Selasa, 03 November 2015

Actually, I Love You



ACTUALLY, I LOVE YOU
[Sequel of Y, why ?]

Main cast : Lee Jonghyun (CNBLUE) ǀ Im Yoona (SNSD)
Support cast :  Jung Yonghwa ǀ Seo Joohyun ǀ Kwon Yuri ǀ Choi Jonghoon
And other casts.

Author           :           BlossomJjong a.k.a Seffya
Title                :           Actually, I Love You (Sequel, Y, Why ? )
Desclaimer :             The cast are belong to God and Themselves. The story originally by me that imagination come from God.
Rating            :          
Genre             :           Romance
Author Note            :  Ini Sequel awalnya tidak direncanakan akan dibuat, tapi berhubung ada kesalahan teknis saat update ff sebelumnya yang ternyata tidak full. So, I decided to write this, juga buat penuhi hasrat semua reader yang penasaran sama kelanjutan ceritanya. Thanks buat semua reader yang selalu setia nunggu dan baca semua FF ku disini, I Love you All and thanks for all your comments, I really appreciate it. Okay, lets start reading now, Annyeong! J
                                    WARNING : Don’t be Plagiat! And It’s Very another Long story, So prepare yourself first! Kkkk J
Continue from Y, Why ? =>
“ Apa kau benar-benar akan pergi, apa kau tak suka berada di Korea bersama kami, kita semua ?” Kyuhyun bertanya dengan nada sedih , tak rela melepaskan adik kesayangannya pergi.
“ kita bahkan belum sempat mengadakan pesta perpisahannya “ kata Donghae menambahkan.
“ Aigoo... aku hanya akan pergi selama sebulan Oppa untuk Summer Camp, jangan berlebihan seperti itu, kita adakan pestanya ketika aku kembali nanti eoh “ jawabnya sambil tersenyum geli melihat ekspresi para Oppanya yang terlihat sedih. Dia kemudian mulai memeluk mereka satu persatu, dan berpamitan.
“ hati-hati disana, dan cepat kembali...” pesan mereka pada gadis itu.
Yoona kemudian kembali berjalan menuju dimana kopernya berada, di dekat Jonghyun. Yoona kembali memandang para Oppanya dan kekasih mereka serta Yonghwa dan Seohyun sambil melambaikan tangannya singkat.
Yoona memandang lekat pada Jonghyun ketika melewati Pria itu, begitu pula Jonghyun.
Masalah kita sudah selesai sekarang, apa itu artinya kisah kita juga telah berakhir......
Yoona dengan ketetapan hati yang dipaksakannya mulai berjalan ke arah gerbang keberangkatannya. Dia harus meninggalkan semuanya lagi walaupun hanya untuk sementara waktu.
Ini memang sementara waktu, tapi apa yang akan terjadi saat aku kembali nanti, apa kita akan kembali menjadi orang asing lagi, seperti yang selama ini kita lakuakan..... apa aku akan sanggup kali ini....
Saat hatinya masih dalam kegundahan yang luar biasa hebat, tiba-tiba dia merasakan sebuah tangan meraih lengannya dari arah belakang. Saat berbalik, dia melihat Jonghyun berdiri tepat didepannya, nampaknya Jonghyun tadi berlari mengejarnya saat dia beranjak pergi, dia bahkan sampai tak bisa mendengar suara langkahnya karena terlalu larut dalam pikirannya sendiri.
“ Yoona....” panggilnya lirih. Yoona hanya memandangi Jonghyun dengan tatapan bingung terlukis jelas di wajahnya.
“ Apa aku boleh menunggumu kali ini.....” katanya kemudian yang mampu membuat Yoona mengubah ekspresinya dari bingung menjadi terkejut hanya dalam beberapa detik saja.
“ N...Nee...” jawabnya sedikit terbata sambil menganggukan kepalannya ringan. Wajahnya tak mampu menyembunyikan senyum bahagaiannya begitu juga Jonghyun yang tak bosannya memandangi wajah Yoona yang kini mulai merona.
Yoona kemudian berbalik dan kembali berjalan, kini dengan langkah yang terasa sangat ringan. Kegundahan hatinya beberapa saat lalu seperti tak pernah dirasakannya , semuanya sirna hanya dengan mendengar bahwa Jonghyun ingin menunggunya kembali.
Jonghyun masih menatap punggung Yoona dengan wajah sumringah.
Aku tak sabar untuk menunggumu kembali, Yoong...... cepat kembali eoh....
Sedetik kemudian wajahnyaberubah bingung saat Yoona berhenti berjalan , melepaskan pegangan koper dari genggamannya dan kembali berjalan menuju kearah Jonghyun. Ekspresi Wajah gadis itu tak terbaca membuat Jonghyun benar-benar bingung.
Tak lama kemudian kejadian yang tak kalah mencengangkan yang tak pernah disangka oleh siapapun yang mengantar kepergian Yoona tadi , terjadi di depan mata mereka, membuat mereka membulatkan mata tak percaya.
Yoona sampai di hadapan Jonghyun , tepat di hadapannya dan hanya dipisahkan jarak beberapa jengkal saja. Yoona tiba-tiba saja  langsung melingkarkan kedua lengannya pada leher Jonghyun , menjinjitkan kakinya dan mengecup singkat pipi kiri pria itu.
“ Tunggu aku kembali, Jonghyun-ah “  katanya lirih tepat di depan telinga kiri Jonghyun.
“ MWO ???” semua orang yang tadi berada pada jarak yang agak jauh dari keduanya berseru tak percaya secara bersamaan. Mereka membelalak tak percaya dan menjatuhkan rahangnya tanpa sadar.
Yoona kemudian langsung berbalik dan berlari kecil menuju dimana kopernya tadi ditinggalkannya.  Meninggalkan Jonghyun yang terpaku dengan wajah terkejutnya dan mengabaikan seruan orang-orang yang tak kalah histeris.
Jonghyun yang sadar beberapa saat kemudian langsung menyentuh pipinya tepat dimana tadi Yoona memberikan kecupannya dengan sebelah tangannya. Tanpa sadar senyum sumringahnya terukir nyata menampakkan kedua lesung pipinya yang sempurna. Dia benar-benar bahagia sekarang.
Aku pasti akan menunggumu kembali, Yoona-ya....
Yoona berjalan meninggalkan semua orang dengan wajah bahagia terukir jelas dari senyumnya yang terus mengembang.
Tunggu aku kembali.....


Satu bulan kemudian
“ ah.... Michigene Jinja....ini benar-benar gila” Yoona menggerutu dalam kekesalan yang terpendam.
Harus menunggu di ruang tunggu bandara setelah menempuh perjalanan kurang lebih 25 jam membuatnya naik darah. Seseorang berjanji untuk menjemputnya pulang hari ini tapi sudah hampir 15 menit berlalu sosoknya tak juga tampak.
Sementara itu dijalanan seorang pemuda sedang mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Dia ada janji hari ini, tapi karena tiba-tiba ada sesuatu yang mendadak harus di lakukan akhirnya dia harus terlambat lagi.


“ Im Yoona....” serunya setelah berlari sepanjang tempat parkir sampai di ruang tunggu bandara, menghampiri seorang wanita yang sedang duduk sendirian dengan beberapa koper di sampingnya, wajahnya terlihat tak bersahabat.
Yoona berdiri perlahan setelah melihat siapa yang datang menghampirinya, wajahnya dingin dan tangan terlipat di depan dada.
“ Yah Pabboya.... kemana saja kau... kenapa baru datang “ serunya pada seseorang dihadapannya yang masih terengah-engah mengatur nafasnya yang tersengal.
Dia tak menjawabnya karena nafasnya yang masih memburu.
“ Yah... Jawab aku, jangan diam saja... Paboo... apa kau tak tahu bagaimana lelahnya aku sekarang, dan kau tega membuatku menunggu “ Yoona langsung melayangkan pukulannya tepat didada seseorang dihadapannya itu secara bertubi-tubi tak peduli dengan bagaimana keadaan nafas orang itu sekarang.
Jonghyun, pria itu , meraih tangan Yoona yang masih memukulnya bertubi-tubi dengan lembut, membuatnya berhenti. Lalu dia menariknya lebih mendekat dan mendekap tubuh gadis itu di pelukannya. Yoona tercekat seketika.
Dugun....Dugun....Dugun.....
“ berhentilah marah-marah, bukankah kau bilang kau lelah sekali....” ucapnya lembut tepat di telinga kiri Yoona.
“ Bogoshipeo....” lanjutnya dengan lirih mirip seperti gumaman.
Yoona tak sanggup berkata apa-apa lagi, lidahnya kelu seketika. Otaknya berhenti bekerja, tak mampu memutuskan apa yang seharusnya dia lakukan saat ini, mendorongnya menjauh, atau membalas pelukannya atau sekedar menjawab kata-katanya. Tak satupun dapat terpikir olehnya, yang ada hanya hatinya bergetar hebat, hangat tubuh Jonghyun mengalir lembut ke setiap aliran pembuluh darahnya. Seolah rasa kesal, marah dan lelah yang belum lama lalu dirasakannya telah musnah.
Setelah beberapa saat keduannya diam dalam posisi yang tak berubah, akhirnya  Jonghyun melepas tubuh Yoona dari pelukannya, meski berat, dia telah menunggu gadis ini selama satu bulan penuh sejak perdamaian mereka waktu itu. Melihatnya lagi di hadapannya dan bahkan memeluknya membuatnya lega dan bahagia.
“ Kajja... kita pulang sekarang “ ajaknya kemudian dan langsung meraih koper-koper Yoona dan mendoronganya. Mereka berjalan bersisian keluar bandara untuk pulang kerumah, semua orang telah menunggu disana.
***
Siang itu Yoona sedang bersama dengan Seohyun di Kafetaria kampus mereka, keduanya sedang menikmati makan siangnya dan berbincang dengan asyik ketika seseorang , mungkin lebih, menghampiri mereka.
“ Yoona... Seohyun.... anyyeong...” Sapa Jonghyun ceria.
“ Annyeong Oppa....” jawab Seohyun tak kalah ceria. Sementara Yoona hanya meliriknya yang kini sedang mendudukan dirinya di kursi di depan mereka.
Pandangan Yoona beralih pada seseorang yang ada di belakang Jonghyun yang sepertinya mengikuti pria itu. Gadis cantik itu berdiri tepat di belakang Jonghyun ketika dia sampai tadi.
“ Yuri- ssi duduklah...” kata Jonghyun pada gadis di belakangnya itu sambil menunjuk kursi di sampinya. Gadis itu lalu duduk disana perlahan.
“ Nugu Oppa.... apa dia temanmu ?” tanya Seohyun penasaran, matanya berbinar menatap sosok baru itu.
“ ahh.. Perkenalkan, Dia adalah murid baru di kelasku, dia murid transfer seperti Yoona, namanya Kwon Yuri “ Katanya memperkenalkan gadis itu.
“ Annyeonghaseyo, Kwon Yuri Imnida.... Bangapseumnida...” katanya kemudian memperkenalkan dirinya sendiri.
“ Annyeong, Naneun Seo Joohyun imnida.... panggil saja Seohyun “ balas Seohyun sambil mengulurkan tangannya yang disambut gadis itu dengan ramah.
Kemudian pandangan semua orang beralih pada Yoona yang sejak tadi diam tapi mengamati. Yoona yang ditatap begitu, langsung tersadar.
“ ahh... Im Yoona Imnida “ katanya sambil mengulurkan tangannya juga untuk menjabat tangan gadis itu.
“ Bangapseumnida.... “ kata Yuri lagi pada keduanya.
“ Apa kalian teman-teman dekat Jonghyun ssi disini ? “ tanyanya mengutarakan analisisnya sejak awal melihat kedekatan mereka semua.
“ Nee... mereka adalah sahabat-sahabatku , dan ada beberapa yang lain juga, aku akan mengenalkan padamu nanti “ Jawabnya sedikit kelu. Hatinya sedikit berubah muram mengetahui kenyataan itu, benarkah mereka semua hanya sebatas sahabat dan teman-temannya saja, apa dia juga termasuk salah satunya. Pandanganya tertuju pada seseorang.
“ annyeong.... “ sapa seseorang yang baru datang pada semuannya, dia langsung mendudukan diri di sebelah Yoona setelah mengambil salah satu bangku kosong di dekat situ.
“ Annyeong Oppa...” balas Seohyun semangat, tentu saja.
“ Ohh.... Hyung, wasseo ?” balas Jonghyun sumringah.
“ Ohh.... Nuguya... Jjong ?” tanyanya ketika melihat sosok baru, bergabung dengan mereka.
“ ahh.... pekenalkan Hyung,  ini Kwon Yuri, mahasiswa transfer di department ku “ katanya lalu melirik Yuri yang mengulurkan tangannya ke arah pria itu.
“ Kwon Yuri Imnida...” katanya.
“ Jung Yonghwa imnida....panggil saja Yonghwa, aku Kekasih Seohyun “ ucapnya memperkenalkan dirinya dengan cengiran sumringah.
“ ahh... yang benar saja, kenapa dia harus berkata seperti itu, norak sekali...” Yoona memutar bola matanya bosan melihat sikap Yonghwa yang menurutnya berlebihan. Sementara Seohyun hanya mampu menyembunyikan pipinya yang merona.
“ Yahh.... memang itu benar kan, bilang saja kau iri karena tak punya kekasih “ balas Yonghwa yang kini sudah memalingkan pandangannya kearah Yoona dengan tatapan tak terima.
Kedua orang ini memang sering sekali berdebat seperti ini setelah mereka menjadi semakin dekat beberapa bulan terakhir ini, dan ini merupakan hiburan yang menarik dan sangat menghibur bagi yang lain ketika keduanya sudah dalam mode saling berargumentasi, Childish.
“ Tetap saja itu norak sekali.... dan satu lagi itu bukan urusanmu jika aku tak punya kekasih “ Balas Yoona tak mau kalah.
“ ahh Jinjaa ??.... wahh... pasti kau akan semakin sulit untuk mendapatkan kekasih sekarang , Im Yoona. Lihat Yuri ssi, dia cantik, baik dan seksi, melebihimu “ ucapnya dengan nada bergurau yang dibuat seserius mungkin untuk menggoda Yoona.
“ Lihat... Zeus drama department saja sudah dekat dengannya ( melirik Jonghyun)..... pasti yang lain juga akan begitu.... “ lanjutnya kemudian.
Yuri yang di puji Yonghwa langsung bersemu merona walaupun dia tahu ada nada gurauan dalam nada bicaranya.
“ aniiyaa.... tentu saja Yoona-ssi lebih cantik dariku....” ucapnya menyangkal.
“ Keuromyeon.... Yoona kan sangat cantik dan baik juga, Hyung “ kata Jonghyun menambahkan. Yoona meliriknya sekilas ketika ia mengatakan hal itu.
“ aku tahu.. Tentu saja dia cantik, meskipun dimataku tetap Seohyun yang paling sempurna “ cengirannya sangat lebar sambil menatap kekasihnya yang semakin merona.
“ Tapi dia juga sangat dingin dan menyebalkan, kau pikir siapa yang akan tahan berlama-lama berdekatan dengannya “ lanjutnya sambil menepuk-nepuk puncak kepala Yoona yang sejak tadi membuang mukanya yang sebal.
Semua orang tersenyum mendengar kata-kata Yonghwa, Yoona memang tetap dingin bahkan sejak perdamaiannya dengan Jonghyun dan kedekatan mereka lagi. Semua tetap sama tak ada yang berubah, begitupun dengan hubungan mereka yang tetap saja sebatas hubungan persahabatan, walaupun bisa dibilang lebih dekat daripada sebelumnya.
Apa aku memang terlihat seperti itu.....

Aku... aku pasti akan tahan, selama apapun juga... berada didekatnya adalah hal yang terbaik yang bisa kupikirkan selama ini... terlepas dari semuanya, dari bagaiamana dia bersikap, bagaimana dia memandangku......
Yoona yang bertambah kesal lalu memalingkan wajahnya kearah Seohyun yang berada di satu sisinya yang lain.
“ Seo, seharusnya kau berpikir ulang mulai sekarang, kenapa kau tak bersama yang lainnya saja.... pikirkan masa depanmu eoh... kau akan benar-benar menyesal jika terus mempertahankan orang ini....” ucapnya tanpa rasa berdosa sedikitpun, tidak juga memperdulikan tatapan membunuh di balik punggungnya.
“ Yahh.... apa maksudmu Im Yoona....” Seru Yonghwa kesal.
“ jangan dengarkan ucapannya sedikitpun, Sayang... dia pasti sudah gila....” lanjutnya, kini beralih menatap Seohyun yang sedang menangkupkan sebelah telapak tangannya di depan mulut untuk mencegahnya tertawa lebar.
Yang lain ikut tertawa melihat keduanya yang saling menghadap berlawanan arah setelah argumentasi kekanak-kanakan mereka berakhir.
***
Yoona keluar dari ruangan kuliahnya yang terakhir dengan lemas. Jadwal Kuliahnya hari ini cukup padat dari pagi sampai sore hari, otomatis menguras banyak energinya. Dia berjalan menunduk sembari membenarkan letak tas selempangnya.
“ hai, Yoona...” sapa seseorang tepat si sisi kanan Yoona, membuat gadis itu tersentak kaget sesaat.
“ wae yogi isseo ?” tanyanya tak percaya, Jonghyun sudah bersandar di dinding depan ruang kuliahnya.
“ aku akan mengantarmu pulang hari ini “ jawabnya singkat sambil menyunggingkan senyumnya.
“ aku akan pulang bersama Kyu Oppa “ balas Yoona kemudian lalu mulai berjalan lagi. Jonghyun langsung ikut beranjak mensejajarkan langkahnya dengan gadis itu.
“ aku sudah bilang pada Hyung akan mengantarmu, lagipula dia juga akan pergi bersama Sooyoung nuna , jadi tidak apa-apa kan ?” tanyanya sambil menelengkan kepalanya menghadap Yoona.
“ Mwo ? “ serunya dan dia langsung menghentikan langkahnya seketika.
“ Jadi dia sedang asyik berkencan sekarang, dan menitipkan aku lagi pada orang lain, aishh Jinjaa.... tega sekali dia...” gerutu Yoona kesal atas kelakuan Oppanya itu. dia masih tak bisa lupa kejadian beberapa bulan yang lalu itu.
“ sudahlah jangan begitu, lagipula dia tak menitipkanmu kok, aku yang meminta untuk mengantar “ balasnya kalem mencoba memberi penjelasan apa yang sebenarnya terjadi.
“ Wae..?” tanya Yoona penasaran.
“ Kenapa kau tiba-tiba ingin mengantarku ?” lanjutnya.
Yoona heran Jonghyun tiba-tiba meminta untuk mengantarnya pulang, meskipun ini bukan yang pertama kalinya tetapi juga tidak biasanya. Apa pria ini sedang tidak ada kerjaan atau sebagainya. Meski begitu Yoona tetap saja merasa senang walaupun ekspresi wajahnya tetap saja tak menggambarkanya dengan gamblang.
“ Keunyang,....” jawabnya singkat sambil menghindari tatapan mata Yoona .
Jonghyun memang tak punya alasan yang pasti mengapa dia melakuakan hal itu. Tadi tiba-tiba saja dia teringat Yoona dan tanpa sadar dia langsung melangkahkan kakinya menuju gedung dance department sesaat setelah jam kuliahnya selesai. Jonghyun memang sudah beberapa hari ini tak bertemu dengan gadis itu karena ini sudah mendekati saat-saat ujian  jadi semua mahasiswa seakan sibuk dengan tugasnya masing-masing, begitupun dengannya. Dia hanya.... Hanya merindukan gadis itu.
“ Hmm... baiklah, mau bagaimana lagi...” kata Yoon akhirnya menyetujui.
“ Ok...Kajja..” seru Jonghyun riang dan meraih tangan Yoona untuk mengajaknya menuju parkiran.
Tapi ketika keduannya baru memasuki pelataran luas depan kampus itu, seseorang berlari menghampiri mereka.
“ Jonghyun....” panggilnya dengan keras membuat keduanya berbalik.
“ Akhirnya aku menemukanmu “ kata Yuri yang memang sejak tadi telah mencari-cari sosok Jonghyun yang tiba-tiba menghilang sejak berakhirnya kuliah.
“ ah... Yoona-ssi..” sapanya pada Yoona yang ternyata berada bersama Jonghyun, Yoona hanya membalasnya dengan senyuman singkat.
“ Yuri, Wae ?” tanya Jonghyun penasaran kenapa gadis itu sampai mencari-carinya. Sedangkan Yoona terlihat tak tertarik, pasti bukan kabar yang baik, setidaknya untuk dirinya sendiri.
“ ah... bukankah kita harus menemui Park songsaengnim untuk konsultasi tentang projek kita “ jawabnya seperti mengingatkan.
“ ah... matta... aku lupa, jadi apakah kita akan menemuinya sekarang “ Jonghyun baru ingat jika hari ini dia dan Yuri akan bertemu dengan dosen mereka, keduanya bergabung dalam satu kelompok bersama dengan dua orang lainnya untuk sebuah projek akhir semester.
“ Nee... kurasa begitu, Naera dan Songjae juga sudah menunggu “ jelasnya.
“ baiklah kalau begitu “ putusnya setelah mendengarkan penjelasan dari Yuri.
Jonghyun lalu mengalihkan pandangannya pada Yoona yang sedang mengedarkan pandangannya kesekitar dengan tampang bosan. Percakapan mereka tak membuatnya tertarik sedikitpun, malahan membuatnya kesal.
“ Yoona, tak apa kan jika kau menunggu sebentar ?” ucapnya lembut mencoba menarik perhatian gadis itu.
Yoona menoleh dengan dingin.
“ kenapa aku harus menunggu, kau bisa selesaikan urusanmu dan aku akan pulang sendiri “ jawabnya ketus, jelas saja karena ini bukan pertama kalinya.
Beberapa waktu lalu dia juga berencana akan pulang bersama Jonghyun dan bermaksud untuk makan malam bersama, tapi rencana itu harus gagal total karena Yuri tiba-tiba datang dan menginterupsi dengan alasan yang kurang lebih sama dengan yang dilontarkannya beberapa saat lalu. Jonghyun tak meminta Yoona menunggu itu artinya rencana mereka memang harus batal, dan dengan perasaan kesal dia pulang menumpang taxi sampai kerumahnya, karena semua Oppanya sudah pulang kerumah masing-masing. Alhasil, 3 hari Yoona marah besar pada Jonghyun karena insiden itu dan menghindarinya, membuat Jonghyun frustasi. Sejak itulah sikap Yoona pada Jonghyun bertambah dingin dari sebelumnya. Dia benar-benar tak suka dengan sukap Jonghyun yang mudah lupa dengan janji-janjinya itu.
“ Yoona, ayolah, hanya sebentar saja.... lagi pula aku sudah janji pada Hyung untuk mengantarmu pulang “ Jonghyun mencoba membujuk gadis itu dengan nada lembut.
“ katakan saja kau sudah mengantarku pulang dengan selamat, habis perkara “ balasnya dingin dan bermaksud akan beranjak sampai Jonghyun meraih sebelah lengannya untuk mencegahnya pergi.
Gadis ini, kenapa manja sekali, bukankah dia sudah dewasa kenapa tidak bisa mengontrol sikapnya sendiri.... benar-benar..... Yuri yang melihat adegan perdebatan mereka tak ayal memberikan komentar sinisnya tentang sikap Yoona yang menurutnya kekanak-kanakan.
Jonghyun... kenapa pula dia harus menahannya... biarkan saja dia melakukan apa yang diinginkannya....kau terlalu baik padanya....
“ tak bisa begitu, aku harus memastikan sendiri jika kau sampai dirumah dengan selamat... hanya sebentar saja ... Aku janji akan menyelesaikannya segera, eoh...” Katanya lagi membujuk Yoona untuk mau menunggunya.
Yoona terlihat berpikir sejenak lalu kemudian mengangguk dengan lemah, mau bagaimana lagi....
“ baiklah... aku pergi dulu... aku akan menemuimu di parkiran jika aku sudah selesai nanti...” katanya sambil mengelus puncak kepala Yoona singkat  sebelum beranjak pergi.
“ Yuri... Kajja...”  ajaknya pada Yuri yang sedari tadi diam menyaksikan. Jonghyun berjalan lebih dulu sementara Yuri menyusul kemudian setelah melirik sebentar kearah Yoona.

Yoona sedang menunggu di sebuah bangku dekat parkiran sambil mendengarkan musik dari ponselnya dengan earphone terpasang di kedua sisi telinganya ketika seseorang datang menghampirinya.
“ Jeseonghamnida nona...” sapa seorang pria dari arah belakang punggung Yoona. Dia tak berbalik.
“ Nona... “ katanya lagi, kini dia menyentuh pundak gadis itu ringan mencoba menarik perhatiannya.
Yoona berbalik merasakan seseorang menyentuh pundaknya.
“ Apa kau sudah sele....” Yoona tak menyelesaikan kata-katanya ketika tahu orang yang berada di hadapannya bukan orang yang diharapkannya.
“Nuguseyo...?” tanyanya bingung. Dia tak merasa mengenal pria itu.
“ ah... Jeseonghamida... aku hanya ingin bertanya, dimana letak fakultas musik department ?” tanyanya sopan.
Yoona mengamati sesaat, mencoba memberikan penilaian pada sosok dihadapannya itu.
“ ah... di gedung 3, letaknya berada di pojok kanan dari jalan utama “ jawabnya menunjukkan arahanya.
“ Gamsahamnida... Oh... perkenalkan aku Choi Jonghoon, terimakasih atas bantuanmu nona....... “ kata-katanya terputus karena dia tak tahu nama gadis yang dimintainnya tolong itu.
“ ah... Aku Im Yoona...” Jawabnya cepat.
“ Okay, terimakasih sekali lagi Im Yoona ssi, semoga kita bisa bertemu lagi...” katanya terakhir kali dengan senyuman ramah sebelum beranjak dan berbalik menuju arah yang ditunjukkan oleh Yoona tadi.
Beberapa saat kemudian Yoona sudah akan kembali duduk ketika orang yang lain mendekat padanya.
“ Yoona...” panggilnya sambil berjalan mendekat, disampingnya seorang gadis juga berjalan sejajar dengannya.
“ kau sudah selesai ?” tanyanya ketika tahu yang datang adalah Jonghyun dan juga Yuri, gadis itu lagi.
“ Nugu ?” tanya Jonghyun sedikit tajam, sambil sekilas melirik arah kemana pria tadi melangkah. Yuri mengikuti arah pandangannya, dan mengamatinya lebih jeli.
“ siapa yang kau maksud ?” jawabnya santai seolah nada tajam yang tersirat dalam suara Jonghyun tak berpengaruh apa-apa.
“ Pria yang berbicara padamu tadi “ katanya lebih jelas.
“ Molla.... dia hanya menanyakan gedung fakultas musik saja “ Yoona menjawab tanpa memandang wajah Jonghyun yang mengamatinya dengan intens, sementara Yoona sibuk sendiri memasukkan barang-barangnya kedalam tas, tak tertarik dengan pertanyaan Jonghyun.
“ benarkah ?” Jonghyun masih saja tak mau percaya.
Jonghyun memang melihat Yoona dan pria tadi berbincang. Dan dia juga melihat pria itu tersenyum manis pada gadis itu, entah apa maksudnya, tapi itu cukup membuat hatinya bergemuruh tak karuan, berkecamuk resah.
“ Mwoya .... kenapa harus membicarakan orang yang bahkan tak dikenal.... Jika kau sudah selesai, bisakah kita pergi sekarang, aku sudah bosan “  gerutunya kesal karena Jonghyun terus saja bertanya prihal laki-laki yang tak dikenal itu.
Jonghyun diam beberapa saat mencoba menata pikiran dan hatinya sendiri.
Jika benar Yoona tak mengenal pria itu berarti itu adalah kabar baik, jadi tak ada masalah.
Ahh... suasana yang baik ini tak seharusnya dikacaukan dengan masalah-masalah sepele seperti ini, bukan ? , jarang sekali aku bisa mengantarnya pulang seperti ini, jadi kesempatan ini tak akan kusia-siakan hanya karena kecemasan yang tak berdasar ini.
“ Kajja... kita pulang sekarang “ kata Jonghyun akhirnya , senyum kembali terukir diwajahnya setelah berhasil menyelesaikan masalahnya sendiri dalam hati.
“ aku akan mentraktirmu es krim karena kau sudah mau menunggu, eottae ?” tawar Jonghyun. Dia tahu Yoona tak akan bisa menolak yang satu ini.
Benar saja, mata Yoona yang  langsung teralih padanya berbinar dengan ceria.
“ Jinja...?? kau akan membelikan ku es krim.... Chocolate mint ?” tanyanya antusias sambil mengguncang-guncang salah satu lengan Jongyun.
Tebakannya 100% benar.
“ Tentu saja... apapun yang kau inginkan “ jawabnya mengiyakan.
Jonghyun tahu benar apa kesukaan Yoona. Dan yang satu ini selalu berhasil membuatnya senang seketika bahkan dari moodnya yang terburuk sekalipun. Begitupun saat Yoona marah dan menghindarinya 3 hari penuh. Dengan memberikan gadis itu 1 cup besar es krim kesukaannya, emosinya leleh tak tersisa. Membuat perasaan lega langsung menjalar ke sekujur tubuh Jonghyun yang sempat frustasi hebat. Dan cara ini akhirnya juga diikuti oleh Oppa Yoona yang lain jika kebetulan mereka yang menjadi sasaran amarah gadis itu.
“ kajja... kita pergi sekarang “ ajaknya.
Jonghyun menoleh pada Yuri yang sejak tadi diam tapi juga tak fokus.
“ Yuri-ah, kami pergi dulu...” Suara Jonghyun yang tiba-tiba memanggil namanya membuatnya kembali tersadar dan menatap Jonghyun yang juga menatapnya agak sedikit bingung.
“ ah... nee, hati- hati di jalan, Jonghyun-ah... Yoona-ssi “ katanya pada keduanya.
Jonghyun tersenyum singkat dan bersama dengan Yoona langsung berjalan menuju motor besarnya. Hari ini dia tak membawa mobil karena suasana memang sangat cerah dan udara benar-benar menyejukkan. Yoona memegang pundak Jonghyun untuk membantunya naik. Dan beberapa saat kemudian mereka berlalu dari area parkir.
Sepertinya sosok itu begitu familiar.... apa mungkin itu dia.....
***
Yoona dan Jonghyun berhenti di salah satu kedai es krim tak jauh dari kampus mereka. Dan ini juga adalah tempat dimana Jonghyun membelikan Yoona es krim waktu itu, dan menurutnya Yoona pasti juga akan menyukainya kali ini.
Tak beberapa lama pesanan mereka sudah tiba, Yoona yang sedari tadi tak sabar langsung mengangkat sendoknya dan menyekop es krim itu dalam ukuran yang lumayan besar, yang tak disangka-sangka langsung di telannya sekali suap. Jonghyun yang sejak tadi mengamati tingkah laku gadis itu tak bisa menyembunyikan senyumnya.
Lucu sekali..... terlihat menggemaskan.....
“ apa kau suka es krimnya “ tanyanya kemudian sambil mulai memakan es krimnya sendiri.
“ Hmm... ini enak sekali....” Yoona tak kuasa melontarkan pujiannya pada rasa eskrim itu yang menurutnya begitu nikmat, dan dia berjanji es krim di kedai ini akan menjadi salah satu tempat favoritnya untuk menikmati makanan kesukaannya itu.
“ Daengida....” ucapnya lega. Dia senang Yoona menyukainya.
“ itu berarti kau sudah tak kesal lagi padaku bukan ?” tanyanya kemudian.
Yoona langsung mengangkat kepalanya yang sejak tadi menekuri cup eskrimnya dengan khidmat memandang pada Jonghyun sedikit tajam.
“ tentu saja tidak..... ini sudah kedua kalinya kau melakukan hal semacam itu, jika kau ingat” jawabnya tak kalah tajam.
“ kau pikir aku anak kecil yang akan langsung lupa dengan apa yang terjadi setelah kau membelikan apa yang disukainya “ tambahnya lagi.
“ bukan begitu maksudku “ balas Jonghyun cepat. Dia tak menyangka Yoona akan menafsirkan kata-katanya menjadi seperti itu berbeda dengan apa yang dimaksudkan sebenarnya.
“ sudahlah..... ini juga sebagai peringatan untukmu, ini akan menjadi terakhir kalinya aku mau menunggumu.....” katanya dingin sebelum kembali menekuri eskrimnya lagi.
“ apa maksudmu ?” tanyanya cepat. Jonghyun tak percaya Yoona akan mengatakan hal itu kepadanya dan tanpa disadarinya nadanya berubah dingin ketika menanyakan hal itu.
Yoona menganggkat kepalanya lagi.
“ apa kau merasa senang sekali bisa membuat orang lain menunggumu....” kata-katanya seolah-olah bernada pertanyaan, tapi kemudian dia melanjutkan.
“ Bagaimana mungkin kau selalu saja melupakan janjimu sementara kau membuat janji yang baru dengan orang lain .... apa kau tak pernah sadar dengan apa yang selalu kau lakukan selama ini...”
Jonghyun tak menjawab ataupun menginterupsi kata-kata yang dilontarkan oleh Yoona, matanya terus saja memandangi gadis itu dengan intens.
“ apa kau begitu menikmati saat gadis bernama Yuri itu akan selalu datang padamu dan memberitahumu tentang janji kalian.....sehingga kau mau melakukannya berulang kali ” lanjutnya sarkasme. Dia sudah benar-benar melupakan eskrimnya dan membalas tatapan Jonghyun dengan tajam, moodnya ikut berubah bersamaan dengan perubahan atmosfer yang tiba-tiba di sekeliling mereka.
“ apa itu yang kau pikirkan tentang aku selama ini ?” tanya Jonghyun tak percaya. Jadi seperti itukah pandangan Yoona terhadap dirinya selama ini.
“ Bukan aku yang memikirkan , tapi kau memang telah melakukannya...” balasnya tajam.
Yoona hanya tak menyukai sikap Jonghyun yang menurutnya tak pernah berubah sejak dulu, mengingkari janji dan membatalkan janji. Ditambah lagi dengan adanya Yuri yang selalu menempel padanya dan satu-satunya orang yang menjadi sebab semua hal itu terjadi.
Mereka terdiam beberapa saat dan terus saling memandang, pandangan yang tak bisa dideskripsikan oleh masing-masing dari mereka. Terlalu banyak macam kata sifat terlibat disana.
“ Yoona...apa kau benar-benar membenciku...” tanyanya setelah sedikit bisa menenangkan diri. Jonghyun sadar, bila ini terus berlanjut, jika mereka saling menyerang dengan tajam, maka tak terelakkan lagi akan terjadi perdebatan yang semakin besar, dan dia tahu disini bukan tempat yang tepat untuk hal itu terjadi.
“ dan apa kau membenci Yuri juga...” lanjutnya.
Aku membencinya karena selalu mengikutimu...
Dan aku membencimu karena membiarkan dia selalu berada di dekatmu....
“ apa maksudmu bertanya seperti itu...?” tanya Yoona masih juga tak mengubah nada bicaranya, Moodnya benar-benar buruk sekarang dan Jonghyun malah membawa-bawa nama orang itu kedalam perdebatan mereka juga.
“ kulihat kau tak begitu suka padanya dan sedikit sinis, padahal semua orang menganggapnya baik, apa kau benar-benar tak suka padanya, apa alasannya ?” Tanpa sadar Jonghyun kembali meningkatkan nada bicaranya walaupun sedikit, kata-kata Yoona berhasil membuatnya terpancing.
“ Jadi kau marah karena aku terlihat tak menyukainya ?” tanyanya tak percaya Jonghyun membela Yuri dihadapannya.
“ aku tak marah karena itu, tapi karena sikapmu, kau terlihat membenci semua orang, bahkan denganku juga, bukankah kita sudah berdamai, tapi kau masih saja tak berubah.... kau tahu kenapa banyak orang tak menyukaimu selama ini, semua itu tak lain karena sikapmu sendiri....” Jonghyun melontarkan semua kata-katanya yang selama ini berputar-putar di otaknya sejak lama tentang bagaimana Yoona bersikap, bahkan juga kepadanya.
Jonghyun sempat berpikir hubungan mereka bisa berubah lebih baik pasca perdamaian itu tapi ternyata perkiraannya salah, sifat Yoona yang dingin tetap saja ditampakkannya bahkan saat bersamanya. Hal itu sering sekali menimbulkan pertanyaan dalam benaknya apakah perdamaian mereka saat itu benar-benar memiliki arti. Jonghyun sempat putus asa walaupun hingga sekarang dia masih saja tak berhenti berusaha.
“ jadi kau sedang men Judge diriku sekarang, mengomentari apa yang kulakukan sesuka hatimu..... apa hakmu...” Yoona benar-benar tak percaya Jonghyun baru saja menilai semua apa yang dilakukannya selama ini. Kata-kata  yang tak disangkanya akan terlontar dari mulut pria ini.
“ YOONA.... kau tahu benar apa maksudku...” serunya menginterupsi karena Yoona sudah mulai tak terkendali melontarkan kemarahannya terdengar dari suaranya yang meninggi sekarang. Beberapa orang yang juga ada di kedai itu tak ayal langsung menoleh penasaran pada sumber keributan itu.
“ Keurae.... aku tahu....aku sangat tahu.... dan sekarang, Lakukan apapun  sesuka hatimu...” Yoona sudah beranjak dan menyambar tasnya lalu langsung berjalan meninggalkan kedai itu dengan langkah cepat tak peduli lagi dengan Jonghyun ataupun orang-orang yang sedari tadi memandangi mereka dengan pandangan penasaran.
Jonghyun yang kaget melihat Yoona beranjak pergi, langsung mengeluarkan beberapa lembar uang dan meninggalkannya di atas meja dan kemudian berlari mengikuti Yoona setelah menyambar tasnya juga.

“OH My GOD.... Yoona...” Jonghyun berseru kaget ketika dia hampir mencapai Yoona yang masih terus berjalan tanpa mempedulikan lalu lintas disekitarnya.
Di depan kedai itu memang merupakan jalanan yang lumayan ramai, mobil dan motor banyak berlalu lalang. Yoona berjalan menuju ke pinggir jalan bermaksud untuk menghentikan taxi, tapi tak disangkanya langkahnya terlalu jauh hingga menjorok ke jalanan besar itu dan disaat yang bersamaan sebuah sepeda motor dengan kecepatan cukup tinggi melaju terlalu dekat dengannya. Yoona yang tahu saat motor itu sudah tinggal beberapa meter saja darinya langsung membeku tak mampu berpikir maupun bergerak sampai dia mendengar teriakan itu dan dalam beberapa detik kemudian dia sudah terguling di tanah bersama satu orang lain yang kini telah memeluk tubuhnya yang membeku.
“ Gwaenchana....” seseorang berkata pada tubuh Yoona yang masih tak bergerak dengan tatapan mata kosong.
Yoona kemudian menoleh pada sumber suara yang terdengar sangat khawatir luar biasa itu dan bertemu dengan wajah Jonghyun yang sedang meneliti tangan dan kakinya dengan seksama kalau-kalau ada yang terluka, ekspresinya benar-benar cemas tak beda jauh dengan suaranya. Beberapa orang yang melihat kejadian hampir kecelakaan itu juga terlihat shock.
“ Yah... apa yang kau pikirkan sebenarnya.....” tanyanya kesal setelah kembali memfokuskan pandangannya pada wajah Yoona.
“ kenapa kau tak melihat langkahmu..... bagaimana jika sesuatu terjadi padamu.....” katanya lagi memarahi Yoona yang masih blank.
Jonghyun benar-benar panik luar biasa ketika dia baru saja keluar dari kedai itu dan melihat sebuah motor yang hampir saja menyambar tubuh Yoona dengan kecepatan tinggi, tak ada yang bisa dilakukannya selain berlari padanya dan menariknya.
“ kau bolah marah padaku, tapi jangan lukai dirimu sendiri....” katanya lirih sambil menundukkan kepala menyesal. Seharusnya pertengkaran itu tak harus terjadi, seharusnya dia dapat menahan diri, seharusnya dia tak membuat mood Yoona hancur dan membuatnya marah, maka kejadian ini tak akan terjadi, bagaimana jika sesuatu benar-benar terjadi tadi, bagaimana jika dia terlambat sedetik saja,  bagaimana jika..... dia tak akan pernah memaafkan dirinya sendiri jika itu terjadi.
“ Kenapa kau malah memarahiku hah....” Yoona yang sudah bisa bereaksi langsung mendorong lengan Jonghyun yang masih memeganginya.
“ aku tak memarahimu...” suaranya lirih karena sadar dia memang baru saja memarahi Yoona tadi karena terlalu panik.
“ minggir... aku mau pulang...” katanya lalu beranjak dari pelukan Jonghyun yang tadi terduduk di tanah bersamanya.
“ aku akan mengantarmu “ katanya cepat dan ikut berdiri.
“ aku bisa sendiri “ Yoona sudah akan beranjak ketika tangan Jonghyun meraihnya dan membawanya kearah motornya yang terpakir tak jauh dari sana.
“ aku sudah bilang aku akan mengantarmu pulang” nada suara Jonghyun kali ini benar-benar tegas seolah-olah tak bisa terbantahkan lagi. Yoona akhirnya menurut dan membiarkan Jonghyun menuntunnya bahkan memasangkan helm untuknya.
Mereka berlalu tak lama kemudian, Jonghyun melajukan motornya dengan kecepatan sedang sementara Yoona berada di belakangnya dan memeluk pinggangnya dengan erat. Keduanya sama-sama membisu selama perjalanan pulang.
***
Siang menjelang sore ini cuaca memang lumayan cerah, Yoona and Seohyun memutuskan duduk di taman kampus mereka di sebuah bangku panjang sambil mengobrol santai.
“ Baby, annyeong....” seseorang tiba-tiba datang dari arah belakang langsung mencium salah satu sisi pipi Seohyun, membuatnya terbelalak dan menoleh cepat.
“ Oppa... kau mengagetkanku....”  Gerutunya pada Yonghwa yang sedang tersenyum lebar melihat kekasihnya yang kesal dan tersipu dalam waktu yang bersamaan.
“ aigooo....” Yoona yang melihat hal itu lagi-lagi memutar bola matanya tak tahan.
“ Anyyeong.... ice princess....” balas Yonghwa yang melihat reaksi rutin Yoona ketika melihatnya itu sambil mengacak puncak rambut gadis itu membuatnya bertambah kesal.
“ ah... kenalkan.... ini teman baru ku Choi Jonghoon...” katanya menunjuk pada seseorang setelah mereka sudah melangkah kehadapan dua gadis itu.
 “ dan Jonghoon..... perkenalkan ini Seohyun, kekasihku “ katanya dengan bangga . Seohyun menundukkan kepalanya sedikit dan tersenyum ramah, yang dibalas hal yang sama olehnya.
“ dan ini Ice Princess... Im Yoona..” mendengar Yonghwa memperkenalkannya dengan sebutan seperti itu membuatnya langsung melontarkan tatapan tajam pada pria yang sedang tersenyum lebar itu.
“ Ohh.... Im Yoona ssi..... senang bisa bertemu denganmu lagi..” tak disangka-sangka Jonghoon langsung mengenali gadis yang menolongnya menunjukkan letak fakultas music department waktu itu.
Yoona yang melihat pria itu mengenalinya langsung menatapnya intens sambil memutar kembali ingatannya untuk mengingat ingat sesuatu.
“ ahh... kau yang waktu itu, jadi kau adalah mahasiswa baru di department Yong Oppa.... senang bertemu denganmu juga....” katanya setelah ingatannya berhasil terkumpul.
“ Oh kalian saling mengenal rupannya....” Yonghwa terlihat terkejut begitu juga Seohyun tapi Yonghwa langsung mengubah pandangannya menjadi pandangan menyelidik.
“ ohh... Yoona... rupanya cepat juga langkahmu.... apa kau tak mau melepaskan yang satu ini “ wajahnya menampakkan senyuman licik setelahnya.
“ Hyung.....” sapa Jonghyun tepat di sebelah Yonghwa yang tak menyadari kedatangannya.
“ Ohh Jonghyun... kebetulan kau ada disini juga...” balasnya sumringah melihat sahabatnya itu ikut bergabung. Semua mata ikut teralih padanya.
“ perkenalkan ini Choi Jonghoon teman baru ku....” katanya beralih pada Jonghyun.
Jonghyun tak juga menyahut malah mengalihkan pandangannya pada Yoona. Jonghyun mendengar kata-kata terakhir Yonghwa tadi sebelum pria itu melihat kedatangannya.
“ Wae ?” Yoona yang ditatap begitu merasa tak terima.
“ Kau tahu... Yoona sudah mengenalnya bahkan sebelum aku mengenalnya .... cepat  juga langkahnya...” tawa Yonghwa lebar sambil merangkul bahu Jonghyun. Entah apa maksudnya, menggoda Yoona atau mengompori Jonghyun.
Jonghyun masih menatap Yoona seolah meminta penjelasan.
“ wae, jangan menatapku seperti itu... dia yang kau tanyakan waktu itu di parkiran...” jelas Yoona yang mengerti arti tatapan Jonghyun padanya. Tapi Yoona kemudian bingung tak mengerti untuk apa dia menjelaskan hal semacam itu pada Jonghyun, apa alasannya sehingga dia perlu memperjelas semuanya, mereka kan bukan siapa-siapa.
“ Nae ??” Jonghoon yang mengamati percakapan privat mereka tadi tak sadar bertanya.
“ Aniyaa... Lee Jonghyun imnida...” kata Jonghyun kemudian beralih pada pria yang tampak bingung di hadapannya itu.
“ dan ini Kwon Yuri.... dia juga mahasiswa baru disini....” akhirnya menunjuk gadis yang letaknya agak tersembunyi di balik bahu Jonghyun.
“ Anyyeong Yurii-ah...” sapanya kasual seperti bertemu teman lama.
“ anyyeonghaseyo...” jawabnya agar tertunduk, seperti menghindari tatapan pria itu.
“ uahh... kalian saling mengenal juga.... “ Yonghwa kembali terlihat amazing dengan kenyataan yang datang bertubi-tubi hari ini.
“ Uahh... Jonghoon daebak...kau cukup terkenal juga rupanya di kalangan gadis-gadis cantik “ pujinya.
“ Yoona kau harus bekerja keras eohh.... aku bertaruh Yuri pasti akan mengalahkanmu...hahaha...” Tawanya lebar mulai menggoda Yoona lagi. Yoona langsung melengos tak peduli.
“ Oppa jangan menggoda eonnie terus...” Seohyun mengingatkan , Yonghwa lalu mendekat padanya dan mengelus puncak kepala Seohyun untuk menenangkannya.
“ tenang saja Baby, aku hanya ingin menyemangatinya, itu saja...” jawabnya masih tersenyum lebar. Seohyun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir.
“ apa maksudmu hyung...” kini giliran Jonghyun yang bertanya. Nadanya terdengar agak tajam membuat semua perhatian teralih padanya.
“ Oh Jjong... lihat, sepertinya Yoona sudah mengincar yang satu ini....hahaha...” Yonghwa benar-benar menuang minyak di atas api. Jonghyun langsung melirik Yoona tajam.
“ Museun Soeriya.... kenapa aku harus melakukan hal semacam itu.... Maldo andwae...” bantah Yoona ganti melirik Yonghwa tajam.
“ ah keurokuna..... berarti kau yang punya saingan berat Jjong... Yuri kelihatan sudah lama mengenal Jonghoon... peluangmu menipis sekarang...” Yonghwa tak juga mau berhenti dan malah ganti menyerang Jonghyun.
Yoona ganti menyorot dengan tajam kearahnya yang langsung disadari Jonghyun.
“ Mwoya... aku tak melakukan apapun, kenapa kau berkata seperti itu padaku....” bantahnya cepat.
“ Berhentilah mengarang-ngarang seperti itu Hyung..... Sepertinya saran Yoona benar, Seohyun harus segera berpikir ulang mulai sekarang “ balasnya dengan gurauan yang dibuat seserius mungkin pada Yonghwa yang berhasil membuat ekspresinya berubah drastis dalam beberapa detik saja.
Yonghwa langsung mengangkat tangannya dan meletakkannya di kedua sisi telinga Seohyun dengan tiba-tiba.
“ Baby... jangan dengarkan apapun... mereka berdua memang sudah gila...” katanya pada Seohyun yang sudah tertawa-tawa ringan melihat kelakuan kekasihnya yang Choding itu.
Semua orang ikut tertawa walaupun tak tahu pasti apa yang sebenarnya mereka bicarakan sejak tadi.
“ Yoona , kau pulang denganku hari ini “ kata Jonghyun ketika tawa mereka sudah mereda.
Semua mata kembali menatap fokus kearah Jonghyun.
Yoona tak menjawab dan malah mengalihkan pandangannya kepada Yuri.
“ Yoona... kenapa kau menatap Yuri seperti itu “ Yonghwa yang menyadari arah tatapan Yoona tak ayal langsung bertanya.
Jonghyun yang tahu maksudnya langsung menjawab.
“ aku yakin aku tak ada janji dengan siapapun hari ini, jadi jangan khawatir...” jawabnya agak geli.
“ Yah!!...aku tak mengawatirkan apapun , kenapa kau berkata seperti padaku...” balasnya tak terima. Wajahnya merona karena sedikit menahan malu karena Jonghyun tahu apa maksud tatapannya tadi.
“ aku yang khawatir, bagaimana jika kau menyakiti dirimu lagi karena marah padaku...” katanya lagi.
“ Kajja.... kami pergi dulu.... “ ajaknya pada Yoona dan kemudian berpamitan pada semuanya.
“ Chankamman....” cegah Yonghwa sebelum mereka benar-benar pergi.
“ apa Yoona mencoba bunuh diri karena marah kau membuat janji dengan Yuri...” tanya Yonghwa berspekulasi membuat yang lain terbelalak tak percaya dan langsung mengalihkan pandangan mereka pada Yoona yang terlihat sangat kesal dengan omongan yang sangat asal itu.
“ Yahh Oppa.... aniyaa... aku tak mungkin melakukan hal semacam itu “ semprotnya pada Yonghwa yang menyebalkan. Jonghyun hanya satu-satunya yang tersenyum geli melihat ekspresi mereka semua.
“ Yah...Kau...” Yoona menarik lengan jaket Jonghyun untuk membuatnya kembali berjalan menjauh dari tatapan mereka dan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan muncul kemudian.
“ Yah... apa yang kau katakan.... kapan aku melukai diriku sendiri.... enak saja....” Yoona berganti memukuli lengan Jonghyun yang berjalan di sampingnya dengan brutal dan Jonghyun yang tak berdaya hanya mampu menghalangi serangan itu dengan tangannya yang lain. Dan itu berlanjut sampai di lapangan parkir.

“ bocah-bocah aneh itu benar-benar.....” Yonghwa kembali tersenyum setelah kepergian mereka. Melihat perubahan atmosfer yang selalu cepat sekali berubah antara kedua temannya itu membuatnya kadang berpikir..... bukankah mereka seperti layaknya pasangan kekasih sering bertengkar dan saling memberi perhatian ..... kapan mereka akan menyadari itu semua.
“ Baby Kajja... aku akan mengantarkanmu pulang sekarang...” pandanganya sudah kembali pada Seohyun yang ada disampingnya.
“ Nee Oppa...” balasnya lalu beranjak bersama Yonghwa.
“ Kalian berdua ... kami pergi dulu eohh...” pamit Yonghwa lalu berlalu bergandengan tangan mesra bersama kekasihnya, sangat kontras sekali dengan apa yang terjadi pada pasangan yang pertama tadi.
“ kalau begitu aku juga akan pergi dulu.... “ Yuri sudah akan berbalik ketika Jonghoon tiba-tiba menahannya.
“ bagaimana kalau aku mengantarkanmu pulang, daripada kau sendirian....” tawarnya tanpa ragu.
“ hmmm... tak apa ... aku baik-baik saja “ tolaknya tapi tak juga mengalihkan pandangannya untuk memandang pria itu.
“ Gwaenchana... aku senang bisa melakukannya.... bukankah kita baru saja bertemu kembali... kita juga bisa mengobrol nanti, bukankah sudah lama sekali “ katanya lagi meyakinkan.
Yuri dan Jonghoon memang saling mengenal waktu mereka berada di senior high yang sama, dan hubungan keduanya cukup dekat. Tapi kemudian mereka berpisah setelah lulus dari bangku sekolah dan pergi ke universitas yang berbeda, membuat mereka semakin menjauh satu sama lain, dan ini pertemuan mereka lagi setelah sekian lama.
Beberapa saat Yuri memikirkan hal itu tapi akhirnya dia menyutujuinya.
Tak ada salahnya bukan.....
***
Dibawah pohon di dekat jalanan utama kampus Jonghoon sedang berdiri seorang diri, terlihat dia sedang menunggu seseorang.
“ hai... Jonghoon ssi...” Yoona mendekat melihat pria itu berdiri sendirian disana.
Jonghoon langsung menoleh mendengar suara cukup familiar memanggilnya.
“ Ohh... Yoona ssi.... wae Yogi iseeo...?” tanyanya penasaran melihat Yoona berjalan ke arahnya, mereka memang saling mengenal tapi sebenarnya tak begitu akrab.
“ aku sedang menunggu pasangan love bird Yongseo.... dan ku lihat sepertinya kau juga begitu “ jawabnya sedikit dengan nada gurauan.
“ ahh.... benar juga, mereka pasti juga mengundangmu untuk merayakan anniversary mereka “ balasnya sambil tertawa pelan.
“ apa kau sudah lama berada disini ?” tanya Yoona lagi.
“ tak begitu lama, Yonghwa tadi memintaku pergi duluan sementara dia harus mengurus beberapa hal terlebih dahulu....dan kau ?” tanyanya balik.
“ Seo tadi memintaku langsung saja ke cafe Blossom di depan sana, bagaimana kalau kita menunggu mereka di sana saja daripada kepanasan disini “ ajaknya karena melihat pria itu sepertinya mulai kepanasan karena cuaca yang memang terlampau cerah hari ini.
“ kalau menurutmu lebih baik begitu aku tak keberatan....” sambutnya ramah, senang karena tak harus menunggu sendirian lagi.
  Geurae... Kajja...” Yoona lalu melangkah dengan ceria diikuti Jonghoon di sampingnya. Mereka berjalan sambil mengobrol santai.
Hfftt.... mereka terlihat akrab sekali.... apa mereka memang sedang dekat sekarang, mereka bahkan pergi bersama ke cafe, bedua saja.

Tak berapa lama mereka menunggu pasangan Love bird itu, keduanya lalu muncul sambil bergandengan tangan, terlihat begitu mesra seperti pasangan yang baru saja merayakan sebulan jadian mereka padahal keduanya sudah bersama selama 2 tahun ini, benar-benar pasangan yang langgeng dan serasi.
“ akhirnya datang juga..... aigoo...” gerutu Yoona menyambut kedatangan mereka.
“ kalian berdua sepertinya terlihat semakin akrab sekarang “ gantian Yonghwa yang menggoda keduanya, orang itu selalu saja.
“ Duduklah Yong, Seo...” kata Jonghoon kemudian pada keduanya , menunjuk kursi kosong di sebelahnya.
Kemudian mereka memesan makanan masing-masing dan dilanjutkan dengan perbincangan hangat serta candaan dan argumen yang tak pernah absen terjadi bila Yoona dan Yonghwa sudah bertemu.
“ hmm... ahh Yonghwa-ya... apa Jonghyun ssi dan Yuri tak ikut datang ?” tanya Jonghoon tiba-tiba karena penasaran kenapa keduanya tak juga nampak padahal mereka berdua bisa dibilang teman terdekat pasangan ini.
“ oh itu, mereka sepertinya sedang sibuk dengan projek untuk tugas akhir jadi tak bisa datang“ jawabnya tak tertarik, tangannya sedang sibuk menyuapkan makanan kepada kekasihnya yang duduk di sebelahnya itu.
“ selalu saja....” gumam Yoona kesal merutuki kenyataan itu. sebenarnya sejak tadi dia juga bertanya-tanya dalam hati kenapa Jonghyun tak juga datang bergabung bersama mereka. Dan ketika pertanyaan itu terjawab rasanya dia menyesal telah bertanya walaupun dalam hati sekalipun.
“ apa yang kau katakan eonnie...?” tanya Seohyun yang sepertinya samar-samar mendengar Yoona menggumamkan sesuatu.
“ aniya... “ balasnya cepat tak ingin gadis itu mengoreknya lebih dalam mengingat sifatnya yang perasa dan sangat detail serta mudah penasaran, jika dia tak segera menghindar sekarang pasti dia akan menjadi sasaran rasa ingin tahunya itu.
“ mereka memang selalu seperti itu Jonghoon ssi, jangan khawatir....” katanya pada Jonghoon dengan nada yang sarkastik karena kesal, entah pada siapa.
“ ah begitukah.... “ Jonghoon hanya mengangguk-anguk mengerti.
“ ku lihat mereka semakin dekat sekarang....” kata Jonghoon lagi seperti melempar sebilah kayu ke arah tenggorokan Yoona, terbukti gadis itu langsung tersedak mendengar ucapannya barusan.
“ Uhuukk...uhukk...” Yoona terbatuk-batuk dengan keras
“ Eonnie gwaenchana.... minum ini “  Seohyun langsung panik melihat Yoona tiba-tiba tersedak dan langsung memberikannya minuman yang ada di hadapan Yoona.
“ kau tak apa-apa.... makannya pelan-pelan saja..” Yonghwa juga terlihat khawatir tapi pandangan matanya juga terlihat lain.
“ bagaimana menurutmu Yong ?” tanya Jonghoon beralih pada Yonghwa setelah Yoona berhasil mengendalikan batuknya dan kembali menekuri makanannya.
“ Molla.... sepertinya memang begitu, tapi aku tak tahu bagaimana sebenarnya hubungan  mereka “ jawabnya hati-hati sambil melirik Yoona sebisa mungkin untuk tak membuat gadis itu shock lagi.
“ bagaimana dengan mu Yoona ssi..  bagaimana menurutmu tentang kedekatan mereka, bukankah kau cukup dekat dengan Jonghyun sii “ Jonghoon tak hentinya juga penasaran padahal Yonghwa terlihat ingin segera mengakhiri topik pembicaraan yang tiba-tiba ini.
Yonghwa langsung kaget mendengar Jonghoon beralih bertanya pada Yoona, Dia dan Seohyun langsung terlihat was-was menatap kearah Yoona yang tadi terlihat cukup kaget ketika mengangkat kepalanya untuk menatap pria yang bertanya padanya itu.
“ Nee ?... kenapa kau bertanya begitu padaku.... Yong Oppa saja tak tahu apalagi denganku... aku tak begitu dekat dengan mereka “  jawabnya setelah terdiam sejenak, sepertinya sedang menimbang-nimbang apa kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan semacam itu.
“ begitu ya.... tapi mereka memang sepertinya semakin dekat sekarang ...” gumam Jonghoon pada dirinya sendiri akhirnya.
Yoona langsung tertunduk kembali, sementara Yonghwa dan Seohyun masih terus memandanginya dengan pandangan yang tak benar-benar bisa diartikan, bingung, prihatin, atau sedih.
Aku saja tak tahu bagaimana hubunganku dengannya... bagaimana mungkin aku bisa tahu bagaimana hubunganya dengan orang lain..... rasanya berat, bahkan mungkin aku tak kan sanggup untuk memikirkannya .....
***
Yoona baru saja keluar dari bilik sebuah toilet di kafetaria, dan kemudian mematut dirinya di cermin besar di atas westafle. Yoona sedang makan siang di kafetaria kampus bersama Jonghoon sementara menunggu Yonghwa dan Seohyun datang untuk bergabung, sementara menunggu dia pamit untuk ke toilet sebentar. Beberapa saat kemudian salah satu bilik dalam toilet itu terbuka dan ternyata seseorang yang keluar dari sana adalah Yuri.
“ Ku lihat kau semakin akrab saja dengan Choi Jonghoon sekarang “ kata-kata Yuri meluncur begitu saja saat dia mematut dirinya juga di sebelah Yoona tanpa memalingkan wajahnya pada gadis itu sedikitpun. Nadanya terdengar sinis.
“ Museun Soeriya ?” Yoona yang merasa dirinyalah yang dituduh seperti itu langsung memalingkan wajahnya menghadap Yuri dengan tatapan tak terima. Saat itu di dalam toilet hanya ada mereka berdua.
“ bukan apa-apa, hanya saja aku sering melihat kalian sering makan siang bersama seperti saat ini “ Yuri tahu Yoona pergi ke kafetaria bersama Jonghoon saat dirinya dan beberapa teman se departmentnya juga sedang makan siang, hari ini dia tak sedang bersama-sama dengan Jonghyun.
“ apa itu menjadi urusanmu sekarang “ Yoona kembali menghadap ke arah cermin ketika melontarkan kata-katanya dengan nada dingin dan acuh tak acuh.
“ tentu saja bukan...” balasnya sinis.
“ hanya saja,..... bukankah seharusnya kau menjaga sikapmu jika kau sudah memilih berhubungan dengan seorang pria tak baik bukan jika kau masih mendekati yang lainnya juga “ lanjutnya sedikit berteka-teki tapi Yoona tahu apa maksud dari kata-kata itu.
“ Ahh... apa kau bermaksud memberi ceramah padaku sekarang, Kwon Yuri “ Yoona benar-benar telah berbalik dan memfokuskan pandangannya untuk menghadap Yuri dengan tangan dilipat di depan dada. Yoona  benar-benar merasa tergangu jika orang lain sudah mulai ikut campur dalam kehidupannya, terlebih mereka tak punya hubungan sedekat itu untuk bisa saling ikut campur.
“ atau.... sebenarnya kau juga menyukai salah satu dari mereka  atau bahkan keduanya “ lanjutnya tak kalah sengit. Meskipun tak disebutkan tapi mereka berdua tahu benar apa yang menjadi topik dari perdebatan ini dan siapa objek yang disebut-sebut itu.
“ apa maksudmu , Im Yoona ?” Yuri mulai terpancing dengan tanggapan Yoona yang begitu tajam.
“ Kau pasti tahu betul apa maksudku, bukan.... “
“ Jadi apa kau marah dan cemburu padaku karena sebenarnya kau juga sedang dekat dengan kedua orang itu.... bukankah seharusnya ceramahmu tadi kau tujukan pada dirimu sendiri, sebenarnya siapa yang kau inginkan ...” jawab Yoona santai penuh sentilan. Gayanya yang dingin membuat kata-kata itu terdengar lebih tajam.
Yoona tahu jika Yuri dan Jonghoon mulai dekat belakangan ini selain dengan Jonghyun. Dia sebenarnya tak bermaksud untuk mengamati fenomena itu tapi dia memang beberapa kali sering melihat mereka pulang bersama dan yang lainnya juga.
PLAAKKKK.....
“ Hentikan omong kosong itu, Im Yoona...” seruan Yuri terdengar berbarengan dengan suara tamparan yang dilayangkannya tepat di pipi mulus Yoona. Dan bersamaan dengan itu pula dua orang gadis membuka pintu toilet itu dan langsung shock melihat insiden yang baru saja terjadi.
“ ahh... Jadi memang benar...” balas Yoona santai sambil mengelus pipinya yang memerah. Dia langsung beranjak pergi meninggalkan Yuri yang mematung dan dua orang gadis lain yang baru datang yang terlihat shock berat.
Yuri langsung menyadari aksinya sesaat setelah tangannya melayang ke arah pipi Yoona. Yuri tak pernah berniat untuk membuat keributan dengan gadis itu, tapi percakapan mereka yang menegang tadi tak ayal menyulut emosinya dan tanpa sadar melakukan hal itu. Dia benar-benar menyesal akhirnya.

Di meja kafetaria Jonghoon sibuk menelepon Yoona yang tak juga kembali dari toilet, sementara Yonghwa dan Seohyun tak jadi ikut bergabung karena masih harus mengurus beberapa hal di department mereka masing-masing. Tapi Yoona tak juga menjawab ataupun mengangkat teleponnya atau kembali menghampirinya.
Kenapa dia tak kembali juga... apa dia sudah tahu Yonghwa dan Seohyun tak jadi datang....

Esok harinya berita dari insiden itu langsung tersebar luas di area kampus, hampir semua orang di sana mengetahui prihal perdebatan yang berakhir dengan insiden tamparan itu. Dan banyak juga rumor yang menyertai yang di duga sebagai penyebab pertengkaran itu terjadi.
“ Im Yoona...” Jonghyun yang sejak pagi telah mencari-cari sosok Yoona setelah mendengar tentang rumor itu mendapati gadis itu baru saja datang dan akan menuju ke arah salah satu studio dance di departmentnya.
Yoona hanya menoleh ke arah sumber suara yang telah begitu di kenalnya itu tanpa ada niat untuk menjawab seruannya itu. Moodnya benar-benar sedang buruk sejak kemarin.
“ apa semua itu benar....” tanyanya langsung ketika telah sampai di hadapan gadis itu. Jonghyun meneliti pipi Yoona untuk mencari bekas luka yang ditimbulkan dari insiden kemarin, tapi hari ini Yoona membiarkan rambutnya terurai yang membuat sebagian pipinya tertutup oleh rambutnya.
“ wae ?” tanyanya balik tak tertarik, dia benar-benar sedang malas melakukan apapun sekarang, apalagi hanya untuk membicarakan hal kemarin lagi.
“ kau bertengkar dengan Yuri, kenapa ? apa sebabnya ?” Jonghyun bertanya bertubi-tubi mencoba meminta penjelasan kepada Yoona. Kedua temannya sedang terlibat pertengkaran dan dia tak mungkin diam saja tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.
“ kenapa kau tak tanyakan saja pada temanmu itu, bukankah kau sudah dengar, dialah yang menamparku, bukannya aku “ balasnya sinis.
“ itulah masalahnya, aku tahu dia tak mungkin melakukan hal semacam itu jika bukan karena terpancing....” kata Jonghyun mulai tak sabaran karena Yoona terlihat acuh tak acuh.
“ hmm... kau benar-benar terlalu mengenalnya dengan baik... dan kau juga benar-benar terlalu mengingat semua yang buruk tentang diriku,...” balas Yoona santai sambil tersenyum masam lalu kemudian langsung beranjak meninggalkan Jonghyun.
“ Bukan begitu maksudku, Yoona, dengarkan aku dulu....” seru Jonghyun merasa bersalah sambil mencoba meraih tangan Yoona mencegahnya untuk pergi, tapi Yoona menepisnya dan langsung masuk ke dalam ruang studio di dekat situ. Sedetik kemudian air matanya meleleh bersamaan dengan pintu yang tertutup.
Bahkan kau juga berpikiran sama dengan yang lainnya.....
***
Yoona baru saja keluar dari gedung fakultasnya dan akan menuju jalan utama kampus itu untuk pulang. Kuliahnya sudah selesai dan ia ingin segera pulang secepatnya.
“ eonnie.... Yong Eonnie...” seru sebuah suara yang semakin lama semakin mendekat padanya. Seohyun berlari-lari kecil untuk mencapai Yoona yang sudah berhenti berjalan.
“ Eonnie... apa kuliahmu sudah selesai hari ini ?” tanyanya ceria.
“ eohh... aku sudah akan pulang sekarang “ jawabnya tak begitu bersemangat.
“ Waeyo eonnie ?, kenapa terburu-buru . Sebenarnya aku ingin mengajakmu makan siang bersama sekarang “ katanya sedih.
“ kapan-kapan saja eoh, aku sangat lelah sekali sekarang “ ucap Yoona sedikit merasa bersalah tapi dia benar-benar tak ingin kemana-mana sekarang.
“ ayolah eonnie, temani aku sebentar saja eoh.... Yong Oppa sedang sibuk sekarang dan aku tak mau makan sendirian??” bujuknya lagi kini dengan aegyo penuh.
Yoona diam sejenak larut dalam pikirannya, dia sebenarnya sedang tak ingin melakukan apapun tapi permintaan Seohyun yang seperti itu membuatnya tak tega.
“ ayolah eonnie...” bujuk Seohyun sekali lagi karena Yoona tak juga menjawab.
“hmm baiklah...” ucapnya lirih pada akhirnya.  Mau bagaimana lagi, sebentar saja, cepat lakukan dan kau bisa pulang kerumah secepatnya.
Seohyun dan Yoona berjalan beriringan menuju ke kafetaria kampus itu, dan tak lama kemudian mereka telah sampai, tapi pemandangan yang dilihat Yoona benar-benar tak sesuai dengan apa yang diharapkannya.
“ apa kau sedang menjebakku, Seo Joohyun “ Yoona menatap Seohyun tajam ketika dia mendapati di kafetaria itu sudah ada beberapa orang yang ternyata telah menunggu mereka. Tak hanya Yonghwa dan Jonghyun tapi juga Jonghoon dan yang lebih mengagetkan lagi Yuri juga ada disana.
“ Mianhae eonnie, aku tak ada pilihan lain...” Seohyun menatap Yoona dengan tatapan bersalah luar biasa. Dia benar-benar tak bisa mengelak ketika semua orang memintanya untuk membujuk Yoona agar dia bisa datang untuk bertemu dengan mereka.
Yuri sudah menceritakan semuanya kepada semua orang. Karena rasa bersalahnya yang luar biasa terhadap Yoona, maka dia meminta bantuan mereka untuk bisa meminta maaf kepada gadis itu.
Yonghwa yang mengetahui kekasihnya dalam masalah langsung berdiri untuk membantu.
“ duduklah dulu Yoona...” katanya sambil memegang pundak gadis itu dan mendudukannya di salah satu kursi kosong di sana menghadap semua orang seperti hendak dihakimi.
“ bahkan kau juga terlibat Oppa...” katanya menatap Yonghwa tak percaya.
“ aku akan membelikan minuman untuk kalian semua.....” Seohyun langsung menginterupsi kekesalan Yoona yang akan dilontarkan pada kekasihnya itu dan langsung beranjak menuju konter minuman tak jauh dari sana.
Yoona memandang semua orang satu persatu yang semuanya sedang terfokus kepadanya.
“ jangan salahkan mereka Yoona ssi, aku yang meminta bantuan mereka semua untuk dapat berbicara denganmu “ Yuri langsung angkat bicara memecah kebisuan diantara mereka.
“ Yuri ingin meluruskan kesalahpahaman ini , Yoona “ tambah Jonghoon ikut membantu.
“ Benar Yoona ssi, aku benar-benar menyesal telah melakukan hal itu kemarin “ ucap Yuri penuh dengan nada penyesalan.
“ Wae ? kenapa kau jadi berubah sikap sekarang, kau tak seperti ini kemarin ?” Yoona membalasnya dengan sinis, dia tak percaya bahwa Yuri benar-benar tulus padanya.
“ Mianhaeyo... aku benar-benar tak bermaksud bersikap seperti itu kemarin. Aku benar-benar minta maaf karena telah menyakitimu “ kata Yuri lagi masih dengan penyesalan terlukis di wajah dan suaranya.
“ kau, berhentilah berpura-pura bersikap baik padaku sekarang “ balas Yoona dingin.
“ Im Yoona...” seru Jonghyun mengingatkan gadis itu.
“ Diam, kau tahu apa-apa “ balasnya cepat.
“ Yuri ssi, kau, aku tahu kau tak pernah menyukaiku selama ini, tapi kemarin itu, aku tak pernah menyangka kau akan melakukan hal semacam itu padaku. Dan sekarang setelah semuanya terungkap, kau berubah sikap menjadi baik padaku di depan semua orang ?” ucapnya kembali menatap pada Yuri dengan tatapan tajam.
“ Yoona... Berhenti...” Jonghyun lagi-lagi menginterupsi kemarahan Yoona ini.
“ Sudahlah Jonghyun, Yoona ssi berhak berkata seperti itu terhadapku setelah apa yang ku lakukan padanya kemarin...” ucap Yuri menenangkan Jonghyun.
“ Kau ingin membuatku terlihat buruk sekarang “ Yoona tak percaya Yuri mengatakan itu seolah-olah Yoona adalah Orang yang sangat buruk karena tak bisa bersikap baik terhadapnya dan menerima permintaan maafnya.
Beberapa detik kemudian Seohyun datang membawa nampan ditangannya yang berisi beberapa cup minuman untuk mereka semua, tapi sialnya, saat hanya tinggal beberapa langkah saja dari meja kakinya tersandung sesuatu dan alhasil minuman dalam cup itu tumpah di meja.
“ Seohyun...” Seru Yonghwa langsung menangkap lengan gadisnya itu agar tidak terjatuh.
“ Yuri eonnie... Gwaenchana ?” Seohyun panik karena sebagian besar minuman yang tumpah itu mengenai celana Jeans dan baju Yuri.
“ Gwaenchana...?” tanya Jonghoon yang juga berada di sebelah Yuri.
Dan Jonghyun juga langsung meraih kotak tissue di atas meja dan menyodorkannya ke hadapan Yuri.
Sementara Yoona yang juga tak kalah basahnya dengan Yuri hanya mampu membersihkan jeansnya dengan telapak tangannya sendiri, dan kemudian memandang tak percaya dengan sikap semua orang barusan.
Ketika semua perhatian orang-orang teralih padanya, Yuri malah mengalihkan tatapannya kepada Yoona, terlihat prihatin karena gadis itu tak kalah basahnya dengannya, membuat Seohyun mengikuti arah pandangannya
“ Eonnie....” Seohyun yang pertama mengeluarkan suara, menatap Yoona dengan tatapan tak kalah bersalahnya. Suaranya lirih dan takut-takut.
“ Yoona , Gwaenchana...” Yonghwa ikut mengalihkan pandangannya kepada gadis itu.
Yoona terdiam sejenak sambil terus membersihkan minuman yang tumpah di bajunya.
“ aku baik-baik saja...” balasnya dingin dan kemudian langsung beranjak tanpa menatap lagi pada semua orang.
Apa mereka benar-benar melakukan ini padaku..... apa aku benar-benar teman yang telah lebih lama mereka kenal...
Apa aku benar-benar bersikap buruk pada semua orang selama ini hingga mereka tak ada yang menganggapku seperti ini.....

“ Yong eonnie...” Seohyun sudah akan beranjak mengejar Yoona yang berlalu tapi langsung ditahan oleh Yonghwa.
“ Oppa,Otthokae...? Yong eonniie pasti marah sekali padaku sekarang...” matanya sudah berkaca-kaca saat menatap Yonghwa. Seohyun benar-benar merasa bersalah kepada Yoona karena dialah orang yang menjebak Yoona dan sekarang menumpahkan minuman ke bajunya. Poor Yoona.
“ Gwaenchana, Yoona pasti sedang butuh waktu sendiri sekarang, dia akan baik-baik saja , jangan khawatir... ” kata Yonghwa menenangkan.
“ kau juga jangan khawatir Yuri...” katanya pada Yuri juga karena melihat wajahnya juga terlihat khawatir.
Dan dengan itu Jonghyun langsung beranjak dari duduknya juga dan berjalan menyusul Yoona sambil melepas jaket yang dikenakannya tadi.
Setelah mencapai sisi gadis itu, Jonghyun langsung menyampirkannya dipundak Yoona kemudian merangkulnya dan menemaninya berjalan. Yoona tak menerima maupun menolaknya, dia hanya tak tahu harus berpikir ataupun bersikap seperti apa sekarang.
Yoona terus saja berjalan hingga di depan kampus dan Jonghyun hanya mengikutiya.
“ pergilah Jonghyun, aku akan pulang sendiri hari ini...” katanya lirih tanpa memandang pria disampingnya itu.
“ Gwanchana, aku bisa mengantarkanmu pulang, atau jika kau tak mau aku akan minta Kyu Hyung untuk mengantarmu pulang sekarang “ katanya sambil mengeluarkan ponsel dari sakunya siap untuk menghubungi seseorang.
“ Jonghyun, please, aku akan pulang sendiri “ kini nadanya agak meninggi untuk menginteruspi apapun yang ingin dilakukan Jonghyun. Dia melepaskan jaket Jonghyun dari pundaknya.
“ Baiklah... tapi langsung hubungi aku ketika kau sampai, eoh....” kata Jonghyun akhirnya lalu menerima jaket yang diserahkan oleh Yoona, sepertinya gadis itu sedang tak ingin di debat sekarang. Jonghyun tahu mood Yoona benar-benar hancur hari ini.
Dan tak disangka-sangka sebuah Taxi melintas disana , Yoona langsung melambai dan tak sampai semenit dia sudah berada di dalam taxi dan menutupnya tanpa terlebih dahulu menjawab permintaan Jonghyun ataupun sekedar berpamitan padanya.
***
Dua hari berlalu sejak insiden di kafetaria itu, Yoona bagai ditelan bumi. Dia tak menghubungi Jonghyun setibanya dirumah, mengabaikan semua panggilan pria itu, dan menghindarinya dan juga semua orang.
“ Seo, apa kau sudah bertemu dengan Yoona selama dua hari ini ?” tanya Jonghyun ketika mereka bertiga sedang makan bersama.
“ Tidak Oppa, aku tak tahu kemana dia sejak hari itu, dia bahkan tak pernah membalas semua pesan ku “ jawabnya sedih, dia belum meminta maaf pada Yoona atas kejadian waktu itu karena Yoona tak juga menganggkat teleponnya atau sekedar membalas pesannya.
“ Dia pasti sedang ingin sendiri.... sebenarnya aku juga merasa bersalah padanya karena kejadian itu, tapi mau bagaimana lagi, sementara aku juga harus membantu Yuri “ Yonghwa pun ikut larut dalam kesedihan. Yoona jarang sekali bersikap sampai seperti ini. Lebih baik bagi mereka untuk melihat Yoona yang dingin daripada menghilang seperti ini, membuat mereka merasa kehilangan.
“ Dia pasti sedang menghindari kita semua, bahkan saat aku bertanya pada semua Oppanya, mereka juga tak tahu kemana Yoona selama 2 hari ini “ jelas Jonghyun dengan sedikit frustasi.
Seohyun dan Yonghwa tak membalas ucapan Jonghyun karena mereka sepertinya sependapat dengan pemikiran itu.
“ aku pergi dulu Hyung, Seo,....” ucap Jonghyun tiba-tiba dan langsung beranjak tanpa menunggu tanggapan keduanya yang terlihat cukup kaget dengan tindakannya yang tiba-tiba itu.
Jonghyun tak bisa berdiam diri terus hanya menunggu kabar tentang gadis itu, yang mungkin perlahan-lahan akan membuatnya semakin frustasi. Lebih baik jika dia melakukan sesuatu hal atau apapun untuk mencari keberadaan gadis yang cukup berarti baginya itu.
Jonghyun memulainya dengan mengunjungi gedung fakultas tempat Yoona kuliah, menanyakan pada siapa saja disana yang ditemuinya untuk mengetahui keberadaan gadis itu, beralih ke gedung perpustakaan setelah tak juga menemukannya. Gedung itu memang cocok jika digunakan untuk menyendiri, tapi dia tak menemukannya juga. Perlahan-lahan frustasi menyerangnya dengan dahsyatnya. Semua orang tak pelak melihat bagaimana kalutnya dia berlari kesana kemari dan bertanya pada semua orang tentang pertanyaan yang semuanya sama... “ apa kau melihat Im Yoona ?”.... “ apa kau tahu dimana Im Yoona ?” dan lainnya yang sejenis. Tampangnya benar-benar kusut dan rambutnya pun tak kalah berantakan karena sudah tak terhitung lagi di acak-acak dengan asal. Dia bahkan melupakan jadwal kuliah terakhirnya hari ini, toh dia pasti tak akan bisa berkonsentrasi sementara pikirannya semua terisi oleh satu nama, IM YOONA.
Lelah berlarian ke semua sudut universitas, dia akhrirnya mengakhiri langkahnya di taman belakang kampus dan mendudukan diri di salah satu kursi panjang , tak jauh dari sebuah pohon besar yang cukup rindang. Dan disaat dia menyapukan pandangannya ke seluruh penjuru taman sambil menarik nafas dalam-dalam mencoba menghilangkan rasa lelah dan frustasinya dengan udara yang segar ini, matanya tiba-tiba menangkap sesuatu berada di balik pohon besar itu. Jonghyun melihat sebuah tas yang jelas-jelas dilihat dari bentuknya adalah tas wanita itu tersandar disana, dan menurut penilaian matanya, tas itu terlihat cukup familiar. Dengan sedikit ragu, perlahan-lahan dia menghampirinya.
“ Oh My God... Yoona..” Jonghyun kaget ketika melihat siapa pemilik tas wanita itu yang saat itu sedang mendudukan dirinya ditanah, bersandar pada batang pohon, menekuk kedua kakinya, memeluknya dan menyandarkan dahinya diatas lutut.
“ kau berada disini rupanya, Wae Yogi isseo ?” Jonghyun ikut berjongkok di sebelah gadis yang dicari-carinya sejak tadi itu dan bertanya dengan pelan ketika melihat wajah Yoona yang terlihat muram ketika dia mendongakkan kepalanya untuk menatap Jonghyun.
“ Jonghyun...” ucapnya lirih setelah yakin dengan apa yang dilihatnya.
“ Iya ini aku “ sahut Jonghyun meyakinkan, Yoona terlihat tak begitu fokus sekarang.
“ Jonghyun....” ucapnya lagi, sekarang suaranya melemah dan serak seperti tercekat.
“ Ini aku Yoona, Wae ? ada apa denganmu ? apa kau baik-baik saja ?” Jonghyun mulai khawatir ketika mendengar suara Yoona tadi. Tangannya meraih kedua lengan gadis itu dan menatapnya dalam.
“ Jonghyun... ottokae..?” kini air matanya benar-benar mengalir tak terbendung, matanya tetap menatap Jonghyun dalam seperti tak yakin jika pria itu benar sedang berada di hadapannya, dan matanya juga memancarkan kesedihan dan kekalutan luar biasa.
“ Yoona Wae ? kenapa kau menangis ?” Jonghyun bertambah panik ketika pertama melihat Yoona mulai menangis, kekhawatiranya meningkat dua kali lipat dari sebelumnya.
Ketika melihat Yoona tak akan menjawab pertanyaannya dan terus saja menangis, dia lalu menarik gadis itu kedalam pelukannya, mendekapnya erat.
“ Jonghyun...” ucap Yoona lirih tenggelam dalam dada bidang Jonghyun dan tanganya memegang kaus pria itu erat, mencari sandaran.
“ Gwaenchana... I’m Here.... I’m here...” ucapnya menenangkan sambil masih terus memeluk tubuh Yoona yang bergetar.
Jonghyun tak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan gadis itu, tapi yang terpenting sekarang dia ada disana untuk gadis itu bersandar. Kondisi Yoona sedang tak stabil hanya untuk dimintai penjelasan atas semua yang terjadi padanya. Dia hanya akan menunggu sampai Yoona yang akan menceritakan sendiri padanya yang menurutnya bukan saja tentang masalah tempo hari, dia memiliki masaalah lain yang pasti begitu mengguncang hatinya.
Sementara itu Yoona tak bisa berkata apa-apa ketika melihat Jonghyun muncul dihadapannya. Yang ada dia hanya mampu memanggil nama pria itu berulang-ulang sambil terisak. Hatinya benar-benar terguncang saat ini, setidaknya selama dua hari ini.
Flashback
Yoona baru saja bangun dari tidurnya petang itu setelah insiden di kafetaria itu. Saat dia akan keluar dari kamarnya dan menuju dapur untuk minum, dia mendengar dua orang sedang berdebat di lantai bawah. Dia langsung menghentikan tangannya untuk membuka lebar pintu yang sudah terbuka setengah itu ketika mendengar namanya disebut-sebut.
“ Yoona akan ikut denganku, titik “ suara seorang laki-laki terdengar cukup keras.
“ Kau tak bisa egois seperti itu, dia juga putriku, aku yang melahirkannya “ suara wanita menyahut tak kalah kerasnya.
“ jika kau memang ibunya, seharusnya kau akan memberikan semua yang terbaik untuknya, dan melanjutkan studi di Amerika adalah hal terbaik untuknya “ Suara pria itu terdengar lagi yang akhirnya Yoona mengenalinya sebagai suara Appanya. Kenapa Appa ada disini.
“ tapi Yoona terlihat bahagia sekarang setelah dia kembali ke Seoul , dan itulah yang terpenting untuknya, kebahagiannya, lebih dari apapun “ Balas Eomma Yoona tak mau kalah.
Kedua orang tua Yoona yang memang sudah berpisah itu, lagi-lagi memperebutkan hak asuh gadis itu. Satu sama lain merasa paling berhak untuk merawat Yoona dan memberikan semua yang diperlukan dan yang terbaik untuk Yoona menurut mereka.
Dan Yoona yang sejak tadi mendengarkan di balik pintu kamarnya tanpa sadar telah basah oleh air mata. Apa lagi ini, seakan-akan masalah datang padanya dengar bertubi-tubi. Dia merasa sedih karena pertengkaran kedua orang tuanya yang memang sudah sejak lama tak lagi terdengar, dan tentang topik pertengkaran mereka, apa dia benar-benar harus pergi lagi.
Flashback end
Yoona menangis sampai lelah di pelukan Jonghyun sampai-sampai saking lelahnya dia terisak disana hingga tertidur. Jonghyun membiarkan gadis itu menangis sampai puas hingga suara tangisnya tak terdengar lagi. Jonghyun baru tahu kalau Yoona sudah tertidur ketika melihat gadis itu tak bergerak lagi , dia melonggarkan pelukannya sedikit untuk melihat wajah gadis itu.
Jonghyun lalu menganggat tubuh Yoona di kedua tangannya untuk membawanya beralih dari bawah pohon itu ke tempat yang lebih nyaman untuk gadis itu beristirahat. Beberapa orang melihat mereka dengan penasaran saat Jonghyun membawa Yoona menuju Unit kesehatan.
“ Jonghyun, apa Yoona baik-baik saja “ Yonghwa tiba-tiba saja sudah berada di samping Jonghyun. Saat melihat dia melintas tadi Yonghwa langsung mengejarnya.
“ eoh... wajah eonnie kusut sekali...” Seohyun yang tadi berada di belakang Yonghwa ikut menimpali. Melihat keadaan Yoona membuatnya kembali merasa sedih.
“ Dia kelelahan setelah menangis satu jam ini , dan dia ketiduran sekarang “ jawab Jonghyun masih terus menatap wajah sembab gadis yang tertidur di pelukannya itu.
“ baiklah... baringkan saja dia unit kesehatan, aku tak akan menggangu lagi, aku akan memberitahu Oppa Yoona untuk tak khawatir lagi, karena dia sudah bersamamu sekarang “ kata Yonghwa ketika mereka sampai di depan ruang unit kesehatan.
“ jaga dia baik-baik, eoh...” katanya akhirnya sebelum beranjak pergi menggandeng Seohyun bersamanya.
Jonghyun langsung masuk ke dalam ruangan itu dan merebahkan tubuh Yoona di atas kasur rawat. Tak ada bantal disana, maka dia lagi-lagi menggunakan tangannya untuk menyangga kepala Yoona, seperti waktu itu. tak sadar dia tersenyum mengenang memori itu lagi.
Saat Jonghyun akan beranjak membenarkan posisi duduknya, Tangan Yoona yang sejak tadi menggenggam erat kausnya kembali menariknya erat.
“ Jangan pergi...” katanya. Matanya tetap tertutup saat menggumamkan kata-kata itu, tak ada tanda-tanda dia terbangun, sepertinya dia mengatakannya tanpa sadar.
“ I’m here.... aku tak akan pergi kemana-mana “ jawab Jonghyun tak kalah lirih pada Yoona yang tertidur di hadapannya. Dia langsung mendudukan dirinya di kursi dekat kasur rawat itu sambil terus menatap wajah Yoona yang walaupun dalam keadaan terlelap tapi kesedihan dan kekalutan tak juga sirna dari sana.
Apa yang sedang terjadi yang membuatmu sedih dan menggangu pikiranmu.... bahkan saat tertidur pun wajahmu masih terlihat gelisah.
***
Sehari setelahnya dengan  kondisi yang lebih tenang, Yoona menceritakan semua yang terjadi di rumahnya beberapa hari yang lalu itu. Jonghyun mendengarkan dengan seksama semua cerita gadis itu yang tak lupa di selingi dengan isak tangisnya lagi. Jonghyun merasa sedih dan kasihan pada Yoona karena harus mengalami hal semacam ini, tapi disisi lain dia juga bahagia, ini adalah kali pertama Yoona begitu terbuka padanya setelah bertemu lagi, seakan Yoona sedang menunjukkan sisi lemah yang selama ini di samarkannya, untuk meminta perlindugannya.
Dan karena hal itu juga kini Jonghyun sebisa mungkin membuat dirinya selalu berada disisi Yoona mengingat bagaimana sedih dan kalutnya pikiran gadis itu. Selama beberapa hari ini Jonghyun selalu mengantar pulang dan menemaninya kapanpun dia memiliki waktu luang.
“ Jonghyun...” panggil Yoona ketika mereka berdua sedang berada di sebuah sudut perpustakaan. Yoona dan Jonghyun duduk berdua di lantai di sudut perpustakaan yang menghadap ke jendela kaca besar.
Yoona mulai suka menyendiri di tempat-tempat sepi, kadang-kadang dia melakukannya sendiri tapi ketika Jonghyun berhasil menemukannya maka pria itu selalu akan menemaninya, bukan untuk mengobrol atau yang lainnya, hanya diam saja dan memandangi langit.
“ Hmm...” gumamnya lirih. Keduanya bersandar pada rak buku besar dan Jonghyun sedang menutup matanya disampingnya.
“ apa kau tak sibuk ?” tanyanya tanpa memandang padanya.
“ aniyaa... Wae ?” jawabnya masih tak membuka mata.
“ kenapa kau selalu berada disini, menemaniku ?” tanyanya lagi. Yoona mulai sadar jika Jonghyun lah yang selama ini menemaninya menjalani hari-harinya yang tiba-tiba berubah kacau.
“ kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu ?” Jonghyun langsung membuka matanya mendengar  pertanyaan Yoona dan melirik gadis di sampingnya penasaran.
“ Keunyang.... hanya saja, aku baru menyadari sesuatu sekarang...” katanya tanpa membalas tatapan Jonghyun. Jonghyun tak langsung bertanya karena dia tahu Yoona belum menyelesaikan kata-katanya.
“ aku ingat , kau selalu berkata padaku bahwa semua orang membenciku selama ini karena sikapku pada mereka, aku sadar sekarang, ternyata kau besar “ lanjutnya kini dengan senyuman getir terlukis di wajahnya yang muram.
“ bukan begitu maksudku berkata seperti itu..” sangkal Jonghyun menyesal, dia merasa bersalah karena membenamkan pemikiran semacam itu pada otak gadis ini yang baru di sadarinya ketika keadaanya sedang sangat mengkhawatirkan seperti ini , setidaknya untuknya.
“ dan satu hal lagi yang kusadari, tak hanya karena sikapku saja, tapi aku juga seakan selalu menjadi penyebab semua pertengkaran dan  masalah disekitarku terjadi, pertengkaran dengan Yuri ssi, pertengkaran para oppa dengan kekasihnya , dan bahkan Eomma dan Appa juga bertengkar gara-gara diriku “ kini senyumnya sudah berubah menjadi tawa ringan yang sumbang bahkan untuk telinganya sendiri, seakan hanya kesedihan yang menguar dari sana.
“ jangan berpikir seperti itu , itu semua tidak benar “ Jonghyun mulai khawatir karena Yoona mulai berbicara melantur.
“ dan kau, sekarang kau harus terjebak disini juga karena diriku...” Yoona melirik Jonghyun sekilas.
“ ku lihat kau sedang dekat dengan Yuri ssi sekarang, dan semua harus berantakan karena aku membuatmu tertahan disini bersamaku,.... ah... benar bukan, lagi-lagi aku yang jadi penyebabnya..” Tawa sumbang Yoona terdengar lagi.
“ Yoona...” Jonghyun mengingatkan gadis itu, pandanganya berubah semakin khawatir sekarang.
“ kau tak seharusnya melakukan ini....” kini suaranya berubah datar. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun.
Jonghyun sudah akan membuka mulutnya menyagkal pernyataan Yoona yang menurutnya tak sesuai dengan apa yang dirasakannya itu, tapi Yoona sudah memotongnya lagi.
“ Tenang saja, aku belum ingin mengakhiri hidupku sendiri, Kok... atau yang membuat malu dengan menangis histeris didepan orang-orang yang akan menyangka bahwa aku sedang gila...”  Yoona menghadap pada Jonghyun dengan melontarkan gurauan yang dipaksakan itu, wajahnya kini menyunggingkan senyum mencoba menghilangkan kekhawatiran yang sejak tadi sudah tergambar di wajah pria itu yang semakin lama membuatnya sendiri merasa cemas, karena orang lain harus ikut merasakan deritanya. Benar bukan, aku lagi penyebabnya.
“ itu lah yang kukhawatirkan...” jawab Jonghyun lirih.
“ Hmm ?” Yoona memandang Jonghyun bingung karena sepertinya dia mendengar Jonghyun menggumankan sesuatu yang tak jelas di pendengarannya.
Aku lebih lega jika kau menangis, menumpahkan semua kesedihanmu di hadapanku.... jika kau terus bersembunyi dan berpura-pura baik-baik saja seperti yang selama ini kau lakukan, aku tak tahu lagi akan menjadi sekeras dan sedingin apa hatimu nanti, lebih dari itu, aku merasa sedih karena kau menyakiti dirimu sendiri.
“ lalu bagaimana sekarang, apa keputusan orang tuamu..?” Jonghyun mencoba mengganti topik yang mulai tak karuan ini.
“ Hmm... mereka terlihat lebih tenang sekarang, dan akan berbicara secepatnya untuk menentukan apa yang akan di putuskannya untukku...”  Pandanganya kembali menerawang keluar jendela ke arah pepohonan di luar sana. Dia pasti larut kembali dalam pikiran-pikiranya yang selalu menghantuinya beberapa hari ini.
“ bagaimana dengan kau sendiri, apa kau sudah memutuskan ?” tanyanya lagi hati-hati, Jonghyun tahu Yoona masih bingung dan ragu, terlebih juga karena dia juga was-was dengan apa yang akan diputuskan oleh gadis itu, dia belum benar-benar siap jika hari-hari ini akan menjadi hari terakhir kali mereka bersama.
“ Molla...” jawabnya singkat, dia benar-benar tak tahu apa yang harus diputuskannya, semuanya benar-benar berat.
Keduanya kemudian sama-sama terdiam tenggelam dalam pikiran masing-masing selama beberapa saat.
“ apa kau tak lapar ?” tanya Jonghyun tiba-tiba. Dia memutuskan untuk tak membuat keadaan menjadi berat bagi Yoona dengan pikiran-pikiran itu lagi, yang harus di lakukannya sekarang adalah membuat gadis itu kembali baik-baik saja, itu saja.
Yoona mengalihkan pandangannya pada wajah tampan Jonghyun yang sudah menyunggingkan senyum manis untuknya dengan tatapan bingung.
“ Kajja...” ajaknya kemudian langsung menarik sebelah tangan Yoona mengajaknya berdiri dan berjalan keluar dari ruang perpustakaan itu.
Yoona hanya mengikuti langkah Jonghyun walau masih dalam kebingungan kemana gerangan pria ini akan membawanya pergi.
“ Kita akan kemana ?” tanyanya akhirnya.
“ apa kau ingin makan es krim ?” tawarnya balik yang langsung membuat pancaran mata Yoona yang lama dirindukan Jonghyun berbinar ceria.
“ Jinjaa ?” sambutnya tak percaya.
Jonghyun hanya menganggukkan kepalanya dengan senyum terukir diwajahnya, meyakinkian Yoona atas tawarannya.
“ Keurae, Kajja...” ucapnya ceria, dan kini gantian Yoona yang menarik tangan Jonghyun tak sabaran.
Apapun Yoona, tak hanya es krim, aku akan berikan semuanya untukmu asalkan setidaknya kau bisa tersenyum dan kembali ceria seperti saat ini.
***
Jonghyun mengantarkan Yoona pulang setelah mereka makan es krim bersama. Dia menurunkan Yoona tepat di depan pintu pagar rumahnya.
“ Gomawo “ ucap Yoona lirih ketika baru turun dari motor sport Jonghyun.
“ Hmm “ Gumamnya mengiyakan.
Yoona menunduk menatap ujung sepatunya tak bergerak sedikitpun dari samping motor Jonghyun. Perasaannya selalu saja sedih ketika dia kembali ke rumah, dimana merupakan tempat  paling nyaman untuknya dulu, tapi kini teringat rumah membuatnya seakan kembali tenggelam ke dalam masalahnya itu padahal baru beberapa saat lalu dia setidaknya bisa melupakannya sesaat.
Jonghyun menatap heran pada gadis itu karena tak juga beranjak masuk ataupun mengatakan sesuatu dan malah tertunduk muram. Jonghyun kemudian mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Yoona yang menggantung di sisi tubuhnya.
“ masuklah, diluar sangat dingin...” katanya tenang yang berhasil membuat Yoona mendongak untuk menatapnya.
“ aku akan meneleponmu nanti dan kau juga bisa menghubungiku kapanpun kau membutuhkanku “ katanya lagi kini disertai senyuman hangat yang menenangkan. Jonghyun tahu kekhawatiran Yoona, gadis itu hanya sedang butuh tempat untuk bersandar sekarang dan dia akan memastikan bahwa dia akan berada disana kapapun Yoona membutuhkannya.
Yoona hanya mengangguk patuh, perasaannya sedikit lega ketika Jonghyun mengatakan hal itu padanya. Dia lalu berjalan masuk ke dalam rumahnya setelah menatap Jonghyun sekilas yang masih terus tersenyum padanya.

Yoona baru saja selesai mandi dan mendudukan dirinya di atas kasur ketika eommanya masuk dan menghampirinya.
“ bagaimana hari mu hari ini, sayang “ tanyanya lembut sambil  mendudukan dirinya di sisi kasur Yoona menghadap putrinya itu.
“ seperti biasanya eomma” jawabnya singkat sambil memandang ke luar jendela kamarnya.
“ Yoona, ada yang ingin eomma katakan padamu “ katanya mencoba menarik perhatian Yoona untuk kembali memandang ke padanya.
Yoona hanya menoleh tanpa menjawab, dia seakan sudah bisa menebak apa yang akan dikatakan eommanya nanti.
“ Sayang, eomma dan appa  sudah memutuskan...” katanya dan kemudian terpotong sejenak, dan dia menghela nafasnya berat.
“ kami sepakat akan mengirimmu kembali bersekolah di Amerika dan tinggal bersama Appa “ lanjutnya dengan nada berat.
Yoona sempat menahan nafas sejenak tapi akhirnya dia benar-benar pasrah seakan dari awal dia sudah tahu akan seperti ini akhirnya, mengingat sifat Appanya yang cukup tegas ketika memutuskan sesuatu, tak ada gunanya lagi berharap untuk tinggal.
“ Hmm, aku mengerti eomma “ jawabnya lirih akhirnya.
Eommanya yang melihat raut wajah putrinya bertambah muram tak bisa membendung perasaannya sendiri. Melihat Yoona seperti itu membuatnya hancur. Eomma Yoona mengulurkan tangannya untuk mendekap tubuh gadis yang sedang rapuh itu ke dalam pelukannya.
“ Mianhae.... Maafkan eomma karena tidak bisa mempertahankan mu untuk tetap tinggal disini, eomma tahu ini berat untukmu sayang “ katanya sambil berlinang air mata.
“ eomma bisa merasakan kau sedikit berubah ketika kembali kesini, wajahmu kembali ceria walaupun tak seperti dulu, tapi itu tetap membuat eomma lega dan senang karena kau bisa kembali kepada eomma. Tapi.... Tapi eomma juga ingin memberikan yang terbaik untukmu, seperti yang dikatakan Appamu, bersekolah di Amerika pasti akan membuat kemampuanmu lebih terasah dan terjamin dengan pendidikan yang bagus, meskipun eomma harus merelakanmu pergi, apapun agar kau mendapatkan yang terbaik, maka eomma akan melakukan apapun “ lanjutnya panjang lebar menumpahkan semua perasaanya dan air matanya semakin deras dan tangannya memeluk Yoona semakin erat.
Sementara Yoona hanya diam mendengarkan semua kata-kata eommanya dengan patuh dan tak sadar air mata juga sudah mengalir dari sudut matanya.
Jadi sekarang sudah final, bahkan eomma sudah tak bisa mencegahku untuk pergi.
Keduanya terus berpelukan dan berlinang air mata sampai beberapa saat sampai eomma Yoona melepaskannya ketika dia merasa sudah sedikit tenang.
“ kau akan berangkat seminggu lagi bersama Appa “ katanya lagi sambil menghapus sisa air mata Yoona. Yoona hanya mengangguk mengerti. Sejak dulu dia memang selalu menuruti semua keinginan orang tuanya meskipun kadang tak sesuai dengan keinginanya, tapi satu hal yang dia tahu, bahwa mereka selalu memikirkan yang terbaik untuknya.

Eomma Yoona kemudian meninggalkan putrinya itu setelah membenarkan letak selimut Yoona dan mencium keningnya. Dia berjalan keluar dengan langkah berat seakan dia masih tak rela untuk melepaskan putrinya lagi.
Yoona yang tadi sudah sempat memejamkan mata sebelum eommanya pergi kembali membuka matanya dan memandang keluar jendela kaca yang tak ditutup kordennya. Malam ini tak ada bintang, hanya bulan yang bersinar sendirian di langit gelap. Seperti dirinya yang selalu sendiri.
Drttt... Drrttt...Drrtttt...
Saat Yoona masih tenggelam dalam lamunanya ponselnya bergetar menandakan ada pesan yang masuk.
From : Jonghyun
Maaf aku tak jadi meneleponmu tadi, aku hanya tak ingin mengganggumu...
Cepatlah pergi tidur, kita bertemu lagi besok di kampus...
Good Night, Yoona-ya.... <3
Yoona hanya menghela nafasnya, dia baru ingat Jonghyun tadi berkata akan meneleponnya. Pikirannya tentang perkataan eommanya beberapa saat lalu tak bisa dienyahkannya. Dan saat dia kembali teringat akan Jonghyun, pikiran baru yang lebih rumit datang menyerangnya.
Bagaimana aku akan mengatakan ini padanya, apa aku akan sanggup....
***
Beberapa Orang sedang berkerumun di kafetaria, mereka tak sedang menikmati makan siang tapi sedang membahas sesuatu.
“ Jadi Yoona akan kembali ke Amerika, bagaimana biasa ?” Yonghwa terbelalak tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Kyuhyun tadi.
“ benarkah itu Oppa, kenapa mendadak sekali ?” Seohyun tak bisa menutupi kekagetan dan rasa penasarannya juga.
“ begitulah, Appa nya yang tinggal di Amerika tiba-tiba datang seminggu yang lalu dan meminta Yoona untuk kembali kesana, menyelesaikan pendidikannya disana dan rencananya Yoona akan berangkat seminggu lagi “ jelasnya dengan nada sedih, dia sebenarnya juga tak rela untuk berpisah dengan adik sepupu kesayanganya itu yang sudah dianggapnya sebagai adiknya sendiri.
“ kasihan sekali, padahal dia baru saja memulai kehidupannya disini “ timpal Soo Young yang duduk di samping Kyuhyun dengan prihatin, dia juga sudah menganggap Yoona sebagai adiknya sendiri selama ini dan mereka juga dekat.
“ kasihan sekali mereka berdua “ Yonghwa kemudian bergumam lirih lebih pada dirinya sendiri tapi ternyata suaranya berhasil di tangkap orang-orang disekitarnya.
“ Apa maksudmu dengan mereka berdua, Yonghwa, bukankah hanya Yoona saja yang akan pergi ?” tanya Jonghoon penasaran tak mengerti maksud kata-kata Yonghwa tadi, semua orang jadi ikut tertarik dan memandang Yonghwa meminta penjelasan.
“ apa maksudmu Oppa ?” tanya Seohyun lagi karena Yonghwa tak segera menjawab.
“ Bocah itu sudah menunggu dia kembali sejak lama sekali, dan sekarang harus berpisah lagi “ Gumamnya seperti ikut merasakan kesedihan mereka.
“ bocah itu siapa ?” tanya Kyuhyun dengan alis berkerut. Dia tak tahu ada yang menunggu Yoona selama ini, setidak-tidaknya menurut pemikirannya.
“ apa Jonghyun ?” tanya Yuri tiba-tiba. Membuat semua orang langsung menoleh padanya terkejut.
“Kau tahu... ?” Yonghwa bertanya dengan menyunggingkan senyumnya ringan tapi kemudian langsung lenyap.
“ Dia, aku tak tahu apa yang dipikirkannya selama ini, tapi aku tahu benar apa yang dirasakannya pada Yoona. Dia selalu menyimpan perasaannya sendiri dari dulu dan tak pernah mengungkapkannya, bahkan jika kau masih ingat tentang seorang gadis yang tiba-tiba dikeluarkan beberapa waktu setelah Yoona masuk di kampus ini, Jonghyun lah yang berhasil membuatnya dikeluarkan oleh pihak universitas karena dia ketahuan dengan sengaja telah merencanakan untuk mengerjai Yoona habis-habisan karena kedekatanya dengan kalian bertiga ( tunjuknya pada Kyuhyun ) , dan jika kau juga ingat mereka masih saling bermusuhan saat itu “ jelasnya panjang lebar sambil menerawang, sesekali dia tersenyum mengingat semua itu, dia memang dekat dengan Jonghyun yang memungkinkannya untuk mengetahui semua hal itu.
“ Tak peduli bagaimana keadaan mereka, Jonghyun tetap saja selalu ingin memastikan sendiri jika Yoona akan baik-baik saja, seperti sekarang, dia bahkan tak pernah meninggalkannya sendiri semenjak menemukannya duduk sendiri di taman, dan itu bukan sekedar karena dia menggangap Yoona adalah sahabatnya tapi karena Jonghyun mencintai  Yoona“ Lanjutnya yang di balas anggukan oleh semua orang.
Jadi Jonghyun sudah menyimpan perasaanya sejak lama pada Yoona, seharusnya aku sudah sadar itu ketika melihat bagaimana kedekatan mereka berdua, Jonghyun memang selalu terlihat lebih bahagia jika bersama dengan Yoona selama ini. Ahh... Bodohnya aku karena pernah berharap padanya, aku pasti tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan sosok Yoona yang telah menguasai seluruh hati, mata, dan pikirannya.

Sementara itu kedua orang yang tak ikut bergabung itu kini sedang berada di tempat yang sama seperti kemarin, di sudut perpustakaan dekat jendela.
Jonghyun sedang membaca buku dengan tekun ketika menemani Yoona duduk disana. Sementara Yoona hanya memandangi langit dari balik jendela kaca.
“ aku akan berangkat seminggu lagi “ katanya tiba-tiba setelah kesunyian yang terlampau lama diantara mereka berdua.
Jonghyun langsung menolehkan kepalanya cepat menatap wajah gadis itu yang tak beranjak dari tatapanya kearah langit.
“ apa maksudmu ?” tanya Jonghyun was-was, Oh... Please... Jangan...
“ eomma dan appa sudah sepakat, dan aku akan kembali ke Amerika seminggu lagi “ katanya kini sudah menatap Jonghyun. Dia menggigit bibir bawahnya untuk mencegah air matanya meleleh memandang wajah pria itu yang sedang memandangnya dengan sendu.
“ kau benar-benar akan pergi ?” tanyanya sedih.
“Hmm... aku akan pergi “ jawabnya meyakinkan, tatapannya kembali menerawang ke luar jendela tak kuat harus menatap mata sayu itu.
Jonghyun tak berkata lagi dia hanya memandangi wajah Yoona dengan perasaan campur aduk.
Jadi kau akan pergi lagi... setelah aku mulai berharap lagi....
Lalu bagaimana denganku sekarang.... apa yang akan terjadi denganku nanti jika kau pergi...
“ selama sisa seminggu ini maukah kau menghabiskan waktumu bersamaku “ tanya Yoona tiba-tiba dengan ceria saat kembali menatap Jonghyun yang masih menatapnya.
“ aku baru sadar, aku belum sekalipun mengunjungi semua tempat wisata di Seoul ini...” katanya lagi
“ apa akan cukup jika hanya tinggal seminggu saja...” katanya setengah bertanya sambil mengetuk-ketukan jarinya di dagu.
“ apa kau sedang mencoba untuk mengajakku  berkencan sekarang “ balas Jonghyun akhirnya setelah berpikir beberapa saat, dia mengatakannya dengan nada bercanda.
“ apa kau tak mau ?” tantang Yoona dengan mata menyipit tak percaya dengan pertanyaan Jonghyun itu.
“ Yang benar saja, bukankah aku sudah menghabiskan waktuku selama seminggu ini bersamamu, apa kau tak sadar itu ?” katanya dengan raut wajah yang dibuat seserius mungkin meski nada bicaranya jelas-jelas menggoda gadis itu.
“ Aishh... Jinja... lupakan saja jika kau tak mau “ ucapnya jengkel sambil memalingkan wajahnya dari wajah Jonghyun.
Jonghyun hanya tersenyum melihat Yoona merajuk, ekspresinya sangat lucu sekali.
“ tentu saja dengan senang hati aku akan menerimanya.... apa kita akan memulainya hari ini juga “ katanya kemudian dengan senyum sumringah terukir di wajahnya karena berhasil menggoda gadis itu.
“ bagaimana dengan Namsan tower, kita bisa membeli gembok dan meletakkannya disana seperti pasangan kekasih lainnya “ usul Jonghyun tak peduli dengan Yoona yang masih memalingkan wajahnya.
“ Ke...kekasih ?” Yoona langsung buru-buru menoleh ketika Jonghyun menyebut kekasih, wajahnya terlihat kaget.
“ tentu saja, bukankah kau yang mengajakku berkencan tadi, jadi aku akan menjadi kekasihmu seminggu ini “ ujarnya penuh senyum. Dan saat itu Yoona tahu bahwa Jonghyun hanya sedang bercanda dengannya.
“ Aishh...Jinja... Bukan begitu maksudku tadi...” ujarnya juga mengimbangi candaan Jonghyun meskipun dia sempat juga tercekat ketika Jonghyun mengatakan mereka akan menjadi sepasang kekasih, meski hanya untuk seminggu ini.
“ tenang saja, aku  berjanji untuk menjadi kekasih yang baik untukmu, Oke ...” katanya meyakinkan dengan senyuman jail yang tak hilang dari wajahnya.
“ Kajja... kita mulai kencannya hari ini “ katanya langsung meraih tangan Yoona dan menggandengnya keluar perpustakaan dengan langkah sejajar yang ringan.
Baiklah... aku akan melakukan apa saja untuk seminggu terakhir ini bersamamu, aku tak akan menyia-nyiakan ini lagi...tidak untuk kedua kalinya...
***
Dan seakan melupakan semua apapun yang telah terjadi dan sedang terjadi mereka berdua menikmati seminggu kebersamaan ini dengan suka cita. Hanya ada kebahagiaan yang ingin mereka rasakan, tak ada tempat lagi untuk kesedihan menampakkan diri.
Seperti yang dikatakan Jonghyun, dia berperan menjadi kekasih yang baik untuk Yoona selama seminggu ini. Menghabiskan waktu bersama ke tempat-tempat wisata dan taman bermain dan mereka hampir menaiki semua wahana yang ada disana berdua, ke tempat makan terkenal di setiap penjuru Seoul dan menikmati setiap menu andalan mereka dan berjalan-jalan tanpa arah tujuan seperti saat ini.
“ kemana lagi kau ingin pergi  ?” tanya Jonghyun ketika mereka sedang berjalan di keramaian di salah satu jalan di kawasan padat kota Seoul, di kanan kiri banyak toko berjajar menjual berbagai macam barang dan makanan.
“ Kita sudah ke Namsan dan semua taman bermain yang ada di Seoul ini “ katanya lagi sambil mengingat-ingat. Mereka memang sudah pergi ke salah satu tempat paling terkenal di Seoul itu, dan mereka bahkan juga mengunci gembok atas nama mereka berdua sama seperti pasangan kekasih lainnya yang mengunjungi tempat itu.
“ Aku hanya ingin berjalan-jalan saja hari ini “ katanya lirih masih terus memandang ke arah depan dan sesekali menoleh ke kanan kiri. Tangan mereka bertautan sambil berjalan santai menyusuri jalanan itu. Ini adalah hari terakhir Yoona di Seoul, besok dia akan berangkat dengan penerbangan siang menuju Amerika.
“ benarkah ? kau hanya ingin berjalan-jalan saja hari ini “ tanyanya meyakinkan. Jonghyun sebenarnya masih ingin mengajak Yoona ke banyak tempat lagi di kota ini mengingat ini adalah hari terakhirnya disini tapi sepertinya gadis itu tak sependapat.
“ Hmm... “ gumamnya singkat sambil terus memandang ke sekitar.
Tiba-tiba sebuah tempat yang tak begitu jauh didepan sana mencuri perhatiannya.
“ Jonghyun, ayo kita kesana...” tunjukknya ke tempat itu dan langsung menyeret tangan Jonghyun untuk berjalan lebih cepat menuju kesana.
“ Hah... kenapa kemari ?, kau ingin membeli sesuatu “ tanya Jonghyun heran tapi Yoona tak menjawab dan terus menarik Jonghyun dengan antusias.
Mereka memasuki sebuah toko aksesoris yang cukup besar di daerah itu, disana kau bisa menemukan aksesoris apapun yang kau inginkan, bahkan aksesoris couple.
“ eoseo Eusaeyo “
Yoona langsung melepas tangan Jonghyun ketika baru saja melewati pintu toko itu dan tersenyum pada seorang pelayan yang menyapa mereka. Dia langsung berkeliling ke setiap penjuru toko itu, dan Jonghyun yang memang tak pernah sekalipun masuk ke dalam toko semacam ini merasa kurang nyaman dan hanya mengikuti Yoona yang berlarian dengan licah.
“ Jonghyunnn, Illoa, Palli...” tangannya melambai pada pria di belakangnya itu dengan suara yang lumayan tinggi tak sabaran.
“ yah, pelankan suaramu... kau pikir dimana ini sekarang “ katanya mengomeli Yoona karena telah membuatnya malu karena telah memanggilnya dengan sangat keras di tempat yang cukup ramai seperti ini membuat orang-orang langsung melihat ke arah mereka.
“ Lihat ini ...” katanya tak peduli pada omelan Jonghyun dan menunjuk sesuatu di hadapannya.
“ Ige bwoya ?” tanyanya tak mengerti dengan benda yang di tunjuk oleh Yoona itu.
“ Gantungan ponsel Couple “ jawabnya dengan mata berbinar-binar.
“ lalu ?” tanyanya lagi masih tak mengerti.
“ Belikan ini untukku “ pintanya
“ Bukankah jika hanya untukmu saja kau tak perlu memilih yang sepasang seperti ini “ tunjuknya pada benda couple itu.
“ Tentu saja aku harus memilih yang couple, karena aku akan memakai ini sepasang denganmu “ jawabnya dengan ceria, seakan tak memperdulikan ekspresi tidak nyaman Jonghyun sejak tadi.
“ Mwo ? Andwae “ tolaknya cepat.
“ ahh wae, apa kau tak pernah melakukan ini sebelumnya, apa kau tak pernah punya kekasih  yang mengajakmu memakai benda sepasang seperti ini “ tanya Yoona tak mau kalah.
“ aku memang tak pernah punya kekasih “ jawabnya lirih sambil membuang pandangannya ke samping.
“ Mwo ?? aigoo... percuma sekali punya wajah tampan jika tak pernah punya kekasih.. ckkckck “ Cibir Yoona meremehkan, padahal dalam hati dia bahagia Jonghyun tak pernah sekalipun berpacaran dengan siapapun.
“ kau pikir siapa yang ku tunggu selama ini “ gumamnya dengan nada rendah yang hanya dapat di tangkap samar-samar oleh Yoona.
“ Mwo ? apa yang kau katakan ?” tanyanya setelah mendengar gumaman samar itu.
“ Aniyya...aku tak mengatakan apapun “ elaknya masih menghindari tatapan Yoona.
“ Jadi, sekarang kau mau kan memakai ini denganku ?” tanyanya lagi kini kembali ceria, matanya berbinar-binar penuh harap.
“ Andwae “ tolaknya tegas. Dia tak pernah melakukan hal itu dan menurutnya akan aneh jika dia memaksakan untuk memakai hal-hal semacam ini.
“ JONGHYUNN...” Yoona langsung berteriak keras disertai aegyo ketika mendengar penolakan Jonghyun lagi, dan kini suaranya berhasil menarik orang-orang untuk benar-benar melihat kearah mereka dengan penasaran.
“ Yah...Ku bilang pelankan suaramu, kenapa kau berteriak-teriak seperti itu “ Omel Jonghyun tegas , dia benar-benar sudah malu sekarang dengan teriakan gadis itu.
Yoona tak menggubrisnya dan kini mulutnya sudah akan terbuka lagi untuk berseru pada pria di hadapannya itu dengan suara yang lebih keras lagi, tak peduli apa yang terjadi di sekitarnya. Tapi sepetinya Jonghyun menangkap sinyal itu dengan baik, tepat ketika Yoona baru membuka mulutnya , telapak tangan Jonghyun sudah menutupnya dengan cepat, mencegahnya untuk berteriak lagi.
“ Arraseo, arraseo, aku akan menurutimu, aku akan memakainya bersamamu... jangan berteriak-teriak lagi Oke...” katanya menyerah demi meredam teriakan Yoona yang lebih parah, ini satu-satunya cara yang pertama kali muncul dalam otaknya. Menurutinya adalah langkah terbaik.
Yoona mengacungkan kedua jempolnya ke atas tanda setuju, mulutnya masih dibekap oleh Jonghyun.
“ Assa... aku akan pilih yang ini... panda couple.. heheh “ katanya kemudian sambil kembali memilih-milih benda couple itu.
“ terserah kau saja “ balas Jonghyun ketus.
Yoona langsung mengambil benda couple imut itu dari gantungan dan menyerahkannya pada Jonghyun, lalu dia kembali berjalan ke rak lainnya. Jonghyun menerimanya dengan pasrah.
Yoona kembali berhenti untuk melihat-lihat kalung yang bermacam bentuk tergantung disana. Tangannya terus asyik membolak-balik dengan bimbang.
“ bukankah kau sudah memakai kalung kenapa harus membeli lagi “ Komentar Jonghyun acuh ketika melihat aktivitas Yoona itu. Yoona memang selalu memakai kalung pemberian Eommanya selama ini, dan Jonghyun tahu itu.
“ dasar pelit...” ucapnya kesal atas komentar Jonghyun lalu langsung berlalu dari sana, dia langsung berjalan menuju meja kasir depan.
“ tunggulah di depan, aku akan membayar ini dulu “ kata Jonghyun pada Yoona yang memang sudah kembali tertarik dengan deretan toko yang ada di luar. Yoona langsung mengangguk dan berjalan ke luar toko.
Tak lama kemudian Jonghyun sudah keluar dengan paper bag kecil ditangannya.
“ ayo kita ke kedai ddoboki itu “ tunjuk Yoona ke salah satu kedai pinggir jalan yang tak jauh dari sana. Tangannya langsung menarik lengan Jonghyun tanpa menunggu respon pria itu.

“ berikan padaku..” pinta Yoona ketika mereka baru saja memakan makanannya beberapa suap dengan lahap.
Jonghyun meletakkan paperbag kecil itu dihadapan Yoona yang langsung dibukanya dan dipasangnya diponselnya sendiri dengan tekun.
“ mana ponselmu ?” pinta Yoona sambil menengadahkan tangannya setelah selesai memasang miliknya sendiri.
“ akan ku memasangnya sendiri nanti “ jawabnya masih terus memakan makanannya tanpa memperhatikan Yoona. Dia benar-benar harus memikirkan lagi apakah harus memakainya atau tidak, meskipun iya dia yakin bukan sekarang waktunya.
Yoona masih terus menengadahkan tangannya dengan tatapan tajam pada Jonghyun. Ketika Jonghyun mengangkat kepalanya dia sadar dia benar-benar sudah kalah.
“ baiklah..” katanya pasrah sambil mengeluarkan ponselnya dari saku celana.
Yoona langsung menerimanya dengan ceria dan kemudian memasangkan benda satu lagi yang masih tersisa.
“ wahh... Yeppeoda...” pujinya ketika mengangkat kedua ponsel yang sudah terpasang gantungan itu di depan wajahnya. Jonghyun hanya mampu tersenyum kecut melihatnya.
Tapi dalam hati dia benar-benar merasa bahagia, melihat Yoona begitu cerianya seakan-akan tak ada yang lebih baik dari pada itu dimatanya.

Keduanya sudah menghabiskan makanan masing-masing dan kembali melanjutkan jalan-jalan mereka menyusuri jalanan ramai ini. Mereka berjalan santai sambil bergandengan tangan dan berakhir di sebuah taman kecil yang  sepi, disana terdapat dua ayunan kecil.
Yoona langsung berlari dan duduk disana kemudian berayun-ayun kecil. Jonghyun ikut duduk di sampingnya.
“ bagaimana menurutmu hari ini “ Tanya Jonghyun ketika mereka sudah beberapa lama hanya duduk disana tanpa berkata-kata.
“ Hmm... hari yang indah...” jawabnya singkat sambil memainkan gantungannya dan kakinya memainkan tanah dibawahnya, dia sudah melakukanya sejak beberapa saat lalu.
“ aku berharap tak akan cepat melupakan semua yang terjadi beberapa hari ini “ katanya sambil menerawang menatap gantungan ponselnya.
Keurae, ini adalah hari terakhir, dan semua juga akan berakhir setelah hari ini....
Jonghyun hanya menoleh menatap Yoona yang dia yakin betul telah kembali pada pikiran-pikiran yang sempat dia lupakan selama beberapa hari ini. Wajahnya berubah sedih sekarang.
Mereka kembali diam untuk beberapa waktu, Yoona masih terus memainkan gantungan ponselnya sementara Jonghyun menerawang ke atas langit yang terlihat cerah hari ini.
Tiba-tiba Jonghyun berdiri dan menghampiri Yoona dan berjongkok dihadapanya.
“ Yoona, ada yang ingin ku katakan padamu “ katanya lembut. Yoona langsung mengalihkan pandangannya pada wajah Jonghyun sejak pria itu berjongkok di hadapannya dan menatapnya bingung.
Jonghyun akhirnya memutuskan untuk mengatakan hal ini setelah memikirkan dan menimbangnya cukup lama termasuk beberapa saat lalu, dia harus mengatakannya sekarang atau tidak sama sekali.
“ Sejak dulu, sejak pertama kali bertemu denganmu di junior high, kau adalah satu-satunya gadis yang berhasil menarik perhatianku, sampai kita akhirnya berteman baik. bahkan ketika kau pergi meninggalkanku ke Amerika, tak pernah ada yang menggantikan posisimu “ katanya yang di respon Yoona dengan pelototan mata karena tak terima dengan kata ‘meninggalkan’ yang dipakai Jonghyun, tapi Jonghyun tetap tersenyum dan menatap dalam mata gadis itu.
“ bahkan setelah kau kembali dan perang dingin yang terjadi antara kita selama beberapa bulan itu tak pernah memudarkan ketertarikanku padamu, entah kenapa “ lanjutnya sedikit mendesah, membuang nafasnya keras, mengingat memori itu.
“ dan aku bahagia sekali ketika akhirnya kita bisa kembali menjadi teman walaupun sikapmu tetap tak berubah terhadapku, aku sempat berpikir jika kau benar-benar telah berubah membenciku selama waktu itu “ Yoona sudah akan protes tapi Jonghyun langsung melanjutkan kata-katanya.
“ tapi bagaimanapun juga kau tetaplah Yoona, gadis yang selalu berhasil menarik perhatianku, apapun keadaanya selama aku bisa tetap dekat dan melihatmu baik-baik saja, itu sudah cukup untukku “ Jonghyun menyunggingkan senyum tulusnya ketika mengatakan hal itu.
“ Jujur saja, beberapa hari ketika keadaanmu terpuruk waktu itu, hatiku begitu hancur, dan itu membuatku berjanji pada diriku sendiri akan melakukan apapun untuk mengembalikan Yoona ku menjadi seperti dulu lagi, Yoona yang ceria dan selalu bersemangat seperti yang terukir dalam benakku “ ucapnya mantap.
“ Kau adalah gadis yang baik, dan teman dan sahabat yang baik untukku selama ini, aku tak akan pernah melupakanmu dimanapun kau berada, tak akan pernah. Dan aku berterimakasih karena kau telah mengizinkan aku menjadi bagian dalam hidupmu, dan  beberapa hari terakhir ini adalah yang terbaik , dan aku juga tak akan pernah melupakannya “ lanjutnya . Yoona benar-benar tak bisa berkata apapun untuk membalas semua kata-kata yang dilontarkan Jonghyun yang benar-benar membuat hatinya berdegup kencang, dan pikirannya melayang ke semua memori mereka di masa lalu.
Benarkah dia memanggap diriku seperti itu selama ini... Oh..Jonghyun... aku tak percaya ini...
“ dan....” Jonghyun berhenti sejenak untuk mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Dan membuka telapak tangganya di hadapan Yoona yang menunjukkan sebuah kalung berwarna perak yang berkilauan dengan liontin berbentuk hati kecil yang cantik.
“ Oh ini....” Yoona kaget karena dia mengenali benda itu.
“ ini untukmu.... hadiah dariku...” katanya kemudian mengenakannya di leher Yoona dengan hati-hati.
Tadi ketika Yoona berjalan pergi dari rak kalung di toko aksesoris , sebuah pikiran terlintas di benak Jonghyun untuk memberi gadis itu sesuatu dan benda  yang baru dilihat Yoona tadi menarik perhatiannya. Dan dia berharap Yoona akan menyukainya. Jadi itulah kenapa dia tadi meminta Yoona untuk menunggu di luar ketika dia membayar semua barang itu, agar Yoona tidak melihatnya membeli kalung itu.
“ Kau harus menyimpannya dengan baik “ katanya dengan nada ceria setelah mengenakan kalung itu di leher Yoona dan kembali berjongkok.
“ Saat kau melihat ini, maka kau juga akan selalu ingat padaku “ lanjutnya.
Jonghyun kembali menatap Mata Yoona dalam hingga beberapa saat sampai-sampai Yoona tak tahu harus berkata apa dan hanya membalas tatapan Jonghyun itu.
“ Actually, I Love You , Im Yoona “ ucapnya tiba-tiba dengan nada serius dan tegas. Keyakinan penuh menguasai hatinya saat itu.
Yoona yang tak berpikir Jonghyun akan mengatakan hal itu langsung tercekat dan Jantungnya sempat berhenti berdetak beberapa saat.
Apa.... Apa yang dikatakannya tadi....
Benarkah itu.... benarkah.... aku tak salah dengar bukan ?
“ Aku tak tahu ini benar-benar saat yang tepat atau bukan, tapi aku benar-benar tak ingin membiarkan kesempatan ini berlalu begitu saja, tidak untuk yang kesekian kalinya. Aku sudah menahan perasaan ini begitu lama, dan aku rasa sekarang sudah tidak bisa lagi “ ucapnya dengan lembut serta sedikit nada frustasi dalam nada bicaranya.
Yoona tak juga menemukan suaranya untuk merespon, lebih dari itu dia hanya terus menatap mata Jonghyun mencari kebenaran dalam matanya.
“ Kau tak perlu mengatakan apapun atau memberikan jawabanmu sekarang, aku hanya ingin mengungkapkannya, semua perasaanku yang selama ini kupendam dalam hatiku , sekian lama kepadamu, rasa cintaku yang semakin besar dan besar setiap harinya “ ucapnya sambil menyunggingkan senyum menenangkan, bahwa Jonghyun tak ingin memaksa Yoona untuk mengatakan apapun saat ini tentang semua perasaanya, dia benar-benar hanya ingin mengungkapkan segalanya, agar setidaknya hatinya bisa  menjadi damai dan lega.
Jonghyun lalu berdiri dan menyondongkan dirinya ke arah Yoona, mencium kening gadis itu lembut beberapa saat, lalu menariknya ke dalam pelukannya.
“ Hanya pastikan untuk kembali dan memberikan jawabanmu nanti “
“ Dan Saat kau kembali nanti, Aku akan ada disini “ katanya lirih dan lembut di samping telinga Yoona.
Yoona tak membalas juga tak menolaknya, dia hanya membenamkan kepalanya lebih lekat ke dada bidang Jonghyun yang selalu nyaman untuknya.
Kenapa... kenapa kau baru mengatakan semuanya sekarang.... aku merasa kakiku semakin berat untuk pergi ...
Tapi, aku benar-benar bahagia kau jujur dengan perasaanmu sekarang.... setidaknya aku juga akan mengoreksi kembali perasaanku padamu selama ini....
Setelah beberapa lama mereka berpelukan , Jonghyun perlahan-lahan melepaskan lengannya dari tubuh Yoona dan kembali menatap wajah sendu gadis dihadapanya itu.
“ Kajja...Kita pulang sekarang, sudah hampir senja.... bukankah kau harus bersiap-siap dan beristirahat untuk besok “ katanya dengan senyuman. Yoona hanya mengangguk ringan mengiyakan ajakan Jonghyun.
Kemudian mereka kembali berjalan pulang dengan bergandengan tangan kearah jalan mereka datang.
Biarkan hari ini berakhir tanpa jawaban.... setidaknya beban perasaan yang tertahan selama ini telah terlepas dan kelegaan telah datang menggantikan.
Yang harus dilakukan sekarang adalah menikmati detik terakhir ini bersamamu, dan menantikanmu  keesokan hari hingga kau kembali.
Aku berjanji akan ada disana untuk menantikanmu, menantikan jawabanmu, apapun itu.
***
Esok hari pada pukul 12 siang, Yoona dan Appanya diantar oleh Eommanya dan semua Oppanya serta Yonghwa dan Seohyun berada di bandara di dekat terminal keberangkatan luar negeri. Mereka duduk di ruang tunggu disana.
Yoona beberapa kali mengedarkan pandangannya ke arah pintu masuk bandara, dia seperti mencari seseorang atau lebih tepatnya menunggu seseorang yang tak terlihat ikut mengantarkan kepegiannya. Tatapanya juga tampak gelisah dan sesekali melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, menghitung waktu.
Apa dia tak akan datang....
“ apa kau mencari dia ?” tanya Yonghwa tiba-tiba melihat kegusaran hati Yoona. Yoona langsung menolehkan kepalanya cepat menghadap Yonghwa, pria itu memang pintar sekali membaca pikiran seseorang.
“ Mungkin dia tidak akan datang, dia bilang , dia tak ingin datang “ lanjutnya lagi. Yonghwa bisa menangkap raut kesedihan langsung terpancar di wajah Yoona ketika mendengar apa yang dikatakannya barusan.
“ Bukankah kau bisa menghubunginya nanti, maklumilah, mungkin ini begitu berat untuknya “ katanya lagi dengan nada menenangkan. Yonghwa tahu benar dilema yang dialami keduanya.
“ Benar eonnie, jangan terlalu dipikirkan “ timpal Seohyun menyemangati.
Bagaimana bisa aku tak memikirkannya, ini juga begitu berat untukku....
Setelah itu wajah Yoona menjadi semakin muram dari sebelumnya. Mengingat dia harus terpaksa pergi dari kota ini dan meninggalkan semuanya yang baru dimulainya. Serta pikirannya tentang apa yang dikatakan oleh Jonghyun kemarin tentang perasaanya membuatnya tak hentinya memikirkan, apa yang sebenarnya dirasakannya sendiri kepada pria itu. Dia masih bingung dengan hatinya.
Tanpa disadarinya ternyata Appanya sudah mengamatinya sejak   mereka berangkat dari rumah tadi. Sebelumnya Appa Yoona berpikir bahwa putrinya ini akan senang jika dia mengirimnya kembali untuk meneruskan pendidikan di Amerika, mengingat bagaimana obsesi besar Yoona yang ditunjukkanya dulu pada bidang yang disukainya itu, menari. Tapi sepertinya dia telah salah menilai putrinya sekarang. Dia sepertinya telah memulai hidupnya dan impianya yang baru disini sejak dia kembali ke Korea.
“ Yoona, Sayang.... bisakah Appa bicara denganmu sebentar “ Appa Yoona memanggilnya untuk mendekat.
Yoona beralih dari sisi Eommanya yang sejak tadi memegang tangannya dengan erat dan wajah yang sedih seolah benar-benar tak rela jika Yoona akan pergi.
“ Waeyo Appa ?” tanyanya setelah mendudukan diri di samping Appanya.
Appa Yoona meraih tangan gadis itu dan menatap pada mata sayunya beberapa saat sebelum berbicara.
“ apa kau benar-benar ingin pergi bersama Appa ?” tanyanya lembut. Yoona sedikit tersentak mendengar pertanyaan itu, mengingat Appanya yang sejak awal kukuh meminta Yoona pergi bersamanya.
Yoona sesaat tak mampu menjawab karena bingung dan sedih yang dirasakannya, dia membalas tatapan mata Appanya dalam.
“ Nee Appa, aku akan menuruti apapun yang Appa dan Eomma putuskan untukku “ jawabnya lirih. Bukan jawaban mantap seperti yang diharapkan oleh Appanya, seakan Yoona hanya sedang berperan menjadi anak yang patuh yang selalu menuruti keinginan orang tuanya dan tak memperdulikan keinginanya sendiri.
“ Apa kau merasa bahagia dengan keputusan ini ?” tanyanya lagi, dia yakin Yoona terpaksa melakukan semua ini dilihat bagaimana wajahnya begitu memancarkan kesedihan akhir-akhir ini.
Yoona tercekat tak mampu menjawab. Apa dia benar-benar bahagia atas keputusan ini, jujur dari dalam hatinya sendiri?. Bukankah seharusnya begitu, mengingat orangtuanya ingin memberikan semua yang terbaik untuknya , seharusnya dia bahagia... Tapi.... Tapi..
“ Yoona..” Appanya memanggilnya lagi karena pandangan mata Yoona terlihat kosong saat menatapnya. Yoona langsung terkesiap dan kembali fokus.
“ Maafkan Appa Yoona, sepertinya Appa bukan Appa yang baik untukmu selama ini “ katanya memulai.
“ Apa yang Appa katakan, Appa tak seperti itu “ bantahnya cepat. dia merasa bersalah karena telah membuat Appanya kecewa karena merasa berat untuk pergi.
“ Appa sepertinya terlalu memaksakan semuanya kepadamu selama ini , tapi sekarang Appa sadar, jika kau telah bertumbuh menjadi dewasa dan telah memiliki keinginanmu sendiri walaupun sebaik apa Sesuatu yang ingin ku berikan padamu “ katanya cepat-cepat menambahkan.
Yoona menggeleng-gelengkan kepalanya tak setuju. Dia tak ingin Appanya yang selama ini begitu menyayanginya harus merasa seperti itu. Membuatnya benar-benar terlihat buruk.
“ Dengarkan Appa Sayang, Appa tak ingin seperti ini lagi kepadamu, Appa akan berubah mulai saat ini, jadi sekarang katakan pada Appa apa yang kau inginkan saat ini ?” lanjutnya. Matanya menatap mata Yoona lurus-lurus menantikan jawaban yang akan diberikan oleh putrinya itu, apapun asalkan Yoona bahagia, dia akan menerima apapun yang dia inginkan.
Orang-orang yang mengantar Yoona dan juga Eommanya juga ikut mendengar percakapan emosional antara Ayah dan anak itu, serta menanti dengan was-was apa yang akan dikatakan Yoona selanjutnya. Sementara Yoona terlihat sedang berpikir keras berperang dengan hati dan pikirannya, mencari jawaban apa yang sebenarnya diinginkannya sekarang.
Yoona kembali memusatkan pandangannya kepada Appanya yang sejak tadi tak mengalihkan pandanganya sekalipun darinya. Dengan hati-hati dia mengungkapkan  keinginanya.
“ Appa.... Bolehkah... Aku tinggal “ katanya kemudian dengan hati-hati. Setelah berpikir cukup lama , ini memang yang selama ini diinginkannya. Tinggal di Seoul meneruskan apa yang telah dimulainya setelah dia kembali beberapa waktu lalu dari Amerika.
 Appa Yoona tak langsung menjawab membuatnya memasang wajah was-was kalau-kalau Appanya akan menolak ide itu.
“ Keurae, kau boleh tinggal, Appa hanya akan menuruti semua keinginanmu mulai sekarang “ Jawabnya setelah menghembuskan nafas pelan.
“ Gomawo Appa “ Yoona langsung berhambur ke pelukan Appanya, air matanya berlinang bahagia. Perasaanya benar-benar lega. Dan demikian juga dengan yang lainnya, wajah mereka yang sejak tadi terlihat muram kini berganti menjadi senyuman. Eomma Yoona juga tak henti-hentinya mengucapkan syukur.
Eomma Yoona kemudian mendekati keduanya dan duduk di sebelah Appa Yoona.
“ Gomawo, Im DaeJong, telah membiarkan Yoona tinggal “ katanya tulus pada mantan suaminya itu.
“ Mianhae... Maafkan semua yang kulakukan pada kalian berdua selama ini “ kata Appa Yoona kemudian menarik Eomma Yoona dengan tangannya yang bebas.
Ketiganya berpelukan dalam kegembiraan dan air mata kebahagiaan akhirnya.
Mereka melepaskan pelukan beberapa saat sebelum petugas bandara mengumumkan bahwa pesawat yang akan menuju ke Amerika akan segera berangkat.
“ Jangan lupa untuk sering mengunjungi Appa walaupun kau tak jadi pergi, Sayang “ Ucapnya terakhir kali sebelum pergi. Akhirnya hanya Appa Yoona yang berangkat ke Amerika. Meskipun kesedihan menyelimuti hatinya saat ini tapi kelegaan juga telah mengisi hatinya.
Setelah Appa Yoona tak terlihat lagi Yoona langsung berbalik akan pergi juga.
“ Yoona, kau akan pergi kemana sayang “ Eomma Yoona terlihat bingung karena melihat Yoona seperti ingin buru-buru pergi.
“ Kita bertemu di rumah nanti eomma “ katanya sebelum berlalu dan melambaikan tangan pada semua orang.
Beberapa yang mengerti hanya tersenyum saja melihat tingkah Yoona itu.
“ Tenang saja Imo, Yoona hanya perlu menyelesaikan satu lagi masalahnya sekarang “ Kata Kyuhyun menenangkan Eomma Yoona yang masih tampak bingung.
“ Sebaiknya kita pulang sekarang Imo, udara mulai dingin disini “ Siwon menambahkan dan langsung merangkul pundak Eomma Yoona dan mengajaknya pergi sementara Donghae mengikuti dibelakang sambil mendorong koper-koper Yoona yang terlupakan.

Sementara itu di sebuah taman kecil Jonghyun duduk sendirian di ayunan, taman yang kemarin di datanginya bersama Yoona. Tanganya bergerak-gerak memainkan gantungan ponselnya. Meskipun cuaca cukup dingin tapi sepertinya dia tak terpengaruh sedikitpun.
Jonghyun memilih datang kemari daripada mengantar Yoona ke bandara, entah mengapa, sepertinya dia tak akan sanggup melihat Yoona pergi meninggalkannya walaupun dia pernah berkata dia akan baik-baik saja dan tak putus asa untuk menunggunya kembali, tapi tetap saja.....
“ JONGHYUN.....” suara melengking terdengar menyerukan namanya tak jauh dari sana. Dia langsung mendongak karena terlalu familiar dengan suara itu yang dia takut jika itu hanya imajinasinya saja karena tak mungkin dia berada disini sekarang, tapi menurut apa yang dilihatnya saat ini, sepertinya itu memang dirinya.
“ Disini kau rupanya...” katanya kesal.
“ Jadi kau lebih memilih pergi kesini daripada mengantarkan ku ke bandara “ Yoona berseru dengan suara keras dan kedua tangan berkacak pinggang , berdiri tak jauh dari hadapan Jonghyun yang masih terlihat kaget.
Yoona tadi langsung menghentikan taxi ketika keluar dari bandara, dan instingnya jika dia ingin menemui Jonghyun saat ini dia harus mendatangi tempat ini, taman dimana mereka pergi kemarin mengingat kata-kata Jonghyun jika dia akan menunggunya kembali di tempat ini.
Jonghyun langsung berdiri dan menatap lurus kedepan sambil mengerjap-kerjapkan matanya beberapa kali tak percaya.
Yoona seketika itu langsung berlari ke arah Jonghyun dan melemparkan dirinya kepelukan pria itu. melingkarkan lenganya di leher Jonghyun yang berdiri mematung.
“ I Love You too “ ucapnya lirih. Dan itulah jawaban Yoona atas perasaan yang diungkapkan Jonghyun padanya kemarin. Jauh dalam hatinya dia menyadari dia juga menyimpan rasa pada pria itu, rasa Cinta.
“ Yoona, wae Yoghi isseo ?” Jonghyun yang terlalu shock dengan kemunculan Yoona yang tiba-tiba dihadapannya hanya mampu mengeluarkan pertanyaan konyol itu dari tenggorokannya yang tercekat.
“ Kau pikir apa yang ku lakukan disini ... Aishh...” Yoona langsung melepaskan pelukannya dan memandang Jonghyun kesal karena pertanyaannya yang tidak sesuai dengan apa yang baru saja di katakanya tadi. Jawabannya.
“ Kau tak jadi pergi Ke Amerika ?” tanyanya lagi, masih tak percaya.
“ Menurutmu apakah aku akan berada disini sekarang jika aku jadi berangkat kesana” balasnya ketus. Jonghyun benar-benar merusak momen romantis yang baru akan dibangunnya dengan pertanyaan konyolnya.
Jonghyun masih tak mampu mengatakan apapun dan hanya menatap mata Yoona dalam-dalam meyakinkan diri sendiri jika Yoona benar-benar nyata berada di hadapanya saat ini.
“ Jadi kau sudah kembali dan memberikan jawabanmu, kau juga mencintaiku ?” akhirnya Jonghyun kembali tersadar dan mengingat apa yang dikatan Yoona tadi ketika memeluknya.
“ I Love You “ ucap Yoona mantap membalas tatapan Jonghyun, bibirnya menyunggingkan senyum bahagia dan lega.
Jonghyun langsung menarik Yoona kedalam pelukannya saat itu juga , memeluknya erat.
“ I Love You More...” balasnya sungguh-sungguh.
“ Terimakasih telah mencintaiku, terimakasih untuk tetap disini bersamaku “ lanjutnya masih memeluk Yoona erat. Yoona hanya tersenyum dan membalas pelukan hangat Jonghyun yang melindunginya.
Jonghyun melonggarkan pelukannya setelah beberapa saat dan kembali menatap mata Yoona dalam. Dia mencondongkan kepalanya perlahan dan mendaratkan ciuman di kening gadis itu dengan lembut kemudian beralih ke bibir Yoona dan mengecupnya singkat penuh cinta sampai akhirnya dia merasakan sesuatu menempel di  pipinya.
Jonghyun mendongak dan melihat salju perlahan-lahan turun.
“ Salju pertama turun hari ini “ katanya menatap ke arah langit dimana salju melayang dengan ringan kemudian turun mencium tanah.
Yoona ikut mendongak mendengar kata-kata Jonghyun.
“ Yeppeoda...” pujinya merasakan salju di telapak tangannya yang menengadah.
Mereka menikmati guyuran salju yang turun dengan ringan beberapa saat dalam diam.
“ Bagaimana jika kita pergi berkencan sekarang, bukankah hari ini hari yang indah sekali “ usul Jonghyun tiba-tiba dengan bersemangat.
“ Kau yakin ? di hari bersalju seperti ini ?” Yoona tak yakin dengan usulan Jonghyun yang tiba-tiba itu, meskipun dia bahagia juga karena Jonghyun mengajaknya berkencan setelah mereka mengetahui perasaan masing-masing.
“ Ahh... bagaimana kalau kita bermain salju saja disini “ katanya bertambah melantur sambil menatap tanah lapang di dekat situ dengan senyum yang semakin sumringah. Salju sudah mulai menutupi permukaanya.
“ Yahh.. Neo Choding .... apa kau pikir kita masih pantas melakukan permainan semacam itu sekarang “ Yoona benar-benar menolak keras ide itu, yang benar saja, meskipun itu memang mengasyikkan tapi tetap saja itu adalah permainan yang kekanak-kanakan untuk usia mereka sekarang.
“ Ayolah...” pinta Jonghyun masih tak meninggalkan senyumannya dengan pandangan memohon.
“ Andwae... “ Yoona menolak mentah-mentah dan langsung beranjak pergi dari sana, karena salju yang mulai turun dengan lebat dan juga untuk menghindari keinginan konyol Jonghyun.
“ Yoonaa...” panggil Jonghyun , tapi Yoona terus saja berjalan tak memperdulikannya.
“ Honey....” panggilnya lagi dengan sebutan lain. Yoona sempat tersentak tapi tetap tak menghentikan langkahnya.
“ Jagiiya...” cobanya dengan cara lain. Yoona tetap tak berbalik. Dia terus berjalan sementara wajahnya mulai menunjukkan senyum senang. Tak menyangka Jonghyun akan memanggilnya seperti itu.
“ Yeobeoo....” Panggilnya lagi lebih keras karena Yoona tak juga menggubrisnya. Wajah Yoona benar-benar sumringah sekarang, tapi dia tak juga berhenti berjalan , timbul keinginanya untuk menggoda Jonghyun.
Tapi beberapa Saat Jonghyun tak terdengar lagi memanggil tapi kemudian tak lama Yoona merasakan sebuah benda lunak menyentuh punggungnya keras dan menghambur. Sebuah bola salju berhasil dilayangkan oleh Jonghyun tepat mengenai punggung Yoona membuatnya langsung berhenti seketika.
Yoona langsung berbalik dengan kesal.
“ YAH... LEE JONGHYUNN...” serunya geram menatap Jonghyun yang menatapnya jauh didepan sana dengan wajah sumringah tanpa dosa.
“ Im Yoona, would you be my girlfriend ?” ucapnya kemudian mengejutkan Yoona. Tak menyangka Jonghyun akan mengatakan padanya kata-kata itu saat ini.
Yoona tak bergerak dan tak berbicara sedikitpun untuk menjawab. Jantungnya berhenti berdetak beberapa saat, nafasnya tercekat dan lidahnya kelu, tak percaya dengan semua ini.
Apa yang dia katakan tadi..... benarkah... benarkah ??,,
“ Yahh... kau ini sebenarnya pria sejati atau bukan , bagaimana bisa kau mengatakan hal itu setelah melemparku dengan sebongkah salju, sebenarnya kau ini ingin mendapat kekasih atau musuh sih ?” omelnya tak terima dengan pertanyaan yang menurutnya begitu sakral itu diucapkan dengan begitu tidak romantisnya oleh Jonghyun. Yoona berjalan mendekat dengan masih terus mengomel.
“ Jadi bagaimana kau mau kan ? aku akan memberikan bunga, coklat, boneka, eskrim , apapun nanti jika kau menerimaku, Oke ? “ katanya mencoba untuk bernegosiasi dengan Yoona yang menggerutu kesal.
“ Hmmm Shireo... aku tetap tak bisa terima ini “ katanya setelah pura-pura berpikir beberapa saat.
Sebenarnya mendengar Jonghyun mengatakan hal itu saja sudah membuat Yoona begitu bahagia dan berbunga-bunga tapi egonya sebagai wanita yang suka berlebihan dengan hal-hal berbau romantis membuatnya tak bisa menerimanya.
“ Ahh... benarkah ?... baiklah jika begitu aku...” Jonghyun sudah akan berbalik dengan wajah muram dan menggantung kata-katanya.
“ Andwae.... jangan coba-coba pergi kemanapun atau pada siapapun...” Yoona yang panik langsung berseru. Tanpa sadar dia baru saja melarang Jonghyun pergi kemanapun atau berpaling pada siapapun.
Jonghyun diam-diam tersenyum mendengar seruan Yoona, rencananya berhasil.
“ Jadi sebenarnya kau ini juga ingin menjadi kekasihku bukan, kenapa harus bersikap seperti itu tadi....” Jonghyun menyunggingkan senyum kemenangannya di depan Yoona . Dia mengatakannya dengan nada bergurau dan langsung berhasil membuat wajah Yoona memerah karena marah dan malu.
“ Yahh... Jadi kau hanya berpura-pura tadi.... Beraninya kau “ Yoona langsung melayangkan pukulannya di lengan Jonghyun secara bertubi-tubi membuat Jonghyun tertawa semakin keras karena melihat wajah Yoona yang merona merah. Cantik sekali.
Mereka akhirnya berakhir dengan perang salju juga, kekesalan Yoona telah membuatnya melupakan ide konyol itu dan malah melakukannya sekarang.
Tapi bagaimanapun konyolnya sesuatu itu Yoona tetap merasa bahagia sekarang. Perasaan keduanya benar-benar bahagia sekarang, cinta baru bersemi diatara keduanya.
Keurae.... kisah dalam drama kita memang belum berakhir.....
Dan sekarang kita akan melanjutkannya dengan kisah yang baru, kisah yang bahagia.....
Tak akan ada kata terlambat bukan untuk memulai segalanya, dan ini adalah waktunya....
Neol Saranghae....
Actually, I Love You.....
~~~~END~~~~



Tidak ada komentar:

Posting Komentar