonghyun akan
memanggilnya seperti itu.
“ Yeobeoo....”
Panggilnya lagi lebih keras karena Yoona tak juga menggubrisnya. Wajah Yoona
benar-benar sumringah sekarang, tapi dia tak juga berhenti berjalan , timbul
keinginanya untuk menggoda Jonghyun.
Tapi beberapa Saat
Jonghyun tak terdengar lagi memanggil tapi kemudian tak lama Yoona merasakan sebuah
benda lunak menyentuh punggungnya keras dan menghambur. Sebuah bola salju
berhasil dilayangkan oleh Jonghyun tepat mengenai punggung Yoona membuatnya
langsung berhenti seketika.
Yoona langsung
berbalik dengan kesal.
“ YAH... LEE JONGHYUNN...”
serunya geram menatap Jonghyun yang menatapnya jauh didepan sana dengan wajah
sumringah tanpa dosa.
“ Im Yoona, would you
be my girlfriend ?” ucapnya kemudian mengejutkan Yoona. Tak menyangka Jonghyun
akan mengatakan padanya kata-kata itu saat ini.
Yoona tak bergerak
dan tak berbicara sedikitpun untuk menjawab. Jantungnya berhenti berdetak
beberapa saat, nafasnya tercekat dan lidahnya kelu, tak percaya dengan semua
ini.
Apa yang dia katakan tadi..... benarkah... benarkah ??,,
“ Yahh... kau ini
sebenarnya pria sejati atau bukan , bagaimana bisa kau mengatakan hal itu
setelah melemparku dengan sebongkah salju, sebenarnya kau ini ingin mendapat
kekasih atau musuh sih ?” omelnya tak terima dengan pertanyaan yang menurutnya
begitu sakral itu diucapkan dengan begitu tidak romantisnya oleh Jonghyun.
Yoona berjalan mendekat dengan masih terus mengomel.
“ Jadi bagaimana kau
mau kan ? aku akan memberikan bunga, coklat, boneka, eskrim , apapun nanti jika
kau menerimaku, Oke ? “ katanya mencoba untuk bernegosiasi dengan Yoona yang
menggerutu kesal.
“ Hmmm Shireo... aku
tetap tak bisa terima ini “ katanya setelah pura-pura berpikir beberapa saat.
Sebenarnya mendengar
Jonghyun mengatakan hal itu saja sudah membuat Yoona begitu bahagia dan
berbunga-bunga tapi egonya sebagai wanita yang suka berlebihan dengan hal-hal
berbau romantis membuatnya tak bisa menerimanya.
“ Ahh... benarkah
?... baiklah jika begitu aku...” Jonghyun sudah akan berbalik dengan wajah
muram dan menggantung kata-katanya.
“ Andwae.... jangan
coba-coba pergi kemanapun atau pada siapapun...” Yoona yang panik langsung
berseru. Tanpa sadar dia baru saja melarang Jonghyun pergi kemanapun atau
berpaling pada siapapun.
Jonghyun diam-diam
tersenyum mendengar seruan Yoona, rencananya berhasil.
“ Jadi sebenarnya kau
ini juga ingin menjadi kekasihku bukan, kenapa harus bersikap seperti itu
tadi....” Jonghyun menyunggingkan senyum kemenangannya di depan Yoona . Dia
mengatakannya dengan nada bergurau dan langsung berhasil membuat wajah Yoona
memerah karena marah dan malu.
“ Yahh... Jadi kau
hanya berpura-pura tadi.... Beraninya kau “ Yoona langsung melayangkan
pukulannya di lengan Jonghyun secara bertubi-tubi membuat Jonghyun tertawa
semakin keras karena melihat wajah Yoona yang merona merah. Cantik sekali.
Mereka akhirnya berakhir
dengan perang salju juga, kekesalan Yoona telah membuatnya melupakan ide konyol
itu dan malah melakukannya sekarang.
Tapi bagaimanapun
konyolnya sesuatu itu Yoona tetap merasa bahagia sekarang. Perasaan keduanya
benar-benar bahagia sekarang, cinta baru bersemi diatara keduanya.
Keurae.... kisah dalam drama kita memang belum
berakhir.....
Dan sekarang kita akan melanjutkannya dengan kisah yang
baru, kisah yang bahagia.....
Tak akan ada kata terlambat bukan untuk memulai
segalanya, dan ini adalah waktunya....
Neol Saranghae....
Actually, I Love You.....
~~~~END~~~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar