Selasa, 03 November 2015

Priceless Gift 1



PRICELESS GIFT
(DEERBURNING BIRTHDAY PROJECT)



Author             :           BlossomJjong a.k.a Seffya
Title                 :           Priceless Gift
Main Cast        :           Im Yoona &    Lee  Jonghyun
Other Cast:                 Kwon Yuri , Lee Seohyun, Jung Yonghwa, Choi Minho, Kim Hyera (OC), and Other.
Desclaimer :                The cast are belong to God and Themselves. The story originally by me that imagination come from God.
                       
Genre              :           Romance,  Family
Author Note   :          This story is my third FF and  I also prepare it to celebrate the DeerBurning Birthday. It will be Twoshoot story. Enjoy Reading and Happy DeerBurning Day!! J

Jonghyun POV
Aku duduk seorang diri di kafetaria kantor memandang ke luar jendela. Sudah sejak beberapa saat lalu aku hanya duduk disini dan melamun. Pikiranku sedang dipenuhi beberapa hal yang terus berputar-putar tanpa henti sejak dua hari lalu.
“ Yah!! Ireona..” seseorang datang dan melambaikan tangannya di depan wajahku mencoba menarik perhatianku.
Ku tolehkan kepalaku kepadanya dengan wajah cemberut karena telah menggangu ketenanganku barusan. Orang itu, Jung Yonghwa, sahabatku, kini sudah membuat dirinya duduk nyaman dikursi di hadapanku.
“ apa lagi kali ini...??” alisnya mengerut saat bertanya, menyelidik. Aku tahu dia mengenalku dengan terlalu baik. Dia menyadari perubahan sikapku ini, dan memastikan  ada sesuatu yang terjadi.
Seohyun pasti sudah memberitahumu, bukan ??” tanyaku balik, tak berminat untuk membicarakannya.
Lee Seohyun, adikku, dia adalah kekasih sahabatku ini, mereka sudah saling mengenal sejak kecil tapi mereka baru saja meresmikan hubungan mereka sekitar 2 tahun lalu.
“ kau masih saja memikirkan hal itu ??” benar saja, Seohyun pasti telah memberitahunya.
Dan batas waktunya tinggal satu bulan lagi, bukan ??” katanya mengingatkan.
“ Hmm... dan aku belum juga menemukan jalan keluarnya..” jawabku dengan menghela nafas berat.
Yonghwa tak mengatakan apa-apa lagi. Dan suasana menjadi hening hingga beberapa saat.
ehm… aku punya saran untuk mengatasi masalahmu ini, tapi… mungkin ini agak sedikit… aneh untukmu “ ujarnya dengan tak nyaman
Aku tiba-tiba jadi merasa was-was menantikan saran darinya itu. perasaanku juga menjadi sedikit gusar karena katanya tadi kalau saran itu mungkin akan terdengar aneh untukku.
 “ Biro Jodoh..” hanya dua kata, dan itu sudah mampu menjelaskan semuanya apa yang disarankannya untuk ku lakukan.
“ Mwoo ???” orang ini benar-benar membuatku tak habis pikir, dari mana dia bisa mendapatkan ide gila semacam ini.


****
Aku berjalan menuju sebuah bangunan yang terlihat minimalis. Tampak asri dan indah tapi juga terlihat sepi.
Ku cek sekali lagi alamat yang kucari di ponselku, memastikan bahwa aku memang tidak keliru.
“ Eoseo euseo..” seorang gadis muda menyapaku seketika ketika aku membuka pintu kaca itu.
Ada yang bisa saya bantu, Tuan “ tanya gadis itu ramah. Penampilannya rapi dan penuh senyum.
Ehh Nee. Aku yang menelepon tadi. Nama ku Lee Jonghyun.”  Jawabku seketika.
“ Ochh... baiklah Tuan. Mari ikut saya “ Gadis itu langsung mengarahkan aku menuju sebuah ruangan yang juga berpintu kaca yang agar terletak di pojok.
‘ Biro Jodoh Blossoms’ tercetak di pintu itu.
Aku mengaku kalah pada Yonghwa. Dan disinilah aku sekarang , di kantor sebuah Biro jodoh yang direkomendasikan olehnya, alasanya adalah dia mengenal pemilik tempat jasa ini. Aku berharap aku bisa meminta pertanggungjawabannya jika saja semua ini tak berjalan sesuai rencana.
Keputusan ini tidak diambil tanpa pertimbangan yang sudah kupastikan benar-benar, melihat dari segara aspek. Terlebih bahwa hal ini akan memberikan aku solusi bukannya masalah yang baru.
Memikirkannya membuatku teringat kembali kepada apa yang menjadi penyebab utama masalah ini bisa terjadi.
Flashback
“ Jongie.... Bulan depan kau sudah berusia 25 tahun, tapi sepertinya kau tak pernah terlihat mempunyai hubungan yang serius dengan seorang gadis, kau terlalu lama bermain-main, lihat adik mu Seohyun, dia bahkan sudah mempunyai hubungan yang semakin serius dengan Yonghwa sekarang” Kata Appa tiba-tiba saat makan malam keluarga 2 minggu lalu.
“ aku tak main-main Appa “ jawabku menyangkal.
“ tapi kau tak pernah membawa seorang gadis pun untuk di kenalkan kepada kami” katanya menepis sangkalanku.
“ dia terlalu banyak tebar pesona Appa “ Seohyun yang duduk di sebelah Eomma ikut menyahut, dan menggoda ku juga tentunya. Menambah panas suasana.
“ Museun Soeriya ?? tebar pesona apanya ??” seru ku pada seohyun dengan ekspresi kesal.
“ apa kau tak tahu, di kantor, di Mall, bahkan di kampusku saat kau mengantarkanku, para wanita dan gadis-gadis itu selalu berbisik-bisik, bergosip bahkan ada yang berteriak histeris saat melihatmu, teman-temanku di kampus selalu menanyakan padaku apa kau sudah memiliki kekasih atau belum, aku sampai pusing dibuatnya. Dan Oppa.... cepatlah memiliki kekasih atau mungkin istri agar mereka berhenti bertanya-tanya lagi padaku, itu mulai mengganggu ku” jelas seohyun panjang lebar mengungkapkan kekesalannya.
“ acuhkan saja lah... tak usah ditanggapi “ kataku tak peduli.
“ aishhh... kau ini benar-benar,...” dia jadi semakin kesal.
“ benar kata Seohyunnie, Jongie.... kau sudah semakin dewasa sekarang, cobalah untuk menjalin hubungan yang lebih serius “ kini eomma yang ikut berpendapat.
“ aku sedang tak ingin memikirkan hal itu Eomma “ tolakku halus.
“ masih banyak yang ingin aku kerjakan, dan memiliki hubungan yang serius dengan seseorang merupakan hal terakhir yang terlintas dalam pikiranku “ tambahku
“ jangan seperti itu jongie.....
sebenarnya.... ada seorang sahabatku yang memiliki seorang anak perempuan, aku ingin mengenalkan kau padanya “ kata-kata Appa itu terlontar tiba-tiba dan membuatku mengalihkan pandanganku tertuju kearahnya.
“ apa Appa berencana menjodohkanku..??” tanyaku tajam.
“ aniyaa... aku hanya ingin kalian saling mengenal saja “ katanya menolak istilah perjodohan itu yang aku tahu tak jauh dari apa yang dipikirkannya.
“ Tapi aku yakin tujuan akhirnya juga akan bermuara kesana “ sahutku sinis.
“ Jongie,....” Eomma memperingatkanku karena nada bicaraku yang tak lagi sopan.
“ tak ada salahnya bukan, siapa tahu kalian memang berjodoh”
“ dan aku akan mengundang mereka ke pesta ulang tahun mu bulan depan” Appa benar-benar telah merencanakan semua rupannya. Bagaimana bisa dia melakukan hal ini padaku.
“ aku menolak semua rencanamu Appa “ jawab ku mencoba tenang dan menahan amarahku.
“ kalau begitu tunjukkan penolakanmu dan buktikan bahwa kau memiliki sesuatu yang lebih baik dari rencana itu, bawa gadismu ke pesta ulang tahunmu bulan depan dan kenalkan kepada kami” kata Appa tegas. Kami bertiga melihat ke arah Appa dengan wajah terkejut luar bisa.
Siapapun di keluarga ini tahu jika aku tak sedang memiliki hubungan khusus apa lagi yang serius dengan seorang wanita. Dan mana mungkin hal itu akan terjadi jika begitu keadannya, mustahil!!
“ Apa kau mencoba memaksaku, Appa ??” tanyaku masih tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakannya.
“ Kau sudah dewasa sekarang, berhentilah bermain-main, setidaknya jika kau mempunyai seseorang kau akan lebih fokus dan bersemangat dengan apa yang kau kerjakan sekarang dan nantinya, siapa tahu, cepat atau lambat statusmu di perusahaan akan berubah Jongie, aku ingin melihatmu yang telah bertanggung jawab saat aku menyerahkan semuannya “ Kata Appa masih dengan nada tegasnya. Tak ada gunanya lagi mendebat jika sudah seperti ini.
Flashback end

“ Yong eonnie, Yul eonnie, ini tuan Lee Jonghyun sudah datang “ kata gadis itu pada dua orang gadis lain yang sedang duduk di mejanya masing-masing dalam ruangan itu.
Mereka mendongak ke arah pintu, menghentikan sejenak apapun yang sedang mereka kerjakan sebelumnya.
Silahkan masuk Tuan…” gadis itu membuka pintu semakin lebar.
Kedua gadis tadi langsung berdiri menyambutku dan mempersilahkan aku duduk di sofa di tengah ruangan itu.
“ annyeonghaseyo, kami adalah pemilik biro jodoh ini, aku Kwon Yuri dan ini Im Yoona“ katanya memperkenalkan diri dengan senyumnya yang manis dan ramah.
“ annyeonghaseo, Im Yoona imnida” gadis yang bernama Yoona itu menjabat tanganku mantap.
“ Lee Jonghyun imnida” balasku tersenyum ramah.
Aku mendudukan diri diseberang sofa yang ditempati oleh mereka yang kini sedang sibuk menyiapkan beberapa kertas seperti formulir, dan buku catatan. Sepertinya itu adalah alat yang mereka butuhkan untuk mewawancarai para klien. Aku menunggu dengan sabar sambil melihat-lihat kesekeliling dalam ruangan ini.
“ baiklah, Lee Jonghyun ssi sebagai tahap pertama kita akan...” belum habis gadis bernama Im Yoona itu membuka percakapan, aku buru-buru memotongnya.
“ maaf, apakah kalian sudah makan siang ??” tanyaku kemudian.
“Nee...??”
Aku melihat keduanya mengerutkan dahi bingung sambil terus menatapku.
“ aku belum sempat makan siang tadi, jadi apakah tidak apa jika kita melakukan wawancaranya sembari makan siang “ kataku menjelaskan.
“ Oh... tentu saja Jonghyun ssi, jika itu yang membuat anda nyaman “ kata gadis bermata rusa itu sambil menyunggingkan senyum.
“ bukankah begitu eonnie ?” dia mengalihkan pandangannya kesamping, kearah gadis disebelahnya.
“ tentu saja, tapi maaf aku tak bisa ikut, ada klien yang harus aku temui, tak apa kan jika kau sendiri saja yang melakukan konsultasinya, Yongie “ Jawab gadis itu dengan wajah yang sedikit menyesal.
“ Gwaenchana eonnie “ Jawab Im Yoona dengan senyuman meyakinkan.
“ Baiklah Jonghyun ssi, jadi kita akan makan siang dimana ??” tanyanya beralih menatapku.
“ aku tahu kafe di dekat sini, kurasa tempatnya nyaman, kita bisa makan siang disana..” dia hanya mengangguk setuju.  
“ Oke... tunggulah sebentar, aku akan menyiapkan beberapa berkas yang dibutuhkan “ dia lalu beranjak pergi ke mejanya. Beberapa saat kemudian dia sudah siap dengan tas nya , dan kami berjalan keluar dari kantor ini.
“ Kau bisa mengendarai mobilmu lebih dulu, dan aku akan mengikutimu dibelakang“ katanya ketika aku sudah membuka pintu mobil sport ku. Dia akan beranjak pergi kearah mobilnya saat aku menghentikannya.
“ kita naik mobilku saja “ saranku. Dia terpaku beberapa saat dan masih memandangi ku yang telah masuk dan duduk di kursi kemudi. Sepertinya dia tak terbiasa tidak mengendarai mobilnya atau karena dia tak nyaman berada satu mobil denganku, entahlah.
“ ayolah, apa kau akan terus disana sampai tua, aku sudah lapar “ panggilku mencoba menyadarkannya yang masih berdiri seperti patung dipinggir jalan itu.
“ ahh nee...” dia sedikit terkesiap. Sudah sadar dia rupannya. Dia langsung berjalan ke arah pintu penumpang disebelahku dan melompat kesana.
Kafe itu tak jauh dari kantor biro jodoh ini, 10 menit perjalanan dan sampailah kami disana.
Kami masuk kedalam kafe yang tak seberapa besar ini namun suasananya terasa begitu nyaman. Aku sudah beberapa kali datang kemari bersama teman-temanku, makanan yang tersedia pun tak kalah lezat, apa lagi untuk mengobrol santai, ditemani berbagai macam minuman berbahan dasar kopi.
“ kau bisa mengisi ini dulu “ katanya mengangsurkan selembar kertas formulir ke hadapanku sesaat setelah pesanan kami datang.
Aku mengamati kertas itu dan mulai mengisi pertanyaan-pertanyaan yang tertera di sana dalam diam.
Kriteria :
1. Penampilan Menarik
2. Tinggi proporsional
3. Muda
4. Berkebangsaan Korea
Aku menuliskan  beberapa kriteria yang ingin aku cari melalui biro jodoh ini. Aku mengembalikan kertas itu yang kemudian langsung diteliti olehnya.
“hmm... apakah ada hal lain yang ingin kau tambahkan atau keinginan khusus lainnya “ Tanyanya setelah selesai meneliti  formulir itu.
“ aku ingin aku sudah mendapat pasangan sebelum hari ulangtahunku “ pintaku.
Dia melihat kembali kertas formulir itu.
“ ahh tanggal 15 bulan depan, baiklah, bisa diusahakan “ katanya menyetujui. Tak terlihat sedikitpun ketidakpercayaan diri darinya. Dan itu saja sudah bisa membuatku mulai mempercayainya.
“ Baiklah, kami akan segera mengatur jadwal blind date mu, kami akan menghubungi mu lagi jika sudah menemukan wanita yang sesuai dengan kriteria yang tertulis di formulir ini “ katanya menjelaskan prosedur yang akan aku lalui.
“ baiklah...” kataku menyetujui.
Kami menyelesaikan makan siang ini dengan diselingi beberapa obrolan ringan, aku merasa dia adalah orang yang gampang sekali bergaul dan humble, tentu saja dia membutuhkan kemampuan itu untuk pekerjaannya ini.
Aku mengantarkan dia kembali ke kantornya dan kami berpisah disana, dan kembali ke kantorku sendiri setelahnya.
***
First Blind Date
Aku memasuki sebuah resturant, sore ini aku akan menemui wanita yang telah dipilih oleh biro jodoh itu untuk menjadi pasangan blind date ku. Setelah 5 hari sejak pertemuan itu, Kemarin Yoona meneleponku dan mengatakan bahwa kencan ku sudah ditentukan, hari ini jam 5 sore.
Aku mengedarkan pandanganku ke setiap sudut dalam restaurant ini, aku mencari sosok wanita yang kriteria dan fotonya dikirimkan oleh Yoona kemarin. Dan aku menemukannya.
Dia duduk di meja agak dipojok ruangan sambil memainkan ponsel ditangannya.
“ Choi sulli ssi “ aku memanggilnya ketika aku sudah berdiri di samping tempat duduknya.
“ Ah..Nee...Lee Jonghyun ssi ??” dia mengalihkan pandangannya dari ponsel ditangannya dan menoleh kearahku. Dia berdiri dan mengulurkan tangannya menjabatku.
“ Nee..” jawabku lalu aku mendudukan diri di kursi yang ada didepannya setelah menjabat tangannya.
“ bagaimana kalau kita pesan makanan dulu “ ajaknya dan membuka buku menu yang tersedia di di atas meja.
Beberapa saat lalu pesanan kami telah sampai di meja. Dan kami mulai makan sambil mengobrol santai.
Gadis di hadapanku ini cukup masuk dalam kriteriaku. Wajahnya cantik dengan rambut sepunggung yang digerai bebas. Tingginya cukup proporsional dengan balutan dress selutut bermotif bunga sangat cocok melekat di tubuhnya.
“ Bolehkah aku bertanya sesuatu ? “ tanyanya tiba-tiba ketika kami baru saja menyelesaikan makanan kami.
“ Nee.. silahkan “ jawabku sambil menyesap ice americano ku.
“ aku dari tadi penasaran sekali, kenapa pria tampan dan mapan sepertimu mau mengikuti acara blind date seperti ini ??” tanyanya mengungkapkan keheranannya.
“ aku pastikan, semua wanita akan rela menjadi pasanganmu jika kau menginginkannya, apa kau mengikuti blind date ini atas permintaan teman atau orang tua mu ?” tanyanya lagi.
“ aku melakukan ini atas kemauanku sendiri” jawabku santai.
“ lalu bagaimana dengan kau sendiri ?? apa kau melakukan hal ini juga karena orang lain ?” aku berbalik bertanya padanya.
“ aku melakukan hal ini juga atas keinginanku sendiri “ jawabnya jelas.
“ wae..??” aku cukup penasaran mendengar pernyataannya.
Dia terlihat tak begitu buruk. Wajahnya yang cukup cantik pasti akan mampu memikat pria yang mungkin diinginkannya. Dia juga gadis yang terlihat mudah bergaul. Lalu kenapa dia harus memilih untuk mengikuti acara blind date seperti ini. Apa dia hanya bermaksud untuk bersenang-senang saja dengan pria-pria yang dikenalnya melalui acara ini.
“ aku tak bisa lagi percaya pada pria-pria hasil pilihanku sendiri “ katanya mulai menjelaskan.
“ mereka semua yang mendekatiku hanya memanfaatkan diriku saja. Kecantikan, harta, kepolosanku, semuannya. Mereka semua pria-pria yang jahat dan selalu mempermainkan hatiku.... Blaaa....blaa...blaa... beberapa dari mereka bahkan pernah menjadikan aku sebagai bahan taruhan...bla...blaa...blaa....  ( dia berbicara tanpa henti dengan sangat emosional ) mereka  tanpa aku sadari telah merongrong hartaku dengan permintaan mereka yang seenaknya...blaa...blaa...blaa....( aku mulai bosan dan melirik jam tanganku ) kau tahu, mereka bahkan tak pernah merasa bersalah setelah melakukan semua itu padaku....Bla..blaa...bla...( ohh... aku mulai ilfil sekarang, dia begitu banyak bicara rupannya ) Ohh,,,benar-benar, aku sebenarnya ingin membalas mereka satu per satu suatu saat nanti....bla...bla...bla.... ( dia menggerakkan tangannya ke segala arah..... aku benar-benar pusing dibuatnya ) ( aku meraih ponselku dan mengetik sebuah pesan dari bawah meja )

From: Jonghyun
To : Yong Hyung
Telpon aku sekarang ....
Sent.....
Dia tetap berbicara tanpa henti tak mempedulikan aku yang sudah mati bosan karenanya.
“ jadi aku berpikir mungkin akan menemukan pria yang baik dari blind date ini “ katanya mengakhiri penjelasannya yang sungguh sangat tak terduga lebarnya.
Dan disaat yang bersamaan ponselku berbunyi nyaring,
Yeahh...
Yonghwa hyung benar-benar menuruti permintaanku rupannya. Dia menelepon disaat yang sangat tepat.
Aku meminta izin padanya untuk mengangkat panggilanku dan dia mengijinkanku untuk pergi menjauh sejenak.
“ Wae,... kenapa kau meminta ku untuk meneleponmu??....apa sesuatu terjadi padamu??... apa kau terluka??..... apa ada yang kau butuhkan ??” tanya tanpa henti dengan nada cemas.
“ Gwaencana Hyung “ jawabku menenangkan. Aku tersenyum mendengarkan suaranya yang panik.
“ Gomawo... Aku berhutang padamu...” kataku lagi yang berhasil membuatnya semakin bingung.
“ apa maksudmu, apa kau sedang ingin bermain-main denganku ??” tanyanya bertambah penasaran.
“ aku akan ceritakan semuannya nanti.... aku tutup teleponnya sekarang “ kataku mengakhiri panggilan ini.
Aku kembali ke meja dimana aku meninggalkan gadis itu tadi. Dia melihatku mendekat dan mengamati langkahku.
Aku kembali duduk di tempatku semula dan berbicara padanya yang masih terus menatapku.
“ Sulli-ssi... mianhae... sepertinya aku harus menghadiri sebuah meeting di perusahaan ku sekarang, jadi aku akan pergi lebih dulu, kau tak keberatan bukan ? “ kataku padanya. Aku tak mencoba berbohong padanya. Aku benar-benar tak sedang berbohong. Aku serius. Aku memang ada rapat malam ini jam 8. Meskipun ini baru jam 7 malam, bukankah tak apa jika aku datang lebih cepat dari biasannya. Lagipula aku tak ingin mengambil resiko harus ketiduran saat rapat nanti karena telingaku sudah penuh oleh penjelasan panjang lebar yang baru saja disampaikan oleh gadis di hadapanku ini, akan sangat tidak lucu jika aku jadi ikut-ikutan mendadak ilfeel mendengar rancangan-rancangan yang disampaikan oleh staff kami nanti yang tentunya juga sangat panjang lebar. Kredibilitasku akan menukik tajam jika sampai itu terjadi.
“ ohh...gwaenchana...” jawabnya meski terlihat sedikit kecewa.
“ baiklah, aku akan membayar bill nya.... kalau begitu aku pergi dulu sulli-ssi, senang bertemu denganmu “ pamitku dan beranjak dari kursiku.
“ hubungi aku jika kau merasa tertarik denganku, aku mulai berpikir kau adalah pria yang baik untukku “ katanya sebelum aku benar-benar melangkahkan kakiku.
Aku sempat terkejut juga, tapi aku langsung dapat mengatasinya.
“ Nee...” jawabku singkat dan kemudian berlalu dari hadapannya yang diiringi oleh senyuman di wajahnya, penuh harapan.
Sampai diluar bangunan kafe itu aku menghela nafas lega. Dia benar gadis yang baik dan polos, tapi aku tak menyangka jika dia juga suka sekali berbicara panjang lebar tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya lagi, bahkan orang yang diajaknya bicara sekalipun . Benar-benar diluar dugaanku. Sepertinya aku harus menghubungi biro jodoh itu lagi untuk mengkoreksi kembali dan menambah kriteria dari calon pasanganku nanti. Jangan sampai ini terulang lagi.
Setelah rapat malam itu, aku kembali menghubungi Yoona melalui nomor pribadinya. Aku mengungkapkan semua apa yang terjadi di kencan pertamaku tadi, dan rencana penambahan kriteriaku.
“ Apa kencan hari ini berjalan lancar ?? “ tanyanya bersemangat.
Dia telah mengizinkan aku untuk kapanpun dapat meneleponnya melalui nonor pribadinya jika aku mempunyai masalah atau apapun dengan kencan yang telah dia rencanakan. Jadi aku tak merasa canggung dan malah cenderung tak perduli jika aku meneleponnya malam-malam seperti ini. Toh sepertinya dia tak keberatan dengan hal itu.
“ aku rasa tidak ” jawabku singkat.
Aku mengeringkan rambutku yang basah dengan handuk. Aku baru saja pulang dari meeting malam tadi dan langsung mandi dan menelepon Yoona kemudian. Aku duduk di tepi ranjangku dengan ponsel menempel ditelingaku sekarang.
“ wae... apa kau tak tertarik padanya ??” tanyanya sedikit kecewa, karena dengan itu dia merasa telah gagal di langkah pertama untuk menemukan teman kencan yang pas untukku.
“ aku cukup tertarik, dan dia juga gadis yang mendekati kriteriaku, tapi setelah berbicara dengannya, aku bepikir untuk menambah satu lagi kriteriaku “ kataku mengungkapkan pemikiranku tentang kencanku tadi.
“ Hmm... apa itu ?” tanyanya penasaran.
“ Untuk selanjutnya jangan pilihkan untukku gadis yang terlalu banyak bicara “ pintaku padanya, sebagai tambahan kriteriaku.
“ Oh,,, wae ?? apa Choi Sulli-ssi begitu banyak bicara ??” tanyanya lagi.
“ apa kau tak pernah berbicara dengannya.... ahh..aku tak menyangka kupikir dia gadis yang kalem “ kataku lagi mengingat bagaimana dia tadi seperti membacakan khotbah untukku.
“ Aku pernah berbicara dengannya... dia memang sedikit aktif dalam berbicara, apa lagi saat dia begitu tertarik dan bersemangat tentang sesuatu... dan kupikir karena kau termasuk orang yang tak banyak bicara jadi dia mungkin dapat mengimbangimu “ jelasnya tentang padangannya terhadap kami berdua.
“ aku memang tak banyak bicara tapi bukan berarti aku butuh seseorang yang banyak bicara untuk mengimbangiku, aku cukup terbuka dengan orang yang membuatku nyaman. “ jelasku tentang pandanganku terhadap diriku sendiri.
“ hahaha... baiklah... aku akan lebih memperhatikan poin itu ketika aku memilihkan wanita selanjutnya yang akan berkencan denganmu.” Jawabnya santai.
“ baiklah... cepatlah tidur ini sudah malam “ kataku tak sadar memperingatkannya.
“ hahaha.... wae ??” dia terkekeh mendengarku mengatakan hal itu.
“ Yah... Lee Jonghyun ssi apa kau mencoba memberi perhatian padaku, ini bukan kau sekali ” katanya mencibir. Dia mungkin berpikir kalau aku adalah seorang pria yang dingin dan cuek selama dia mengenalku. Dan kini dia seperti tak percaya aku mengatakan hal ini padanya.
“ Wae... ?? aku hanya ingin kau cepat tidur sehingga pikiranmu kembali fresh esok hari dan dapat berpikir jernih untuk menemukan gadis yang pas untukku segera, kau tahu kan deadline nya semakin dekat “ jelasku atas kata-kataku tadi.
“ Baiklah... dan kau juga harus segera tidur agar tetap tampan dan segera menemukan jodohmu “ balasnya mencibir.
“ Itu semua tergantung pilihanmu, Im Yoona-ssi “ jawab ku serius.
“ arraseo..., aku akan lakukan yang terbaik “ katanya yakin.
“ Hmmm... tidurlah.... aku akan menutup teleponnya “ jawabku mengerti maksudnya.
“ hmm.. aku akan meneleponmu nanti untuk jadwal kencanmu berikutnya “ katanya memberitahuku.
“ hmm... annyeong..” tutupku
“ annyeong”
***
Blind date selanjutnya  di jadwalkan lagi 3 hari kemudian. Cukup cepat juga mereka menemukan wanita-wanita yang mereka pikir cocok dengan kriteria ku. Ini mungkin karena deadline ku yang hanya sebulan itu. aku harap yang kali ini tak akan gagal, setidaknya aku akan sedikit tertarik.
“ kau akan pergi kemana Jongie...” aku bertemu dengan Yonghwa di lorong saat baru saja aku keluar dari ruanganku untuk menghadiri kencan butaku yang kedua.
“ Oh.. Hyung...aku akan keluar sebentar “ jawabku sekenanya.
“ ini sudah yang keberapa ??” tanyanya lagi.
“ Yang kedua “ jawab ku singkat.
  Baiklah.... semoga yang ini akan berhasil “ katanya memberiku semangat.
“ Hmm... aku pergi hyung...”  pamitku sambil berlalu.
“ O... hati-hati dijalan “ katanya sedikit berseru.

Beberapa saat aku berkendara menyusuri jalan akhirnya aku sampai di sebuah kafe. Aku memarkirkan mobilku dan berjalan ke dalam kafe itu.
Aku duduk di sebuah meja sambil menunggu pasangan kencanku yang nampaknya belum datang. Aku mengecek kembali foto dan kriteria yang dikirimkan oleh Yoona kemarin.
Aku dan Yoona sekarang semakin dekat, kami bukan lagi seorang agen dan klien. Kami telah menjadi teman sekarang. Dan aku menjadi lebih nyaman mengungkapkan semua perasaan dan keinginanku tentang kencan buta ini. Kami berhubungan setiap hari walaupun hanya melalui telepon, dia memang agen yang baik, selalu menanyakan pendapatku dan manyampaikan perkembangan kencan buta ku yang telah direncanakan olehnya.
Seorang gadis dengan rambut pirang datang menuju mejaku, berjalan begitu anggun, bak model.
“ Kau Lee Jonghyun-ssi??” tanyanya padaku sebelum mendudukkan dirinya di kursi di hadapanku.
“ Benar... silahkan duduk “ kataku mempersilahkan dia duduk.
Kami berjabat tangan setelah dia duduk.
“ Jung sooyeon... tapi kau bisa memanggilku Jessica “ dia memperkenalkan dirinya.
Dari obrolanku yang sudah berjalan beberapa waktu aku tahu kalau dia adalah seorang model. Dan Yoona sepertinya benar-benar menepati janjinya untuk memperhatikan poin ‘ tak terlalu banyak bicara’ itu.  Jessica memang tak banyak bicara tapi aku rasa dia sedikit terlalu serius. Sejak tadi aku hanya melihatnya tersenyum sekali sampai dua kali saja. Apa seorang model memang harus memiliki ekspresi wajah dingin dan serius seperti itu ??
“ Ohh... Ya.. Jonghyun-ssi aku dengar kau baru akan menginjak usia 25 tahun bulan depan ??” tanyanya tiba-tiba.
“ Nee... majayo... waeyo ??” jawabku balik bertanya.
“ Wah... tapi pembawaanmu terlihat lebih dewasa dari usiamu. Aku sempat tak percaya saat aku tahu usiamu baru 25 tahun, ketika berbicara denganmu. Ku kira kau seumuran denganku atau lebih” katanya dengan wajah tak percaya.
“ memang berapa usiamu Jessica-ssi ??” tanyaku yang penasaran.
“ tahun ini aku berusia 26 tahun “ jawabnya singkat.
Oh Sial...
Yoona mengabaikan satu poin kriteriaku rupanya.
“ apa kau memasukkan kriteria kisaran usia seseorang yang akan kau jadikan pasanganmu Jonghyun-ssi ??” tanyanya lagi.
“ Nee... sebenarnya aku menginginkan seseorang yang lebih muda dariku untuk menjadi pasanganku “ jawabku jujur.
“ Begitukah....” ucapnya singkat sambil mengangguk-anggukan kepalannya ringan.
“ apa kau memasukkan kriteria usia juga Jessica-ssi ?? “ Tanyaku balik padanya.
“ Aku tidak memasukkan kriteria itu. aku berpikir seseorang dari kisaran umur berapapun jika aku merasa nyaman saat berbicara dengannya, maka tak akan jadi masalah “ jawabnya jujur.
“ pikiranmu begitu terbuka rupannya “ pujiku sambil tersenyum. Dia benar-benar wanita dewasa yang berpikiran terbuka meskipun ekspresi wajahnya sedikit terlalu serius dan dingin.
Bagaimanapun aku belum yakin dia cocok untukku, kembali lagi, aku juga orang yang cukup serius di hal-hal tertentu, dan aku tak tahu apa yang akan terjadi jika kami bersama, mungkin akan muncul perdebatan yang menimbulkan konflik berkepanjangan. Aku tak tahu, mungkin aku berpikir terlalu panjang tapi aku mempunyai firasat itu. Mungkin aku lebih membutuhkan seseorang yang akan membawa suasana ceria pada diriku yang kadang terlalu serius dan mudah marah. Dan aku pikir aku akan menemukan sifat itu dari seseorang yang lebih Muda dariku.
“ Tapi sepertinya aku bukan yang kau harapkan “ jawabnya sambil tersenyum.
“ tapi walaupun begitu, aku senang telah bertemu dengan mu Jonghyun-ssi, siapa tahu di masa depan kita bisa menjadi teman atau mungkin juga bisa bekerjasama “ simpulnya masih dengan senyuman.
Aku senang dia berpikiran seperti itu, setidaknya dia mengerti bahwa dia tak masuk dalam salah satu kriteriaku. Dan yang lebih melegakan lagi, dia menerimanya dengan lapang dada dan penuh pengertian, mungkin karena sifatnya itu atau mungkin juga aku bukan seseorang yang dicari olehnya.
“ aku harap begitu “ jawabku tersenyum senang.
Kami menyudahi acara kencan buta ini dan berpisah di depan kafe. kemudian aku berjalan ke arah mobilku dan melaju pergi meninggalkan tempat itu.
***
“ bagaimana kencanmu hari ini, apakah yang kali ini sesuai dengan kriteriamu ??” tanyanya padaku sambil membawakanku secangkir kopi.
Aku pergi ke kantor Yoona setelah acara kencan ku dengan jessica berakhir. Dia sempat kaget ketika aku datang, karena aku memang tak memberi tahunya jika aku akan datang. Tentu saja tak apa, aku klien bukan, jadi aku bisa datang kapanpun aku butuh sesuatu menyangkut kencan buta ini.
“ well, dia gadis yang cukup baik, dan memiliki pembawaan yang serius “ jawabku menghela nafas pelan dan meminum kopiku.
“ jadi ??” dia bertanya lagi, wajahnya menatapku menyelidik dengan senyum samar yang mengisyaratkan harapan.
“ Hmm, tapi...” kataku terpenggal.
“ Tapi ??” senyumnya menghilang ketika aku mengatakannya, dia mengerutkan alisnya penasaran.
“ kau sepertinya mengabaikan salah satu dari kriteria yang aku tuliskan di formulir itu “ jawabku menatap balik padanya.
Dia terlihat berpikir sejenak, mungkin dia bingung dengan apa yang ku maksudkan.
“ kau tahu berapa umur gadis itu ?” tanyaku lagi, mencoba memberinya clue.
“ Hmm... kira-kira 26 tahun... Wae ??” Jawabnya sedikit mengingat-ingat.
“ dan kau tahu berapa umurku ??” tanyaku lagi, dia kelihatan bertambah bingung, apa aku yang salah memberi clue, atau dia yang terlalu lambat berpikir, aishh... membuatku kesal saja...
“ bukankah 25 tahun, wae...?? dan kenapa kau menanyakannya, apakah ada hubungannya ?” alisnya mengerut dan menatapku intens, dia benar-benar tak mengerti juga rupannya.
“ Apa kau masih ingat kalau aku menuliskan kata MUDA di formulirku waktu itu ?” aku memberikan penekanan pada kata muda itu, nadaku terdengar mulai kesal karena dia tak juga dapat mengerti apa yang kumaksudkan.
“ tentu saja, dan bukankah Jessica ssi juga masih muda dan cantik, dan kau tertarik padanya bukan ??, dia juga sepertinya bukan gadis banyak bicara seperti kriteria terakhir yang kau tambahkan setelah kencan pertamamu yang gagal “ ujarnya yakin.
“ apa kau tak tahu kalau yang kumaksud dengan MUDA itu adalah gadis yang berusia dibawah usiaku ?? dan benar aku sedikit tertarik dengan kepribadiannya yang baik, tapi dia terlalu serius untukku, dibandingkan dengan itu aku lebih memilih gadis yang lebih muda dan ceria “ jelasku padanya .
“ seharusnya kau menuliskannya dengan lebih spesifik Jonghyun-ssi, siapa yang akan tahu jika kau hanya menuliskan kata MUDA dan tak menambahkan apa-apa lagi sebagai keterangannya “ Dilihat dari nada suarannya dia sepertinya sedang menahan kekesalannya.
Itu kan salahnya sendiri karena tak menuliskannya dengan lebih spesifik, kenapa jadi aku yang dia salahkan “  (Yoona)
“ Yahh!! itukan tugasmu sebagai agen kencan buta untuk mengerti seperti apa kriteria yang diinginkan oleh klienmu “ seruku tak terima karena dia malah menyalahkan balik diriku.
“ Kau ini,.... bukankah Jessica ssi juga terlihat masih muda, dan juga umur kalian hanya berbeda satu tahun saja, bukankah itu tak jadi masalah, kenapa kau terlalu pemilih sekali, Aigoo” ujarnya menumpahkan kekesalannya padaku.
“ tentu saja aku harus pilih-pilih... aku ingin yang terbaik, aku membayar bukan untuk main-main saja,... jika memang begitu aku hanya perlu menunjuk salah satu dari gadis-gadis di luar sana,... kau tahu ini akan menentukan hidupku di masa depan”  jelasku sangat serius. Aku melipat tanganku di dada dan menyandarkan punggungku di sofa, mengamati ekspresinya.
“ hfftt.. arraseo... aku akan mengkoreksi ini lagi untuk kencan mu berikutnya “ jawabnya setelah menghela nafas dalam.
Tiba-tiba terdengar seseorang membuka pintu ruangan itu. aku dan Yoona menoleh bersamaan. Yuri masuk dan terlihat kaget melihatku berada disini.
“ Ohh... Jonghyun ssi kau ada disini rupanya... apa ada masalah dengan perencanaan kencan buta mu ??” tanyanya sambil mendekat kepada kami yang duduk di sofa di tengah ruangan.
“ Nee... hanya ada sedikit masalah yang harus kami diskusikan lagi “ kataku menjawab rasa penasarannya karena keberadaanku disana.
Sepertinya biro jodoh ini bekerja via telekomunikasi seperti telpon dan sms. Mereka membuat jadwal dan lainnya hanya melalui media itu. Mereka  jarang atau bahkan tak pernah bertemu secara langsung dengan kliennya jika bukan menyangkut hal-hal yang memang perlu penanganan khusus seperti kasus ku ini. Maka itu kenapa kantor ini di design tidak terlalu besar dan suasananya cenderung sepi.
“ ohh... begitukah “ ucapnya sambil mengangguk-angguk mengerti.
“ Yoona-ya.... aku akan pergi sebentar, tiba-tiba saja tadi ada klien yang menelepon dan sepertinya ada  hal yang ingin dia ingin diskusikan denganku, dan kau tahu, dia terdengar begitu emosional, aigoo... laki-laki itu terlalu memiliki banyak kriteria” Yuri mengadu pada Yoona sambil mengemasi barangnya.
“ Nee Eonnie, Fighting!!” jawab Yoona menyemangati.
“ aku pergi kalau begitu, aku pergi sekarang Yoona-ya, aku pamit dulu Jonghyun ssi “ pamitnya menuju kembali ke arah pintu.
“ nee Eonnie, hati-hati “ serunya ketika sosok Yuri sudah tak terlihat tertelan di balik pintu.
“ nee...” jawabku lirih, meski aku tak tahu dia mendengarnya atau tidak.
“ hmm...ternyata tak hanya orang ini saja yang terlalu pilih-pilih” ucapnya lirih sambil menghembuskan nafas berat.
“ nee ?? “ tanyaku ketika aku seperti mendengar dia berucap sesuatu. Aku mungkin tak mendengarnya dengan jelas tapi aku yakin dia sedang berbicara sesuatu yang berhubungan dengan dirirku.
“ anniya..” jawabnya singkat dan bangkit menuju meja kerjanya.
Ada apa dengannya ??
***
Tak tahu ada apa dengan hari ini, aku seperti sedang terjebak dalam lingkaran gadis-gadis histeris yang meneriakkan kata-kata yang tak kumengerti.
Pagi ini aku mengantarkan adikku Seohyun ke kampusnya, ini gara-gara Yonghwa yang tak bisa mengantarnya karena ada urusan yang harus dikerjakannya di kantor, dia memang seseorang yang selalu sibuk dengan pekerjaanya, workaholic. Sesampainya aku di gerbang kampus Seohyun, tiba-tiba saja beberapa gadis dan teman-temannya yang lain berteriak histeris. Seketika aku dan Seohyun langsung mengalihkan pandangan kami ke arah keramaian itu. Tak kusangka pandangan mereka malah terarah pada kami, aku bingung sedangkan seohyun memutar bola matanya malas.
“ selalu saja.....” ucapnya lirih sambil menghembuskan nafas berat.
Aku memandangnya masih dengan kebingungan yang belum terjelaskan.
“ Seharusnya aku sudah memperkirakan ini sebelumnya, Uhh.... mereka pasti akan mengikutiku lagi kemanapun aku pergi nanti.... menyebalkan sekali” gerutunya sambil menjambaki rambutnya ringan.
“ Wae.?? Memangnya kenapa ??” tanyaku tak mengerti kenapa dia menggerutu seperti itu sebelumnya.
“ aku Lupa, aku seharusnya tak meminta Oppa untuk mengantarkanku tadi, atau jika memang harus seharusnya aku memakaikan masker padamu agar mereka tak melihatmu, atau seharusnya kita memakai mobil Appa saja yang tertutup dan tidak terbuka seperti ini Oppa “ Seohyun mengocehkan sesuatu yang malah membuatku bingung. Dia bahkan membandingkan mobil sport ku yang terbuka ini dengan mobil sedan Appa yang memang memiliki design tertutup. Apa yang dia katakan sebenarnya??.
“ hay Hyunnie.... ada apa denganmu ? Apa maksud perkataanmu tadi ??” Tanyaku memandangnya dengan alis berkerut.
“ Aniyyaa Oppa.... “ jawabnya sambil melambaikan tangannya kekiri dan kanan.
“ Aku akan masuk sekarang Oppa.... Segera pergi setelah aku turun dan jangan menebar pesona “ perintahnya.
“ Annyeong...”  dia pamit dan turun dari mobil setelah mencium sebelah pipiku. Dia langsung berlari masuk ke dalam kampusnya
Walaupun perasaan bingung masih menyelimutiku, aku menurut juga semua kata-katanya. Aku sudah melupakan kejadian tak terduga yang terjadi di depan kampus itu dalam perjalananku menuju ke kantor.
Di kantor, ketika aku baru saja akan masuk ke dalam ruanganku, aku bertemu dengan Yonghwa yang sedang berjalan membawa beberapa dokumen di tangannya, sepertinya dia memang akan menuju ruanganku.
“ Hai Jongie...” sapanya riang.
“ hai Hyung... waeyoo? Ayo masuklah..” ucapku sambil membuka pintu lebar dan masuk ke dalam diikuti Yonghwa.
“ ada beberapa berkas yang harus segera kau tanda tangani untuk proyek J-tech yang akan segera digarap” katanya sambil menyerahkan berkas-berkas yang dibawanya.
“ letakkan saja di meja Hyung, aku akan mempelajarinya terlebih dahulu “ kataku sambil melepas mantel yang tadi ku kenakan dan menggantungnya di ujung ruangan.
“ Apa kau tadi yang mengantar Seohyun ??” tanyanya kemudian.
“ Nee... “ jawabku singkat.
“ Apa sesuatu terjadi ketika kau mengantarnya ? “ dia bertanya lagi seperti sedang menahan tawanya, membuatku menatapnya bingung.
“ Seperti ??”  tanyaku masih tak tahu maksud perkataannya.
“ Gadis-gadis ... dimana-mana.... berteriak histeris...” katanya seperti memberikan clue.
“ Seohyun bercerita padamu ??” tanyaku kemudian, kali ini aku sudah mengerti apa maksudnya.
“ Walaupun dia tak bercerita, aku tahu, setidaknya aku pernah mengalaminya “ jawabnya tak menyembunyikan senyum gelinya mungkin mengingat kejadian yang sama terjadi padaku tadi pagi.
“ apa kau tahu kenapa aku tiba-tiba mengganti mobilku dengan mobil sedan padahal aku baru saja membeli mobil sport yang designnya mirip dengan mobilmu itu” tanyanya masih dengan senyum yang sama.
“ Aku tak tahu, ku pikir kau sudah bosan saja “ jawabku sekenanya.
Yonghwa memang sangat tertarik ketika aku membeli sebuah mobil sport dan dia langsung membeli dengan design yang sama beberapa saat kemudian, tapi tiba-tiba saja dia langsung menggantinya lagi, aku pikir dia hanya sudah bosan, apa ada alasan lain?
“ Kau pasti masih ingat ketika Seohyun tiba-tiba bad Mood beberapa waktu lamanya dan menolak ku antar ke kampus setelah aku membeli mobil itu. Dia memaksa untuk naik taxi saja di bandingkan harus di antar oleh ku atau kau “ dia mulai menjelaskan. Dan aku ingat kejadian itu. Aku kira Seohyun memang tak suka jika harus menahan dingin dengan berkendara dengan mobil terbuka sepeti itu.
“ awalnya aku tak tahu mengapa, dia benar-benar membuatku bingung setengah mati saat itu, tapi ketika aku memikirkanya lagi, aku ingat di hari pertama aku menggunakan mobil ini untuk mengantarkannya ke kampus, beberapa gadis langsung berteriak histeris bersama beberapa temannya yang lain ketika kami sampai di depan gerbang kampus, dan saat ku alihkan pandanganku pada Seohyun wajahnya langsung terlihat marah dan kesal, bahkan dia tak berpamitan padaku dan langsung turun dan berlari menuju kedalam kampusnya. Beberapa hari kemudian aku mengganti mobil ku dengan mobil sedan ku yang sekarang dan mengajaknya pergi, awalnya ku pikir dia masih marah padaku tapi saat dia melihat mobilku sudah berganti dia langsung tersenyum senang, dan seterusnya dia bahkan memintaku memasang kaca film dan tak mengizinkan sedikitpun untuk membuka kaca mobilku ketika berkendara, adiku mu itu memang selalu membuatku gemas” jelasnya dan diakhiri dengan tawa lebar.
“ Bocahh itu benar-benar.... kekanak-kanakan sekali “ aku ikut tertawa bersamanya.
***
Yoona meneleponku lagi kemarin untuk memberitahu rencana kencanku hari ini, Seminggu sejak terakhir kali aku blind date dengan Jessica.
Aku datang ke sebuah restaurant di sebuah Mall tempat kami akan bertemu. Saat aku tiba, aku melihat gadis yang sedang duduk seperti sedang menunggu seseorang. Aku menghampirinya karena dia sepertinya adalah teman kencanku hari ini.
Nama gadis itu Baek Suzy, gadis muda dan Cantik. Yoona benar-benar mengerti dengan kata ‘MUDA’ itu sepertinya.
Tapi aku sedikit melihat keanehan dengan gadis ini, dia beberapa kali menjawab pertanyaanku dengan sedikit terbata... apa dia gugup??... dia juga seperti sibuk dengan ponsel di tangannya dari tadi.
“ Gwaenchana...?” tanyaku bingung melihat ekspresinya yang sangat aneh sejak aku datang tadi.
“ N..Nee Gwa...Gwaenchanayo ??” jawabnya terbata.
Aku menikmati minuman dan makananku sendiri, sementara dia masih saja asyik dengan ponselnya. Apa yang sebenarnya dilakukan oleh gadis ini, apa dia mengabaikanku ??”
Tiba-tiba saja beberapa saat kemudian datang 3 gadis yang sedikit berlari menghampiri meja kami.
Aku melihat gadis di depanku mengalihkan pandangan pada mereka dan tersenyum lega. Mereka lalu saling bergumam tak jelas dan menatapku intens dan tersenyum lebar. Aku semakin merasa aneh saja.
“ Ohh...Ottokae... Oppa ini tampan sekali....”
“ Nee... moestaa....”
“ Kau beruntung sekali “....
Ketiganya berkata dengan histeris sambil mengguncang-guncang bahu gadis tadi dengan tak kalah histeris. Beberapa orang yang juga ada dalam restaurant itu mulai memandang ke arah kami karena keributan yang di timbulkan oleh mereka.
“ Ottokae....Ottokae,,..” kata gadis itu pada teman-temannya.
Aku yang menyadari ada yang tak beres disini langsung meraih ponsel disaku ku dan mencari kontak Yoona. Aku meneleponnya dan tak lama kemudian dia telah mengangkatnya.
“ Yoona datanglah kemari secepatnya... sepertinya ada yang salah “ perintahku dingin.
“ Wae... ada apa lagi??” tanyanya bingung.
“ cepatlah... kau akan tahu sendiri ketika kau tiba nanti...” kataku lagi dan langsung menutup teleponnya.
Mereka masih memandangiku dengan wajah yang susah diartikan. Aku mulai merasa khawatir, Mereka seperti ingin memangsaku...
“ kau benar-benar Baek Suzy bukan??” tanyaku lagi dengan nada yang tak pasti.
“N...Nee.. aku Baek Suzy... Wae..?” jawabnya antusias.
“ dan kau mengikuti acara Blind date di Biro jodoh Blossoms ??” Tanyaku lagi memastikan.
“ Majayo... aku benar-benar mendaftar disana...” jawabnya lagi memastikanku.
“ Ohh... wae ?? Oppa seganteng dia harus ikut acara seperti ini ??”
“ Aku akan sangat rela jika dia memintaku untuk jadi kekasihnya...”
“ Aku juga...”
Mereka kembali berargumen dengan sesamanya.
Dalam hati aku mengumpat....” Damn it!!”
Bagaimana Yoona bisa merencanakan ku untuk berkencan dengan gadis seperti ini. Oh lihatlah dia dan teman-temanya itu, mereka masih sangat kekananak-kanakan sekali, apa Yoona tak tahu itu.
Aku sedang sibuk dengan pikiranku ketika seseorang mendatangi meja kami, lagi. Aku mengangkat kepalaku, dan aku melihat Yoona sedang mengatur nafasnya yang sedikit tersenggal, sepertinya dia baru saja berlari, aku merasa sedikit lega karenannya.
Yoona memandangi wajahku dan beralih pada gadis-gadis yang masih saja menggumamkan kata-kata yang tak jelas dan menatapku dengan intens. Aku balik menatapnya dan mencoba berkomunikasi dari sana. Aku harap dia mengerti, dan sepertinya memang seperti itu.
“ Sepertinya ada kekeliruan disini...” kata Yoona yang berhasil mengalihkan perhatian gadis-gadis itu dariku dan menatap bingung ke arah Yoona.
“ Siapa wanita ini...” tanya teman si gadis itu.
“ Wae... Eonnie..??” tanya gadis itu tak mengerti.
“ sepertinya aku salah menjadwalkan kencan kalian. Mianhae.... aku akan meneleponmu lagi nanti untuk kencanmu berikutnya...” katanya pada gadis itu , kulihat dia terkejut dengan perkataan Yoona.
“ Mianhae...” kata Yoona lagi lalu meraih tanganku menarikku pergi.
“ eonnie... “ Seru gadis itu.
“ Yahh!!! agashi jangan bawa Oppa itu pergi...” seru yang lain juga sepertinya kesal.
Yoona masih menggandeng tanganku sampai di luar restaurant dan masih terus begitu untuk beberapa saat, aku mengikutinya dengan patuh. sampai dia berhenti di tempat yang lumayan lapang dan tak terlalu ramai, dia melepaskan tanganku.
“ Apa lagi kali ini...??” tanyanya agak kesal.
“ apa kau tak lihat apa yang baru saja terjadi tadi ??” tanyaku balik juga dengan nada kesal.
“ Apa ??... Bukankah Baek Suzy itu gadis muda yang tak banyak bicara seperti yang kau inginkan “ katanya lagi.
“ Tadinya...” jawabku mencibir.
“ maksudmu ??” tanyanya tak mengerti.
“ awalnya dia memang pemalu dan pendiam, sebelum segerompol pasukannya itu datang “ jawabku sedikit frustasi dan membuang nafas berat.
“ Ohh... dan siapa gadis-gadis itu, aku tak merasa bekerjasama dengan mereka semua ??” tanyanya sambil mengingat-ingat sesuatu.
“ Mereka adalah temannya. Dan mereka hampir membuatku menjadi mangsa. “ jawabku kesal.
“ dan itu di luar kekuasaan ku jadi jangan pernah salahkan aku” cibirnya sedikit menyinggungkan senyum licik, sepertinya dia senang melihatku susah.
“Aishh...” umpatku kesal dan membuang muka. Dan tiba-tiba aku menemukan kedai ice cream searah pandanganku.
Aku menoleh padanya yang masih memasang senyum liciknya.
“ Kepalaku pusing, Ayo kita makan ice cream dulu“ kataku meraih tangannya dan menyeretnya menuju kedai ice cream itu. dia sempat kaget tapi akhirnya membiarkanku.
“ rasa apa yang kau inginkan ??” tanyaku ketika kami sudah sampai.
“ chocolate mint “ jawabnya singkat.
“ satu Vanilla, dan satu chocolate mint” kataku pada seorang pelayan.
Kami kemudian berjalan menuju sebuah bangku kosong agak dipojok.
“ ngomong-ngomong apa yang mereka lakukan tadi padamu ??” tanyanya kembali dengan senyum menyebalkan itu.
“ kau tak melihat tadi, mereka menatapku terus sambil bergumam tak jelas, berisik sekali, mereka membuatku pusing” jawabku kembali kesal.
Dengan itu Pesanan kami juga datang.
“ hahhah... aku bisa lihat dari wajahmu, mereka pasti histeris sekali tadi “ katanya lagi terus saja tertawa.
“ dan aku harap aku tak akan pernah mengalaminya lagi, aku heran, apa mereka tak penah melihat laki-laki sebelumnya, sampai-sampai seperti itu ??” tanyaku sambil menyendokkan es krim ke mulutku, begitu juga dengan yoona.
“ Mungkin Pernah, tapi jarang yang begitu tampan seperti ini” ucapnya santai. Aku mengangkat kepalaku menatapnya, menganalisis ekspresinya.
“ apa kau baru saja memujiku..Im Yoona-ssi...??” tanyaku sambil menyungging senyum miring, mengodanya.
“ In Your Dream....” jawabnya singkat dan membuang muka kesamping.
“ kau sepertinya telah tertular kelakuan gadis-gadis muda tadi “ kataku kemudian.
Aku memandangi wajahnya yang menatapku bingung.
“ kau kekanak-kanakan sekali, sampai makan es krim saja seperti anak kecil” kataku sambil mengulurkan tanganku mengusap sisa es krim yang tertinggal dan tercecer di sudut bibir Yoona dengan tanganku yang telanjang.
Dia agak kaget saat aku melakukan hal itu, matanya membulat dan masih memandangku intens tanpa berkata apa-apa.
Karena melihat ekspresinya yang seperti itu aku jadi tersadar dengan apa yang baru saja ku lakuakan, aku benar-benar melakukannya tanpa berpikir.
“ apa kau datang kesini dengan mobilmu tadi..??” tanyaku mencoba mengalihkan suasana yang mulai canggung diantara kami berdua.
“ Tidak, aku datang dengan taxi... Mobilku sedang bersama Yuri Eonnie dan aku tak bisa menunggunya karena seseorang dengan tiba-tiba memaksaku untuk buru-buru datang kemari..? “ katanya mencibirku. Aku tersenyum mendengarnya, dan aku tahu jika suasana sudah kembali mencair sekarang.
“ Kau bisa pulang bersama denganku nanti “ kataku dan menyendokkan es krim kembali ke mulutku.
“ Wae..??” tanyanya bingung.
“ Bukankah aku juga pernah melakukan itu sebelumnya, dan tenang saja aku tak akan meminta bayaran, seperti sebelumnya “ kataku mencoba melontarkan candaan padanya.
Dia tertawa lebar mendengarnya.
“ Arraseoo...” jawabnya kemudian.
“ Oh ya.. Yoona... sebenarnya aku penasaran sekali, kenapa kau memilih menekuni pekerjaan menjadi matchmaker seperti ini ??” tanyaku mengungkapkan rasa penasaranku yang sebenarnya telah lama ku pendam sejak bertemu dengan mereka, Yoona dan Yuri, kedua gadis itu memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang proposional, aku sempat berpikir kenapa mereka tak memilih untuk menjadi model dengan potensi yang mereka miliki itu.
“ sebenarnya itu bukanlah pekerjaan tetapku, aku sebenarnya masih kuliah menempuh S2 bidang psikologi” jawabnya santai.
“ kau masih kuliah, dimana ??” tanyaku tak percaya.
“ Di Dongguk University , kenapa ?? apa kau tak percaya padaku....” katanya menuduhku.
“ anniya... benarkah...?? adik perempuanku juga kuliah di sana, S1 jurusan design interior, sekarang adalah tahun terakhirnya “ jawabku menjelaskan.
“ benarkah...??” tanyanya antusias.
“ Dan dia sangat menyukai theater “ kataku lagi.
“ Benarkah...?? aku juga tergabung di club theater disana” katanya semakin antusias.
“ Benarkah ?? kalian memiliki kegemaran yang sama rupanya. Oh.. dan kenapa kau bekerja di tempat itu jika kau juga masih kuliah seperti itu ??” tanyaku masih penasaran.
“ Ohh...itu karena aku hanya membantu Yuri Eonnie sementara temannya sedang cuti hamil dan melahirkan beberapa bulan lalu dan Juga aku sedang melakukan penelitian yang terkait dengan hal ini juga “ katanya menjelaskan alasannya.
Aku berpikir sesaat.
“ Ohh... sepertinya aku salah memilih agen , kau ternyata bukan ahli dalam bidang ini...” kataku sedikit serius.
“ Museon Seoriya... kau meremehkanku ??” jawabnya tak terima.
“ Asal kau tahu saja, meskipun aku bukan ahlinya tapi kemampuanku tak bisa dianggap remeh, terbukti satu pasangan yang kutangani telah menikah bulan lalu “ katanya berapi-api.
“ benarkah?? Kita lihat saja. Apakah aku juga akan menemukan gadisku dan menikah secepatnya karenamu “ kataku sambil menyungging senyum menantang.
“ aishh... “ umpatnya
“ Oke kita lihat saja nanti...” gerutunya lirih sambil memakan es krimnya dengan sendokan yang besar-besar dan cepat.
Aku tersenyum melihatnya, meras terhibur karenanya, dia terlihat sangat lucu sekali.
***
Siang ini aku mengajak Yoona makan siang dia sebuah kafe di dekat kantorku. Karena sudah beberapa hari ini Yoona belum mengabarkan rencana kencan ku lagi. Aku sangat berharap banyak dari biro jodohnya karena itu mungkin hanya satu-satunya harapan ku untuk memenuhi harapan Appa. Dia dengan senang hati mau datang, dan kami berdiskusi panjang lebar sepanjang makan siang ini.
Kami menyelesaikan makan siang ini, aku memintanya keluar dulu dan menunggu di mobil, karena aku akan mengantarnya kembali, sementara aku ingin ke toilet sebentar.
Yoona POV
Aku keluar dari kafe dan berencana untuk menunggu Jonghyun di mobilnya karena dia berkata akan mengantarkanku kembali ke kantor, sementara dia masih memiliki urusan dengan toilet di dalam.
Saat aku baru saja keluar dan berjalan beberapa langkah, aku mendengar seseorang seperti berbicaraa denganku dari arah belakang.
Aku menoleh karena penasaran.
“ Ohoo.... lihatlah siapa ini.... Bukankah ini Im Yoona.... Oromaniya ?? lama tak berjumpa...” kata seorang gadis yang aku tahu betul namanya Kim Hyera.
Gadis itu sedang berdiri melingkarkan lengannya pada seorang pria yang berdiri di sampingnya, Choi Minho, aku juga mengenal pria itu, yang menatapku dengan wajah sendu.
“ apa yang kau inginkan...” kataku dingin.
Aku tak mungkin bisa bicara dengan cara yang baik dengan gadis ini. Kim Hyera adalah temanku yang tanpa kusangka-sangka telah bemain api dan merebut kekasihku sendiri, Choi Minho, pria disampingnya itu.
Aku tak tahu apa yang mereka berdua pikirkan saat itu hingga tega melakukan hal semacam itu kepadaku. Setelah kejadian itu aku baru tahu kalau selama ini Kim Hyera selalu menyimpan kecemburuan dan kebencian kepada ku selama beberapa tahun pertemanan kami di bangku kuliah. Rumor menyebutkan dia memang selalu tak senang dengan ketenaranku di kampus, walaupun aku sendiri tak pernah terpengaruh dengan hal-hal semacam itu, tapi mungkin tak begitu dengannya. Dia bahkan beberapa kali pernah menirukan gaya ku berpakaian yang menuai banyak kritik dari orang-orang di kampus. Aku selalu membesarkan hatinya, karena aku temannya saat itu, aku tak ingin dia terpuruk karena hal itu, tapi yang tak aku ketahui adalah dia malah semakin membenciku karena hal itu.
Sampai suatu ketika aku mendapati mereka berdua sedang bermesraan di apartemen Hyera saat aku datang kesana. Sepertinya sudah direncanakan, karena Hyera yang memintaku datang. Dia memang melancarkan balas dendamnya dengan sangat baik sampai-sampai hal itu berhasil membuatku terpuruk beberapa saat. Yurii eonnie yang tak pernah melepaskan pandangan dariku dan terus menyemangatiku hingga aku berhasil bangkit dari keterpurukan karena dihianati oleh dua orang yang ku sayangi sekaligus.
Sebenarnya sekarang aku sudah tak memikirkan hal itu lagi dan sudah melupakannya, tapi jika aku boleh memilih, aku tak ingin melihat atau berbicara lagi dengan mereka.
“ aniyaa.... kami hanya ingin makan di kafe ini, dan tiba-tiba bertemu denganmu. Apa kau datang sendiri kemari, dimana kekasihmu........OMO... jangan katakan kalau kau tak memiliki kekasih sekarang..... Kasihan sekali...” katanya melecehkanku dengan mulut kasarnya itu.
“ Hyeraa...” Choi minho mengingatkan gadis itu.
“ Wae...?? Jangan bilang kau masih peduli padanya ??” tanyanya tajam melirik pria di sampingnya itu.
“ keurongo anniya “ jawabnya mengelak.
“ sudahlah....”
“ Oppa apa kau tak curiga.... seorang Im Yoona yang sangat terkenal di kalangan pria-pria di kampus dulu itu tak memiliki kekasih sekarang, OMO... apa dia masih mengharapkanmu Oppa....?? apa dia sudah kehilangan pamornya sekarang.....” cela gadis itu lagi tak kalah pedasnya dari yang pertama, aku hanya mampu terdiam memandangnya dengan mata berkilat menahan amarah.
“ Ku peringatkan kau Im Yoona Jangan coba-coba kau dekati Minho Oppa lagi, dia adalah kekasihku dan kau tak pantas untuknya, kau tahu “ katanya memperingatkanku. Apa yang dia katakan sebenarnya, siapa yang merebut Minho dari siapa ?? apa dia lupa ?? tak tahu malu sekali.
“ aku tak ingat pernah mendekati siapapun apalagi milik orang lain, dan sepertinya seseorang harus memperingatkan dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum mengatakan hal semacam itu “ ucapku mencibir dengan senyum yang kubuat sesantai mungkin.
Aku lihat nafasnya mulai berat menahan amarah yang sudah sampai di ubun-ubun, dia menggertakan giginya dan menatapku dengan mata penuh kilatan amarah. Pria disampinya hanya diam saja melihat kami berdua saling berpandangan tajam, dengan wajah bingung.
Tiba-tiba seseorang datang dan memeluk pundakku. Aku yang kaget langsung menoleh padanya.
Jonghyun merangkulkan lengannya dibahuku dan menyunggingkan senyum, aku bingung dengan apa yang dilakukannya, tapi dia juga seperti tak bermaksud melepaskan pelukannya.
“ Ini siapa Yoona-ya....apa mereka teman-temanmu ?” tanyanya beralih memandang kedua orang di depan kami ini. Aku mengikuti arah pandangannya. Disana dua orang tersebut melihat Jonghyun dengan pandangan yang terlihat sangat terkejut.
“ Annyeonghaseyo, Lee Jonghyun Imnida....” dia mengulurkan tangan kanannya yang bebas dan bermaksud mengajak bersalaman salah satu diantara mereka. Tapi keduanya seperti tak mencoba meresponnya karena kekagetan yang belum juga reda.
“ Apa kau pacar Yoona.... Maldo andwae...” kata Hyera tak percaya masih menatap Jonghyun dengan wajah amazing.
“ Waeyo ?? apa ada yang salah ??” tanya Jonghyun santai seperti tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
Tapi aku rasa Jonghyun tahu tentang sesuatu, apa dia mendengar percakapanku dengan mereka sebelumnya. Apa dia berusaha menolongku??, kenapa ??, aku tahu Jonghyun, dia orang yang hampir mustahil mau melakukan hal semacam ini, dia tipe pria yang tak suka terlibat dengan masalah orang lain, cenderung tidak perduli dan dingin. Lalu kenapa dia bersikap seperti ini ??
Aku menatapnya bingung dan dia juga menatapku dan malah tersenyum manis.
“ benarkah itu Yoona ?? “ kini giliran Minho yang bertanya tak percaya.
“ memang kenapa ??” Jonghyun yang balik bertanya padanya.
“ Kau Lee Jonghyun, pewaris J-tech itu bukan.... maldo andwae,....OMO ini tidak mungkin... Bagaimana bisa Yoona.....” Hyera bahkan tak bisa menyelesaikan kalimatnya karena belum juga bisa mengatasi kekagetanya sejak tadi.
“ Ohh... mianhae,... kami tak bisa berlama-lama berbincang dengan kalian...kami harus pergi kesuatu tempat setelah ini.... kami pergi dulu....Annyeong “ tiba-tiba  saja Jonghyun mengatakan hal itu pada mereka dan langsung menuntunku menuju mobilnya, sesegera mungkin meyudahi sandiwara ini.
Jonghyun bahkan membukakan pintu mobilnya, benar-benar tak seperti biasanya.
“ apa yang kau lakuakan ??” tanyaku saat melihatnya membukakan pintu untukku.
“ masuklah, mereka masih memperhatikanmu “ katanya tepat di telingaku dan aku merasakan seperti dia juga mencium rambutku kilat.
Aku menuruti kata-katanya dan masuk kedalam mobil dengan patuh. Dia memutar dan masuk ke pintu kemudi. Dia menyalakan mobilnya dan melaju meninggalkan tempat itu.
“ apa ada kamera tersembunyi tadi “ tanyaku sambil melirinya setelah beberapa saat kami hanya terdiam.
“ waeyoo ??” tanyanya santai masih memfokuskan diri ke arah jalanan.
“ aktingmu sangat luar biasa “ jawabku mencibir.
“ Gomawoyoo “ katanya lalu diikuti tawa ringan. Aku ikut tersenyum karenanya.
“ nugunde ??” tanyanya kemudian setelah tawanya reda.
“ Mantan teman dan pacarnya yang juga mantan kekasih” kataku dingin sambil membuang pandanganku ke luar jendela di sampingku.
“ Wooww.... sepertinya rumit sekali “ katanya seperti memuji dan mencela secara bersamaan.
“ begitulah....”
“ dan kenapa kau melakukan itu tadi ??” tanyaku padanya. Aku harus tahu alasan kenapa dia melakukan itu tadi.
“ aniyya... aku hanya ingin melakukannya saja “ jawabnya santai.
“ Gomawo... sebenarnya kau tak perlu melakukannya, aku bisa mengatasinya sendiri “ kataku kemudian.
“ gwancana... aku hanya membuatnya menjadi mudah saja, karena aku harus segera kembali ke kantor, menunggu dia menyelesaikan kata-kata kasarnya mungkin akan menghabiskan lebih banyak waktu “ jelasnya tentang apa yang dia lakukan tadi.
Aku tak tahu, aku sedikit kecewa mendengar penjelasannya. Sebenarnya aku senang juga dia melakukan hal itu tadi, setidaknya bisa membantuku menghadapi dua orang yang benar-benar tak ingin ku temui itu. Ada apa denganku ?? aku tak mungkin mengharapkan lebih bukan. Dia adalah klienku, peringatkan dirimu Yoona, ini sudah tak benar.
“ keurokeuna... Hmm...setidaknya dapat membantu” Jawabku sambil mengangguk-angguk, mencoba menyembunyikan kekecewaanku.
“ tentu saja, aktingku tak kalah dengan aktor-aktor di drama itu bukan ??” katanya mulai menyombongkan diri lagi....Aigooo orang ini....
“ Hmm ... Tapi,....” kataku menggantung.
“ Hoksi??... apa kau menciumku tadi??” tanyaku kemudian. Dia tersentak kaget dengan pertanyaanku dan mulai bertingkah aneh. Aku memperhatikannya dengan lekat menanti jawabannya.
“ Museun Seoriya...?? tentu saja tidak....kapan aku melakukannya ??” tanyanya gugup.
“ Hmmm... Begitukah?? Tapi sepertinya kau menciumku tadi saat sedang membisikan sesuatu “ tanyaku lagi sambil terus menyunggingkan senyum karena dia menjadi bertambah gugup sekarang.
“ aniyaa...” jawabnya cepat.
“ benarkah ???” tanyaku mendesak.
“ Aku sudah bilang tidak...” jawabnya sedikit berseru, dan masih terus menghindari tatapan mataku.
“ arraseoo...” kataku akhirnya. Aku masih tak berhenti tersenyum apalagi melihat pipinya yang semakin memerah. Ohh Kyeoptaa...
Dia mengalihkan pandangan ke jendela disampinya dan bergumam lirih.
“ aishh...Ottokae..?” gumamnya lirih.
Aku juga memalingkan pandanganku keluar jendela di sebelahku sambil terus menyunggingkan senyum.
***
Jonghyun POV
Sepulang dari makan siang bersama Yoona tadi, malamnya aku duduk di meja kerjaku sambil memeriksa beberapa berkas yang kubawa dari kantor sore tadi saat aku pulang.
Tapi anehnya sejak siang hingga malam ini aku masih saja memikirkan hal yang terjadi siang tadi. Seakan fikiran itu begitu asyik berputar-putar di otakku tak mau pergi.
Kenapa tadi aku melakukannya ? apa aku begitu ingin berbaik hati membantu Yoona yang sepertinya sedang dalam kesusahan ?? dan apa urusanku sebenarnya dengan mereka. Aku bahkan tak tahu siapa orang-orang itu, walaupun aku sempat mendengar apa yang gadis itu katakan sebelumnya pada Yoona.
Benar, aku memang sempat mendengar mereka berbicara di depan kafe itu, aku yang tadinya ingin keluar, mengurungkan niatku sejenak dan mendengarkan percakapan mereka dari balik pintu. Aku juga melihat seperti hubungan Yoona dengan kedua orang tadi tak begitu baik, dan aku memperhatikan dia mengepalkan tangannya saat gadis dihadapnnya tadi mengucapkan kata-kata kasar padanya, menahan amarah walaupun wajahnya masih terlihat tenang.
Dan aku tanpa berpikir panjang langsung mendatanginya dan bahkan aku langsung melingkarkan lenganku di bahunya seolah-olah kami adalah sepasang kekasih, aku melihat keterkejutannya ketika aku melakukan itu.
Bahkan yang lebih tak terduga lagi aku mencium rambutnya ketika aku membisikan sesuatu kepadanya saat membukakan pintu mobil untukknya, aku tak tahu, apa aku terlalu terbawa suasana sebelumnya, atau aku terlalu tergoda dengan wangi aroma bunga rambutnya yang semerbak. Aku menjadi semakin pusing ketika memikirkannya lagi dan lagi, aku belum menemukan alasan dan pembenaran atas apa yang aku lakukan tadi.
Ketika aku masih menerawang melamunkan kejadian tadi, seseorang tiba-tiba mengetuk pintu kamarku dan membukanya perlahan.
“ Oppa.. apa kau sibuk “ seohyun menyembulkan kepalanya dari balik pintu dan kemudian berjalan masuk menghampiri meja kerjaku.
“ aniyaa...wae ??” jawabku dan mulai membolak balik lagi kertas yang masih bertengger di tanganku sejak tadi.
“ aniyaa...aku hanya ingin meminjam gitarmu Oppa, katanya Yong Oppa ingin menyanyikan lagu untukku...” katanya lagi mengutarakan maksudnya.
“ ohh,... Yonghwa hyung ada disini... sejak kapan dia datang...??” aku malah balik bertanya padanya daripada menjawab pertanyaanya tadi.
“ dia ada di bawah... dia datang tak lama setelah kau pulang tadi Oppa...” jawabnya kemudian.
“ ohh... begitukah.... kau bisa mengambil gitarnya ditempat biasa “ jawabku. Aku yakin Seohyun tahu dimana aku biasa meletakkan gitar-gitar kesayanganku. Dia juga sering sekali meminjamnya ketika kekasihnya itu tiba-tiba ingin menyayikan sesuatu untukknya.
Aku pernah merasa kesal pada Yonghwa Hyung karena terlalu sering meminjam gitar kesayanganku. Aku bahkan pernah memintanya untuk meletakkan saja salah satu gitarnya di rumah kami, jika sewaktu-waktu dia ingin memainkannya, tapi jawaban darinya jauh dari apa yang aku harapkan.
“ kenapa aku harus repot-repot membawa gitarku ke rumahmu, bukankah kau mempunyai banyak sekali gitar yang bisa kupinjam sewaktu-waktu” jawabnya waktu itu dengan sangat menyebalkan.
“ kalaupun aku akan melakukannya, mungkin jika aku sudah menikah dengan hyunnie, itupun kalau aku tinggal dirumahmu, atau kalau tidak jika kau sudah menikah nanti mungkin kau akan pindah ke rumah barumu dan membawa semua gitar kesayanganmu itu, saat itulah mungkin aku baru akan memikirkan untuk meninggalkan salah satu gitarku disana “ ucapnya disertai cengiran yang sungguh sangat menyebalkan sekali.
Aishh dia itu benar-benar. Pikirannya sudah terlalu jauh. Siapa bilang aku akan membiarkannya untuk menikahi adikku, aku hanya masih memikirkannya, apakah aku bisa memiliki adik ipar yang kadang-kadang bisa membuatku naik pitam karena sikap acuhnya itu, walaupun aku memang tak bisa marah padanya, dia tetap adalah hyungku yang paling baik.

Seohyun seperti akan beranjak pergi setelah aku mengatakanya. Tapi tiba-tiba dia kembali berbalik.
“ Ohh,,, Ya Oppa... aku seperti melihatmu beberapa waktu lalu di sebuah Mall “ katanya tiba-tiba yang berhasil mengalihkan pandanganku.
“ Benarkah.... kapan ??” tanyaku penasaran.
“ beberapa waktu lalu, aku yakin itu kau dan seorang wanita yang aku yakin aku begitu familiar dengannya, walaupun aku tak yakin tapi sepertinya aku tak salah lihat “ katanya menjelaskan.
“ apa dia kekasihmu Oppa ??” tanyanya menyelidik.
“ aku tak memiliki kekasih, aku memang pergi ke sebuah Mall beberapa waktu lalu bersama seorang wanita, dia temanku “ jawabku membenarkannya.
“ ahh,... jadi benar itu kau Oppa... aku yakin aku tak salah... tapi wanita yang bersamamu itu aku seperti mengenalnya?? Sayangnya aku tak sempat memastikannya karena Yong Oppa harus buru-buru kembali ke kantor saat itu ” katanya seperti menerawang mengingat-ingat sesuatu.
“ kau tak mungkin mengenalnya, dia bukan gadis seusiamu, “ jawabku singkat.
“ kau pikir aku hanya berteman dan mengenal orang-orang yang seusiaku saja Oppa... Kau tak tahu kalau aku memiliki banyak teman dari berbagai usia, aishh.. seenakya saja” ucapnya kesal.
Aku tersenyum melihat tampanganya yang kesal. Dia lalu beranjak pergi dan menghilang dibalik pintu.
***
Tak sampai 2 minggu aku sudah bertemu dengan dua pasangan kencanku, yang pertama Hyuna dan yang kedua Victoria. Keduanya adalah gadis yang sangat mendekati kriteriaku, mereka juga gadis yang baik dan berpikiran terbuka. Sepanjang pertemuan, kami mengobrol banyak hal dan saling menceritakan tipe ideal masing-masing, anehnya walaupun aku merasa mereka sangat mendekati kriteriaku, tapi aku seperti enggan tertarik lebih jauh pada mereka, dan mungkin selanjutnya hanya menganggap mereka sebagai teman saja. Dan sepertinya mereka tahu itu, dan untungnya dapat menerimanya dengan baik.
Aku ungkapkan semua yang terjadi selama dua kencan ku itu pada Yoona saat kami bertemu lagi di sebuah kafe. Sebelumnya dia merasa sangat tertarik dan seperti merasa jika mungkin kali ini usahanya akan berhasil, tapi nada bicaranya terlihat kecewa ketika aku berkata kalau aku tak tertarik kepada kedua gadis itu.
“ memangnya kenapa ??” tanyanya dengan nada kecewa.
“ aku tak tahu, aku hanya tak tertarik saja untuk menjadikan salah satu dari mereka menjadi pasanganku “ jawabku menjelaskan.
“ tapi, bukankah mereka sangat mendekati kriteriamu ?” tanyanya lagi.
“ Memang benar, tapi aku memang tak tertarik kepada mereka “ jelasku lagi.
“ aigoo... Wae ??... kenapa kau pemilih sekali seperti ini, bukankah kau sendiri yang menentukan kriterianya, dan saat gadis dengan kriteriamu datang kau malah merasa tak tertarik padanya, kau kan yang bilang sendiri jika deadline mu hanya satu bulan saja“ katanya mulai terlihat kesal.
“ lalu apa yang harus ku lakukan jika hatiku menolaknya “ kataku berargumen.
“ ahh...Jinja....sebenarnya apa yang kau cari, dan apa alasanmu harus mendapatkan kekasih sebelum hari ulangtahunmu ?” tanyanya sambil menahan kekesalannya.
“ hhfff.... Appaku ingin melihatku memiliki hubungan yang serius dengan seorang wanita, dan dia ingin aku mengenalkan gadis itu padanya di hari ulangtahunku nanti, atau jika tidak dia akan mengenalkanku dengan anak temannya, dan aku tak mau itu terjadi “ aku menjelaskan padanya dengan helaan nafas berat. Aku masih saja terbebani dengan permintaan Appa itu, apa lagi aku belum menemukan seorang gadis yang cocok dengan hatiku sampai sekarang.
“ ahh... Jinja...apa ini masih jaman Joseon, masih saja ada perjodohan semacam itu “ katanya mencibir.
“ Molla...” jawabku asal.

“ Jonghyun-ah...ini benar kau....” tiba-tiba seorang wanita datang mendekati meja kami dan memanggilku sedikit berseru.
Kami berdua menoleh ke arah sumber suara. Kudapati seorang gadis yang ku kenal sedang tersenyum dan berjalan menuju ke arah ku.
“ Ahh,....benar kau rupanya “ katanya lagi saat sudah sampai di dekat meja kami.
“ uahh....Fany-ah....annyeong...” sapaku masih terkejut dengan keberadaanya disini.
“ aku tak menyangka bisa bertemu denganmu disini... apa kabarmu ??” tanyanya ceria.
“ aku baik-baik saja. Kapan kau kembali dari US ??” tanyaku antusias.
“ beberapa minggu yang lalu “ jawabnya singkat.
Tiffany hwang adalah teman kuliahku semasa di US dulu, kami dekat karena sama-sama berasal dari korea. Dan setelah graduation beberapa tahun lalu, aku belum bertemu dengannya lagi, dan kontak kami pun terputus.
Disaat aku sedang asyik bertukar kabar dengan Tiffany, ponsel Yoona tiba-tiba berdering.
“ maaf... aku permisi dulu “ katanya dan langsung beranjak menjauh dari kami berdua.
Yoona belum juga kembali, sementara aku masih asyik berbincang dengan teman lamaku ini, dan tiba-tiba ponselku berbunyi.
“ Yoboseo.. Yoona odiga ...” jawabku pada Yoona yang meneleponku entah dari mana.
“ Jonghyun-ah Mian.... Yull eonnie meneleponku, mendadak dia membutuhkan bantuanku sekarang, jadi aku pergi dulu, annyeong....” katanya dan langsung menutup teleponnya.
“ Yonn....Yoboseoo...” kataku lagi mencoba memanggilnya tapi ternyata sambungan benar-benar terputus.
“ ada apa dengannya ?? kenapa tiba-tiba diputus begitu saja “ gumamku masih mamandangi ponselku.
“ nuguseo.... apa temanku yang tadi...??” tanya Tiffany penasaran.
“ Nee.. dia berkata ada urusan mendadak, tak biasanya dia begitu, dan dia menutup teleponnya tanpa menunggu jawabanku... aishh...” gerutuku atas sikap Yoona tadi.
“ apa dia kekasihmu... apa mungkin dia cemburu padaku ??” katanya lagi.
Aku langsung mengalihkan pandanganku karena terkejut dengan kata-katanya barusan.
“ dia bukan kekasihku, dan kenapa dia harus cemburu ??” tanyaku bingung.
“ siapa tahu saja.... kau tak akan pernah bisa menebak apa yang sebenarnya seorang gadis rasakan karena mereka sering kali bersikap dan berkata berbanding terbalik dengan apa yang dia rasakan sebenarnya “ jawabnya malah menceramahiku.
“ aigoo... sudahlah... mungkin memang dia benar-benar sedang terburu-buru sekarang” kataku menaikkan pundakku tak peduli.
“ lalu kalau bukan kekasih, siapa dia sebenarnya ??” tanyanya dengan senyum licik penuh selidik.
“ dia agen biro jodohku” jawabku acuh tak acuh.
“ OMO... Maldo andwae.... seorang Lee Jonghyun mengikuti acara seperti itu.... Jinjaa.... Daebakk...” katanya amazing.
“ berhentilah mengejekku Hwang Tiffany...” jawabku kesal.
“hahahhah....” dia hanya terkekeh riang.
Kami berbicara panjang lebar setelahnya melepas rindu. Kami membicarakan banyak hal, sampai waktunya kami bepisah dan kembali ke rumah masing-masing.
YOONA POV
Aku mengangkat telepon dari Yurri eonnie ketika Jonghyun sedang berbicara dengan teman wanitanya tadi. Aku pamit menjauh agar bisa leluasa berbicara.
“ aku akan pergi ke Ilsan, Yoona... kau tak perlu kembali ke kantor nanti, dan kau bisa langsung pulang “ katanya dari seberang sana.
“ nee Eonnie.... hati-hati..” jawabku singkat dan Eonnie memutus sambungan teleponnya.
Ketika aku berniat untuk kembali, aku melihat dua orang tadi mengobrol dengan sangat akrab. Hatiku bergejolak melihatnya, seperti ingin kembali dan tidak, aku tak ingin mengacaukan keakraban mereka dengan keberadaanku disana, disisi lain aku ingin tahu siapa gadis cantik itu dan apa hubunganya dengan jonghyun, di sisi lain lagi aku mungkin tak akan sanggup menyaksikan keakraban mereka dan menjadi seperti orang asing diantara dua orang yang lain.
Jangan tanyakan, aku sendiri tak tahu apa yang aku rasakan saat itu. aku hanya merasa perasaan itu tiba-tiba muncul dan menyerang sistem kerja hatiku. Nafasku tercekat sesaat dan kupu-kupu berterbangan dalam perutku, berputar-putar. Sampai pada aku mengambil keputusan untuk meneleponya dan mengatakan bahwa Yull eonnie tiba-tiba membutuhkan bantuanku, dan aku harus pergi secepatnya. Maafkan aku eonnie, aku tak bermaksud memanfaatkan namamu, aku hanya ingin memberikan alasan kepada Jonghyun yang semasuk akal mungkin, dan untukku dapat menghindar darinya sekarang.
Kerjasamaku tinggal seminggu lagi dengannya, dan setelah kejadian di kafe itu aku sebisa mungkin mengurangi intensitasku saling ber SMS dan Telepon denganya. Aku bahkan tak lagi bertemu dengannya walaupun dia meminta. Dan aku masih berusaha menjadwalkan lagi kencan butannya mungkin ini yang terakhir, meski aku tak yakin karena sepertinya dia telah menemukan gadisnya.
***
Jonghyun POV
Yoona sepertinya menghindar dariku setelah kepergiannya yang mendadak dari kafe beberapa waktu yang lalu. Kamipun juga jarang berkomunikasi sekarang, dan aku pernah memintanya untuk bertemu tapi dia beralasan jika harus bimbingan dengan dosen pendampingnya waktu itu. Dia benar-benar berubah 180 derajat sekarang...
Karena aku tak tahan lagi dengan keadaan ini, aku datangi kantornya suatu hari dan mendapati dia ada disana , dimejanya berkutat dengan berkas-berkas, dia sendiri tak nampak Yuri di mejanya.
Aku masuk dan mendudukan diri di sofa di tengah ruangan itu.
Dia seperti menyadari seseorang masuk ke dalam ruangan, dia mendongakkan kepala menatap terkejut kearahku.
“ apa yang kau lakukan disini..” tanyanya sambil melepas kacamata yang tadi bertengger di hidungnya.
Aku masih tak menjawab dan terus menatapnya, dia berjalan mendekatiku dan mendudukan dirinya di sofa dihadapanku.
“ aku datang karena sepertinya kau menghindariku....” jawabku masih terus mengamati ekspresinya.
“ aku tak merasa melakukannya...” jawabnya dingin.
“ kau melakukannya...” jawabku singkat.
“ Hoksii ?? apa kau cemburu ??” tanyaku datar.
Dia mengerutkan alisnya terkejut dan bingung secara bersamaan.
“ Museun soeriya jigeum.... apa yang kau maksud dengan cemburu ??” tanyanya dengan nada tak terima.
Aku masih terus memandanginya.
“ jika tidak, kenapa kau berubah sejak kejadian aku bertemu dengan fanny di kafe waktu itu ??” tanyaku lagi.
“ dan itu bukan urusanku, dan juga jika aku berubah seperti yang kau katakan tadi itu juga bukan urusanmu, lee jonghyun ssi “ jawabnya masih dingin.
“ itu adalah urusanku, karena kita sedang bekerjasama sekarang “ kataku tajam.
“ Berhentilah bersikap seperti ini, can’t You ??? “ kataku mengingatkannya.
Dia malah memandangku intens sejenak dan kemudian beranjak menuju mejanya dan mengambil sesuatu dari sana, kemudian kembali lagi dan duduk di sofa yang ditiggalkannya tadi.
“ Ini... “ dia menyodorkan selembar foto dihadapanku.
“ini adalah yang terakhir, lusa kau bisa menemuinya, walaupun aku tak yakin kau masih membutuhkannya, kau bisa mengkonfirmasi pertemuanmu secara langsung dengannya, aku sudah menyertakan juga nama dan data pribadinya yang lain” dia meletakkan foto itu bersama sebuah amplop di atas meja.
“ jika tak ada yang kau butuhkan lagi, kau bisa pergi sekarang, aku masih banyak pekerjaan “ dia beranjak dari hadapanku dan kembali kemejanya. Meneruskan pekerjaan yang tadi ditinggalkannya.
Aku menghela nafas berat, aku pandangi dia yang mulai sibuk dengan dunianya sendiri, aku mengalihkan pandanganku pada selembar foto yang diletakkannya dimeja tadi.
Kenapa jadi seperti ini...
Aku kembali menatapnya untuk terakhir kali dan lalu beranjak pergi....
***
Di hari terakhir kencan butaku itu aku memutuskan untuk datang, tapi lagi-lagi hatiku masih tak bisa menerima walaupun gadis dihadapanku ini mempunyai kriteria yang nyaris sempurna seperti yang ku inginkan. Yoon Bora, gadis itu, aku masih tak bisa memutuskan untuk menjadikannya pasanganku.
15 mei 2014
Akhrinya harapanku untuk mendapatkan pasangan dari acara blind date dari biro jodoh milik Yoona tak membuahkan hasil. Dan hari ini adalah hari perayaan ulangtahunku, keluargaku sudah menyiapkan semuanya dengan baik, mereka menyulap ballroom hotel berbintang menjadi tempat pesta ulang tahun yang mewah. Mereka juga sudah mengundang kolega dan semua teman dekat. Dan aku hanya bisa menurut dengan semua rencana yang mereka siapkan. Dan juga rencana perkenalan itu juga. Sementara aku akan mengikuti saja, melakukan seperti apa yang Appa inginkan, selanjutnya akan aku pikirkan lagi nanti, akan menerima atau menolaknya.
Hari ini aku bertemu lagi dengan Yoona di kafe pertama kali kami makan siang bersama. Beberapa hari belakangan ini dia masih saja menghindariku, dan itu sempat membuatku frustasi. Beruntung dia bersedia untuk menemuiku hari ini, mungkin untuk mengucapkan salam perpisahan.
“ jadi yang terakhir itu juga masih tak memenuhi kriteria yang kau inginkan ??” tanyanya setelah kami menghabiskan makan siang kami masing-masing.
“ begitulah...” jawabku singkat.
“ Hmm.... baiklah, walaupun begitu aku harap aku telah mengusahakan yang terbaik untuk membantumu menemukan pasanganmu “ katanya kalem.
“ dan hari ini kerjasama kita telah berakhir, senang bekerjasama denganmu “ katanya lagi.
Aku hanya memandanginya dan tak menjawab apapun. Aku sedang memikirkan sesuatu saat ini.
“ apakah kau mendengarkanku...??” tanyanya sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku, ketika aku tak juga merespon kata-katanya.
“ itu berarti hubungan kita bukan agen dan klien lagi, bukan ??” tanyaku tiba-tiba. Dia langsung mengerutkan keningnya bingung.
“ apa maksud mu ??” tanyanya langsung.
“ Iyaa... jadi kita sekarang murni teman , bukan ??” Tanyaku lagi.
Dia masih tak menjawab dan tetap memandangiku bingung.
“ tak masalah kan jika aku meminta bantuan mu sebagai seorang teman ??” aku masih terus bertanya padanya.
Dia sempat berpikir sejenak dan ekspresinya langsung berubah drastis.
“ andwae... hentikan pikiran itu... aku tak akan melakukannya ...” katanya tajam.
Sepertinya dia tahu apa yang aku pikirkan setelah melihat senyumku yang misterius.
“ ahh... wae??... kenapa tidak ??” tanyaku lagi.
Aku cukup amazing dia mampu membaca pikiranku dengan baik.
“ jangan pernah libatkan aku dalam hal-hal semacam itu, lagi pula kita baru saja mengenal beberapa minggu lalu, jadi tak ada alasan untukku membantu orang yang tak ku kenal dengan baik dalam masalah serumit ini, aku tak ingin repot “ tolaknya terang-terangan.
“ yah... apa kau tak merasa kasihan padaku ??” tanyaku memelas.
“ Tidak” jawabnya cepat
“ ahhh....Jeball...ohh” pintaku lagi.
“ andwae... shireo...” ucapnya tegas.
“ Ok... jika itu pilihanmu...” aku sudah kehilangan akal, ketika sebuah pikiran melintas di otakku , aku langsung berdiri setelah itu.
Dia sepertinya membaca apa yang selanjutnya akan aku lakukan, terlihat dari ekspresinya yang mulai khawatir.
Aku baru saja berteman dengannya satu bulan ini, tapi dia selalu bisa mengerti jalan pikiranku seperti kita telah berteman lama.
Aku berjalan ke arahnya dan menarik tangannya untuk berdiri, dia berusaha menghindar dan menarik tangannya kembali.
“ jangan memaksaku...” katanya sedikit berseru.
Beberapa orang yang juga berada di kafe itu mulai memandang ke arah kami dengan wajah penasaran.
“ menurutlah...” kataku tajam. Aku sudah tak punya cara lain untuk memintanya membantuku, satu-satunya cara adalah dengan memaksanya.
“ andwae.... shireo...” serunya lagi, membuat orang-orang semakin penasaran.
“ berhentilah berteriak, orang-orang mulai melihat ke arah kita, jika tidak aku akan ....... “ ancamku padanya.
“ wae ?? apa yang ingin kau lakukan ?? ” tantangnya padaku.
Aku menyunggingkan senyum licik, aku tahu dia hanya mencoba menggertakku, karena kulihat wajahnya semakin cemas ketika mendengar aku mengatakan hal itu.
Tanpa kata-kata aku mendekatkan wajahku berlahan-lahan ke arahnya sambil terus memandang mata dan bibirnya bergantian. Dia menggigiti bibirnya semakin cemas. Ketika jarak kami hanya tinggal beberapa inchi saja dia melepaskan nafas yang sejak tadi di tahannya dan menghembuskannya berat.
“ baiklah....” katanya menghentikan apapun yang akan aku lakukan padanya.
Aku kembali tersenyum licik, aku sudah tahu ini akan terjadi.
“ baguslah kalau begitu “ setelah itu aku menarik tangannya untuk keluar kafe dan menuju mobilku.
Selanjutnya yang kami lakukan adalah pergi menuju sebuah butik dan salon langganan Seohyun, aku tahu itu karena aku pernah beberapa kali mengantarnya kesana, walaupun aku selalu menggerutu di masa lalu, tak kusangka itu akan berguna di saat ini.
Selama perjalanan tak ada yang berbicara sedikitpun, kami hanya diam menikmati suasana sore yang beranjak senja. Dia memandang ke luar jendela dengan tenang tapi muram, seperti sedang memikirkan sesuatu yang cukup rumit.
Setelah sampai aku langsung meminta mereka memilihkan baju dan make up yang cocok untuk di kenakan Yoona dalam pesta ku nanti. Hal itu membutuhkan waktu yang cukup lama juga , urusan wanita memang selalu lebih rumit, rupanya.
Sementara menunggu, aku juga mempersiapkan diriku sendiri, aku menggenakan tuxedo simple yang telah disiapkan oleh Eomma. Aku memilih ini karena merupakan yang paling simple dari yang lainnya.
Sekarang sudah pukul 6.30, pesta akan digelar sekitar jam 7 malam ini. Teman-temanku banyak yang memberikan selamat ulang tahun padaku melalui pesan singkat dan chat. Mereka juga mengkonfirmasi akan datang ke pestaku hari ini. Aku masih sibuk dengan ponselku ketika seseorang menyerukan sesuatu.
“ Tuan Lee Jonghyun, pasangan anda sudah siap “ katanya setelah menyibakan sebuah korden besar di sudut ruangan.
Aku langsung mengalihkan pandanganku ke arah sumber suara. Detik berikutnya aku tercekat seketika.
What a Beautiful!! Wanita ini memang cantik, tapi tak kusangka kecantikannya menjadi berkali lipat ketika mengenakan gaun dan makeup seperti itu, di tambah rambutnya yang digerai dan dibuat berombak. Padanan yang Sangat sempurna.
Seseorang di samping Yoona yang tadi berseru padaku itu berdehem ketika melihatku tak juga bergerak atau mengatakan sesuatu.
“ pasangan anda sangat cantik sekali bukan??” katanya sambil tersenyum geli karena diamku.
“ ah... Nnee” jawabku cepat. Dan aku kemudian menghampiri mereka.
“ gamsahamnida “ ucapku padanya lagi. Dia mengangguk singkat masih dengan senyum tersungging di wajahnya, lalu pergi meninggalkan kami berdua.
“ tak begitu buruk...” komentarku....BOHONG, jelas dia begitu luar biasa.
“ apanya ??... ini bahkan lebih dari buruk...” gerutunya dan membuat gestur cemberut pada wajahnya.
“ apa kau tak menyukai gaunnya ??” tanyaku bingung. Kupikir dia merasa tak nyaman menggunakan pakaian seperti ini.
“ ani... keadaanya yang sangat buruk “ jawabnya kesal.
“ ahh.. tenanglah, ini akan berakhir secepatnya, kau hanya perlu hadir dan tak perlu berbicara apapun, aku yang akan mengatasi semuannya” kataku menenangkan. Dan  sepertinya rasa khawatirnya mulai sedikit menghilang setelah itu.
“ jangan pernah tinggalkan aku sendiri nanti, aku bahkan tak mengenal siapa mereka semua yang ada di pesta itu, aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani membuat keadaanku menjadi lebih buruk lagi “ ancamnya dengan tatapan tajam.
“ aihh... michiguene Jinja....” gerutunya lagi.
“ aku tak akan meninggalkanmu, sedetikpun “ kataku akhirnya.
Aku meraih tanganya lembut dan menuntunnya keluar butik.

Dia menarik nafas berkali-kali ketika kami akan memasuki gedung  tempat dilaksanakannya pesta itu, aku hanya memandanginya dan menunggu dengan sabar. Dia beberapa kali meremas lenganku yang dilingkari oleh tangannya. Dan menahanku untuk tak beranjak sedikitpun. Aku tahu dia begitu gugup sekarang, jadi aku membiarkannya.
Kami memasuki tempat acara dengan langkah dibuat setenang mungkin, Yoona juga sudah mulai tampak rileks, walau masih mencengkeram lenganku kuat.
Semua mata tertuju pada kami ketika kami baru saja melewati pintu masuk. Tentu saja karena aku adalah Birthday Boy disini, tapi mungkin juga karena penampilan kami yang tampak sangat serasi sekali. Setelan jas hitamku yang elegan dan gaun panjang krem kecoklatan yang dikenakan Yoona terlihat begitu menyatu. Dan aku tahu kecemasan Yoona kembali menyerangnya karena tatapan mereka. Aku mengelus telapak tangannya di lenganku yang tautannya semakin megerat, dia memalingkan wajah ke arahku dan ku berikan senyuman menenangkan untuknya. Aku ingin mengatakan padanya lewat senyuman itu kalau semua pasti akan baik-baik saja. Dan sepertinya dia tahu itu.
yjyjjy_副本.jpg
Akhirnya, kami sampai di tempat dimana orang tuaku sedang berdiri bersama beberapa koleganya. Sejak awal mereka juga sudah memperhatikan kedatangan kami.
“ Appa... Eomma..” panggilku pada keduanya.
“ ohh,....Jongie ....waseo...” jawab Eomma sambil tersenyum senang.
Mereka memandangi seseorang di sampingku dengan intens, dan melihat itu Yoona langsung menundukan kepalanya memberi hormat.
“ Appa... Eomma...kenalkan ini Yoona...” kataku pada mereka yang seolah-olah sudah sangat menunggu untuk ku kenalkan pada perempuan disampingku ini.
“ annyeonghaseo Im Yoona Imnida “ Yoona memperkenalkan diri dan menunduk sekali lagi.
Mereka masih memandangi Yoona, membuatnya mengeratkan tautan tangan kami lagi. Aku memandangi mereka menyelidik, mereka balik menatapku seperti meminta penjelasan.
“ dia kekasihku” jelasku kemudian, seperti mengetahui pertanyaan yang tak mereka sampaikan.
“ ahh... jadi kau kekasih Jongie....” kata Appa kemudian lalu mengulurkan tangannya menjabat tangan Yoona yang tak tertaut denganku.
“ kami adalah Orang Tua jongie “  katanya lagi.
“ oohhh.... yeppeuda....” puji eomma dan kemudian menarik Yoona dalam pelukannya. Melepas ikatan kami. Kemudian menggenggam kedua tanggannya.
“ apa kalian sudah lama menjadi sepasang kekasih, kenapa kau tak pernah mengenalkan gadis secantik ini pada kami “ kata eomma lagi sambil menepuk lenganku ringan dan terkekeh senang.
“ Nnee...” jawabku sekenannya.
Kami sempat mengobrol sebentar setelah itu, sepertinya mereka menyukai Yoona terlihat dari bagaimana mereka begitu memuji Yoona dan bersikap baik kepadanya.
Kami berpisah karena Appa harus menemui koleganya yang lain. Setelahnya kami menuju ke arah meja makanan yan berjajar di sebelah kiri. Dia menghembuskan nafasnya berat ketika kami sampai. Aku semakin merasa buruk melihat ekspresinya sekarang.
“ gwaenchana...?? “ tanyaku khawatir.
“ semakin buruk...” jawabnya singkat. Dan aku langsung tahu maksudnya.
“ miahnae....” maafku padanya. Aku tak tahu ini akan menjadi begini sulit untuknya.
Dia tak merespon apapun, dia mengambil gelas wine di meja dan menegaknya seketika.
“ Yoona... aku akan pergi sebentar, tunggulah disini “ kataku tiba-tiba, aku sedang ingat ingin melakukan sesuatu.
Dia menatap protes kearahku dengan tajam. Seakan tak bisa menerima kata-kata ku barusan.
“ aku akan segera kembali “ janjiku padanya. Dia hanya menghembuskan nafasnya berat sebagai responnya.
Aku mengusap lengannya ringan sebelum beranjak pergi.
***
Yoona POV
Oh...lihatlah dia... sedetikpun katanya...
Tak hanya sedetik, sekarang, Dia bahkan akan meninggalkan ku tak tahu kemana dan tak tahu berapa lama. Dia mengingkari janjinya, benar-benar tak bisa dipercaya. hfft
Aku meneguk lagi gelas wine ku yang kedua. Aku berdiri sendiri di ujung meja itu. aku sama sekali tak mengenal semua orang-orang ditempat ini, aku benar-benar merasa terasing sekarang. Aku harap keadaanya tak akan semakin memburuk setelah apa yang orangtua Jonghyun tadi lakukan padaku.
Semua ini menjadi semakin rumit seperti apa yang sudah aku fikirkan sejak awal, ternyata firasatku benar. Bukan karena penolakan Orangtua Jonghyun terhadapku yang aku khawatirkan, aku justru mengharapkannya, tapi akan lain halnya jika yang mereka lakukan adalah menerimaku begitu hangat dan terbuka. Aku tahu ini tak akan berakhir seperti apa yang kami rencanakan.
“ eonnie....” seseorang gadis memanggil dengan nada ragu tapi tetap terdengar indah.
Aku menoleh kearah sumber suara, meski aku tak tahu dia sedang memanggilku atau memanggil orang lain di ruangan ini.
“ ahh... ternyata benar ini kau eonnie.... uahh Yeppeuda....” seorang gadis mendekatiku bersama seorang pria disampingnya. Dia tampak sangat cantik dan ceria.
Aku cukup terkejut melihatnya disini, kebetulan apa lagi ini. Dia langsung memelukku ketika sampai dihadapanku.
“ oh,... Seohyun-ah...” ucapku kemudian dan membalas pelukannya.
“ Ohh eonnie.... wae yoghi isseo ?? kenapa kau ada disini...??” tanyanya setelah melepas pelukannya.
“ Yoona –yah...” tiba-tiba seseorang memanggil namaku dari arah belakang.
Kami semua menoleh ke arah sumber suara yang semakin mendekat.
“ Eohh,... Oppa... kau mengenal Yoona eonnie ??” tanya Seo pada Jonghyun, orang yang memanggilku tadi. OMO....jangan bilang kalau ..... aku bahkan tak sanggup untuk menafsirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
“ Eonnie....??” tanya Jonghyun mengulang kata-kata yang di gunakan Seo untuk memanggilku, dia tampak bingung.
“ Nee.... dia Eonnie yang aku kenal, dia sunbaeku di club theater di kampus “ jelas Seo kemudian.
“ Kau mengenalnya Jong..??” tanya seseorang di samping Seo itu pada Jonghyun yang sepertinya juga penasaran.
“ Nee.... dia kekasihku...” jawabnya sedikit ragu.
“ MWOO??? JINJAA....??? “ keduanya berseru kaget. Beberapa orang yang mendengar langsung memadang ke arah kami penasaran.
Seo langsung mengalihkan pandangannya kembali padaku. Aku menanti reaksinya dengan cemas.
Tiba-tiba saja dia langsung memelukku lagi semakin erat kali ini sambil mengguncang tubuhku ringan, bergerak-gerak bersamanya.
“ Eohh eonnie... aku tak menyangka kau adalah kekasih kakakku, aku senang sekali.... taukah kau, aku sudah menyukaimu sejak pertama kali mengenalmu.... aku tak percaya kau akan menjadi kakak iparku sekarang.” Katanya bersemangat di sela-sela pelukannya.
“ aku sudah mempunyai firasat saat aku pernah melihatmu dengan Jong Oppa beberapa waktu lalu.... wahh,,, jeongmal haengbokae ”
Aku menatap Jonghyun lemas, dan dia menatap Seohyun dengan pandangan terkejut tak terjelaskan. Sementara pria yang sepertinya kekasih Seohyun itu menepuk-nepuk pundak Jonghyun dan menyunggingkan senyum senang. Sikap kedua orang itu sangat kontras sekali dengan apa yang aku dan Jonghyun rasakan saat ini.
Dan firasatku benar, Seohyun adalah adik kandung Jonghyun. Aku sempat teringat sesuatu ketika melihat wajah Eomma Jonghyun yang menurutku cukup familiar untukku, dan terbukti ketika aku bertemu Seohyun disini tadi, mereka sangat mirip satu sama lain, mereka semua adalah keluarga rupannya.
Dan lihatlah bagaimana sikap Seohyun terhadapku, dan apa itu tadi, ‘ kakak ipar’ apanya ??, dia sudah berfikir sejauh itu mengenai hubunganku dengan Jonghyun yang hanya pura-pura ini. Aku fikir Belum habis nafasku mengucap doa agar semua ini tak menjadi semakin rumit tadi, tapi sekarang aku bahkan sudah tak tahu dimana jalan keluar agar aku bisa terbebas dari ini semua . Ini bahkan lebih dari rumit. Fikirku.

Setelah kejadian beruntun yang tak terduga tadi terjadi sekarang suasana kembali terkendali. Setelah acara puncak potong kue oleh Birthday Boy, Jonghyun kemudian mengenalkan aku pada teman-temannya yang lain, Jung Yonghwa yang merupakan kekasih Seohyun tadi, Kang Minhyuk, Lee jungshin, Cho kyukhyun, dll. Aku merasa canggung berada di sekitar mereka, apalagi mereka sempat menggoda kami berdua habis-habisan, aku benar-benar ingin enyah saat itu juga dari tempat ini, kemanapun asalkan bukan disini lagi, memalukan sekali.
Aku pamit pada Jonghyun untuk ke toilet, dan aku memisahkan diriku dengan mereka setelah itu. saat berjalan menuju ke arah toilet, tiba-tiba ponselku berdering. Aku langsung meraihnya, dan nama Yurii Eonnie terpampang pada layarnya.
“ Yoboseo...” sapaku sambil membuka pintu toilet di hadapanku.
“ Yahh!! Yoong.... odiga...?? aku mencarimu dari tadi ??” dia langsung mengomeliku seketika itu juga.
“ Oh mian eonnie....aku sedang ada dipesta sekarang.....” jawabku sedikit merasa bersalah.
“ pesta.... pesta siapa ??” tanyanya penasaran.
“ Jonghyun...” jawabku singkat. Sedikit malas.
“ Jonghyun.... Lee Jonghyun maksudmu...” tanyanya terkejut.
“ Nee...aku ada urusan dengannya jadi aku datang...” aku menjelaskan keadaan sebenarnya yang mungkin akan ditanyakan oleh Yull eonnie selanjutnya.
“ urusan apa.... bukankah sudah berakhir....” kebingungannya tak juga mereda malah semakin bertambah.
“ ini malah semakin rumit.... karena dia tak mendapatkan pasangan ketika mengikuti acara blind date di kantor kita..... dia sekarang malah memintaku menjadi pasanganya ..... kekasih palsunya....” kataku sambil menghembuskan nafas berat. Kembali membayangkan keadaan yang begitu rumit ini.
“ MWO.... Kekasih palsu.... bagaimana bisa....???” dia berseru keras sekali, membuatku harus menjauhkan ponsel dari telingaku sejenak.
“ aku akan menceritakan semuanya padamu nanti.... aku belum tahu harus memulainya dari mana, aku masih bingung sekarang....” jawabku lemas.
“ arraseo....tapi janji kau akan menceritakan semuanya... sedetail-detailnya.... harus....” perintahnya tajam.
“ hmmm...Annyeong eonnie...” gumamku lirih dan menutup teleponnya. Aku kembali menghembuskan nafasku berat.

Yang tak Yoona ketahui, seseorang ternyata telah mendengar percakapannya dengan Yurii beberapa saat lalu. Senyum orang itu mengembang sempurna seiring rencana-rencana yang mengalir deras dalam fikirannya. Kemudian ia langsung beranjak pergi sebelum Yoona keluar dari toilet itu, berjalan cepat agar tak terlihat.

Acara berakhir hampir tengah malam. Mereka semua tampak senang dan menikmati pesta ini dengan nyaman. Dan satu per satu mereka membubarkan diri dari ballroom ini setelah memberikan selamat pada Jonghyun lagi untuk terakhir kalinya hari ini.
Semua keluarga Jonghyun berkumpul menjelang berakhirnya pesta ini untuk memberikan ucapan terimakasih kepada semua teman dan kolega yang telah hadir disana.

“ Appa Eomma... aku akan pergi dulu, aku harus mengantarkan Yoona pulang ke apartment nya..” pamitnya pada kedua orang tuannya ketika semua undangan telah membubarkan diri.
“ ohh.... Wae..?? kenapa Yoona eonnie tak menginap saja dirumah..” tiba-tiba Seo menyeletuk riang, membuat jantungku hampir melonjat keluar.
“ Ahh... majayoo,....Yoona bisa menginap di rumah hari ini, jika dia tak keberatan..” kata Eommanya menyetujui.
Aku langsung pucat mendengarnya. Kenapa jadi begini. Ide gila macam apa itu.
“ ah... Yoona pasti masih tak nyaman karena baru mengenal kalian semua, jangan memaksanya ...” bela Jonghyun. Perasaanku sedikit membaik karenanya.
“ Ahh... Oppa.... Wae...?? aku sudah lama mengenal Yoona eonnie....” rengek Seo masih juga tak mau menyerah.
“ kau tak keberatan kan Eonnie...” dia beralih  memelas padaku. Apa yang harus kulakukan, dia terlalu imut untuk diabaikan. Aku tersenyum lemah kearahnya.
“ Seo jangan memaksanya...” Jonghyun memperingatkan adiknya.
“ Eonnie Ottae ??” tanyanya lagi tak menghiraukan peringatan Jonghyun padanya.
“ N..Nee..” jawab ku lemah. Aku tak sanggup jika harus menolaknya karena wajahnya saat itu terlihat begitu memelas.
“ Yee.... assa...” serunya senang.
Semua orang menatapnya sambil tersenyum geli melihat tingkahnya yang kekanak-kanakan. Jonghyun mengalihkan pandanganya padaku untuk mengecek kondisiku, mungkin. Aku balas menatapnya pasrah, dan dia menggumamkan maaf tanpa suara.

Kami pulang ke kediaman keluarga Lee di kawasan cukup elite di kota ini. Rumah yang besar, mewah dan asri. Seohyun meminjamkan aku pakaian kasual untuk menggantikan gaunku yang tak mungkin bisa ku gunakan untuk tidur malam ini, walaupun aku tak yakin jika aku bisa tertidur nanti. Setelah melewati perdebatan panjang, lagi, akhirnya Seohyun membiarkan aku untuk menghuni kamar tamu daripada harus tidur bersamanya, tentu saja dengan bantuan Jonghyun, bukan aku tak menyukai Seohyun, dia adalah gadis yang baik dan ceria sejak pertama kali aku mengenalnya, bahkan kami juga cukup dekat, aku hanya tak ingin dia melihat kondisiku yang sedang galau dan dipenuhi pikiran rumit sejak sore tadi. Bahkan mungkin malam ini aku tak bisa tidur, jadi aku tak ingin mengganggunya karena keberadaanku, sepertinya dia sangat lelah sekali hari ini, seperti yang lainnya. Sepertinya Jonghyun tahu apa yang aku pikirkan, jadi dia membelaku untuk tak tidur sekamar dengan Seo malam ini.

Malam hampir beranjak pagi tapi aku belum juga terlelap, tepat seperti dugaanku. Aku berjalan keluar kamar dan menuju ke arah halaman belakang dan mendudukan diri di sebuah kursi kayu panjang. Aku memandangi langit malam bertabur bintang di atas sana. Sungguh indah, tak pernah aku melihat bintang tercecer begitu banyak di langit seperti hari ini, atau karena aku memang jarang memperhatikan ini sebelumnya. Aku menghembuskan nafasku pelan berharap rumitnya pikiranku akan menguap bersamanya.
“ kau tak tidur...??” seseorang mendekatiku dari arah belakang. Tanpa melihat pun Aku tahu siapa dia, tapi aku tetap menoleh untuk memastikannya.
“ kau juga...??” tanyaku balik. Dia kemudian mendudukan dirinya disampingku.
“ Hmm...” gumamnya lirih.
“ Mian....” katanya tiba-tiba tanpa menatapku. Tatapannya sedang tertuju pada langit diatas sana.
Aku tak menjawab, hanya menolehkan kepalaku padanya. Menatapnya beberapa saat.
“ aku tak tahu jika akan menjadi serumit ini “ katanya lagi.
Aku mengalihkan pandanganku dan kembali menatap langit.
“ Ottokae...??? bagaimana sekarang ??” tanyaku lemah. Aku sangat bingung. Aku telah berfikir Semalaman tapi tak juga menemukan solusinya.
“ Naen Molla...” ucapnya pasrah.
Aku tak merespon. Kami berdua diam dan masih terus memandang ke arah langit. Kusandarkan kepalaku pada bahu bidangnya. Dia membiarkanku dan malah merengkuh pundakku, seperti ingin melindungiku. Setelahnya aku tak tahu apa-apa lagi. Mungkin aku ketiduran disana, yang aku tahu, pagi ini aku sudah terbangun di kamar ku, dikamar tamu keluarga Lee.
Pagi ini kami sarapan bersama sebelum Jonghyun mengantarkanku pulang. Obrolan di meja makan pagi ini sangat ringan dan penuh canda tawa. Aku merindukan saat-saat seperti ini, berkumpul bersama keluarga, Orangtuaku tinggal di Jepang karena pekerjaan mereka, maka aku menjadi jarang sekali bertemu dengan mereka. Dan saat ini melihat mereka , ini seperti sedang menghapus sedikit rasa rinduku pada kedua orang tuaku, tak ayal perasaan kacauku sejak semalam sedikit lebih baik sekarang.

Jonghyun mengantarkanku kembali ke Apartmen sebelum dia pergi ke kantor. Eomma dan Seohyun melepasku dengan senyuman dan mereka meminta aku untuk sering-sering berkunjung kesana , sebelum aku meninggalkan rumah itu pagi tadi. Kami menyusuri sepanjang jalan menuju apartmen dalam diam, dia terfokus pada kegiatannya menyetir sementara aku sibuk mengedakan pandangan keluar jendela. Benar-benar sunyi.
Tak beberapa lama kemudian kami sampai di basement apartmenku.
Jonghyun POV
Yoona langsung turun begitu kami sampai di basement apartment nya. Dia membawa paper bag berisi gaunnya tadi malam dan kemudian membuka pintu mobil. Beranjak keluar.
Aku masih tak melakukan apapun, atau berkata apapun. Sebenarnya aku sedang memikirkan sesuatu sekarang.
Aku memutuskan beranjak dan mengikuti Yoona keluar mobil setelah itu.
“ Yoonaa...” panggilku ketika dia akan berjalan menuju lift, dia berjalan sangat lemah sekali.
Dia berhenti dan menoleh padaku, tatapannya bingung.
Aku mendekatinya dan berdiri di hadapannya. Tanpa berkata apa-apa lagi,Detik berikutnya aku menariknya dalam pelukanku. aku tak tahu kenapa, aku hanya ingin melakukannya saja. Yoona terlihat terkejut tapi juga tak mendorong tubuhku menjauh.
“ Mianhae Yoona...” maafku lagi padanya. Aku merasa buruk telah membuatnya kehilangan semangat sejak semalam.
Dia tak merespon kata-kataku juga pelukanku.
“ Aku tak menyangka semua akan menjadi serumit ini ...” kataku lagi.
“ jeongmal mianhae.... aku berjanji akan mengatasi masalah ini secepatnya, agar kau tak semakin jauh terlibat....” aku masih mendominasi percakapan ini dengan kata-kata penyesalanku.
“ bisakah kau menunggu sebentar saja...” Pintaku akhirnya.
Dia masih tak mengeluarkan kata-kata apapun dia hanya menganggukan kepalannya sebagai respon atas permintaanku. Aku memperdalam pelukanku, membenamkan wajaku ke puncak rambutnya yang lembut dan wangi, menyerap baunya memenuhi rongga hidunggku, dan mengusap ringan bagian belakang kepalanya dengan lembut.

Maafkan  aku Yoona, aku tak bermaksud membuatmu terlibat dalam masalah denganku yang sekarang menjadi semakin rumit ini. Aku pikir semua akan berakhir seiring dengan malam yang juga berakhir kemarin. Aku menjadi merasa menyesal dan buruk terhadapmu, tapi malam tadi ketika aku memikirkannya lagi, sekeping rasa bahagia juga menyelinap dalam benakku. Aku senang orang yang bersama ku, berada di sampingku, di hari ulang tahunku itu adalah dirimu, Yoona. Orang yang Menjadi kekasiku, walaupun hanya pura-pura. Ini bisa disebut sebagai hadiah mungkin, Priceless Gift. biarkan aku merasakannya walau hanya sementara. Dan aku janji, akan mengatasi masalah ini secepatnya, Bersabarlah... bertahanlah disampingku untuk beberapa saat... setidaknya sampai aku menemukan jalan keluar untuk kita.

Aku melepaskan pelukan ku setelah bertahan beberapa saat. Ku pandang lagi matanya yang sayu.
“ masuklah Yoona.... dan beristirahatlah... aku tahu kau tak tidur semalaman, kau pasti lelah “ kataku lembut sambil tetap memegang kedua pundaknya.
Dia hanya menganggukan kepalanya lemas sebagai respon atas kata-kataku.
“ aku masuk dulu...” katanya pada akhirnya.
 Dia menyempatkan memberikan seulas senyum padaku sebelum akhirnya berbalik dan berjalan memasuki gedung apartmentnya.
Aku terus memandangi punggungnya menjauh sampai tertelan di balik tembok bangunan, baru kemudian aku beranjak ke arah mobilku dan kemudian melaju pergi dari sana.

TBC
 Wait the next story in May, 30th ..... Gomawo...
For Admin : kalau bisa di publish tanggal 15 mei yawh min, soalnya kan ini ff birthday project, biar klop aja sama event nya ..... Gomawoyo....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar